✨ firefly | 45

25K 3.9K 1K
                                        

Tarik Sissss 💃🏻💃🏻💃🏻

😀

Oke,

Oke,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ukuran kita ini enggak ada apa-apanya di alam semesta. Tapi kenapa kamu bisa begitu sombong hanya karena kamu seorang manusia yang dibekali sedikit harta?"

- Nada

Aresh menatap sang bunda dan Rasha yang tengah kompak menopang dagu di meja makan, dengan kening mengernyit.

Ibu dan anak perempuannya itu terlihat sinkron di mata Aresh. Dari mulai posisi kedua tangan yang membungkus dagu, wajah yang memberengut lesu, juga helaan napas yang keluar tanpa ragu.

"Kalian baik-baik aja?" Aresh duduk di hadapan mereka, sambil menarik gelas dan mengisinya dengan air putih.

Lagi, mereka menggelengkan kepala seolah tengah melakukan sinkronisasi satu sama lain.

"Lo kenapa, Sha? Ditolak Rian?"

Mendengar nama Rian disebutkan, Rasha pun melototkan mata pada sang adik kembar. "Diem lo!"

"Biasa aja, kali. Gue kan cuman tanya."

Rasha melepas topangan, dan menggantikannya dengan menelungkupkan kepala, di lipatan kedua tangan di atas meja.

Areah melirik sebentar pada sang bunda, yang masih mempertahankan lamunan di sana, sebelum menoleh kembali pada Rasha.

"Jadi bener karena Rian? Terus, lo berantem, gitu, sama tuh anak?"

Kepala Rasha mengangguk, lalu menggeleng dalam jeda satu detik, dan menengadah tak lama setelahnya. "Gue enggak berantem. Karena tuh anak sifatnya terlalu lembut. Hampir enggak bisa marah, malah. Jadi kalau berantem, kemungkinannya sekitar ... 0,2%-an."

Aresh meminum air putih itu dalam tiga kali teguk, sebelum kepalanya bergerak manggut-manggut. "Terus kalau enggak berantem?"

Gadis bernama lengkap Katerin Arasha Haditama itu menghela napas berat, sementara kejadian kemarin yang tak senagaja dilihat, malah terlintas seolah tengah mengejek dirinya.

"Ya, gitulah pokoknya."

"Ya gitu gimana? Lo belum cerita, Pir."

Tatapan Rasha mendatar, "nama gue Arasha, bukan Pir. Lagian, apaan tuh Pir? Buah?"

Aresh menggeleng, "lampir," koreksinya.

"Minim adab, emang."

Aresh mengangkat turunkan bahunya sekali, lalu menarik sebuah toples berisi kacang mete dan mencomotnya satu per satu, sebelum kembali menatap Rasha. "Jadi, intinya lo berdua kenapa?"

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang