Maaf banget kalau ada typo, ya, gak sempet revisi ulang 🙏🏻
Oke,
H A P P Y
R E A D I N G !✨
“Aresh, si manusia titisan Lucifer, yang enggak bisa aku tebak jalan pikirannya.”
—Nada
✨
Di dalam sebuah mobil sedan mewah bercat hitam mengkilap itu, seorang gadis memandang jalanan pagi di hari Sabtu ini dengan senyuman lugu. Terkadang, kepala dan tungkainya bergerak, mengikuti alunan lagu yang terputar. Sementara mulutnya bergumam menyanyikan bait lirik yang dihapalnya di luar kepala.
Kala si manik bertemu gapura berwarna abu bertulisan SMA GUSTAV, barulah semua kegiatannya terhenti. Kemudian menuruni mobil, usai mengucap terima kasih pada sang supir karena telah mengantarnya ke sekolah dengan selamat.
Dengan balutan outfit kasual, sepatu kets putih, dan tas selempang kopi susu, Nada berjalan menyusuri pelataran, hingga kedua netra itu tak sengaja bertemu dengan figur seseorang yang sudah tak asing lagi.
Tungkainya lantas bergerak semakin cepat, mendekati sebuah raga yang masih tak menyadari kehadirannya.
Sedikit melompat, kedua tangan Nada lalu menepuk pundak orang itu cukup keras. "Dor! Pagi, Aresh!"
"Sh*t!" umpat Aresh spontan, yang benar-benar terkejut, dan hampir menjatuhkan ponsel enam incinya yang berada di genggaman.
"Lo enggak lihat gue lagi pegang hape? Kalo jatuh lo harus ganti yang sama persis!" bentak Aresh, jantungnya masih berdebar hebat akibat ulah jahil Nada.
Nada menyengir, lalu merogoh tas selempang miliknya, di mana sang ponsel tengah bersemayam di sana. Kemudian, dengan tampang polos, ia mengulurkan ponselnya yang merupakan keluaran terbaru itu pada Aresh.
"Nih, ambil aja."
Aresh menatap ponsel Nada dengan tampang jenuh. Dan kembali menatap wajah sang empu, sebelum decakan kecil keluar dari bibirnya yang merah.
"Kak Juna kemarin habis beli ponsel baru, rencananya mau buat baby Ion, tapi kak Raya yang tahu hal itu, langsung marah, bilangnya, masa anak bayi di kasih hape? Ada-ada aja kamu! Karena itu hapenya buat aku." Nada berucap sambil memeragakan bagaimana Raya berucap kala itu.
Aresh mengantongi hapenya ke dalam saku celana hitam yang tengah dipakainya, lalu menatap Nada dengan tangan bersedekap. "Siapa?"
"Kakak pertama aku, Kak Juna."
Kepala Aresh maju, mendekat pada telinga Nada, "yang nanya!"
Usai berkata demikian, Aresh mengambil langkah menjauhi Nada, yang terdiam dengan posisi tangan tidak berubah.
Mengerjap begitu tersadar, Nada segera memasukkan ponsel itu kembali pada tas, kemudian berlari menyusul Aresh yang sudah sampai di lobi.
"Aresh, tungguin aku!"
Mendengar seruan itu, bukannya berhenti, Aresh malah kian mempercepat langkahnya, hingga tak sadar ia sudah berlari, dan kembali melambatkan tempo jalannya kala ruang OSIS sudah berada di jangkauan mata.
"Kenapa ngos-ngosan, Resh? Habis dikejar setan?" canda Brian, yang telah datang lebih awal bersama Arsya dan Fika.
Sambil mengatur napas, Aresh menggeleng. "Lebih dari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Novela Juvenil#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...