✨ firefly | 10

44.9K 5.4K 1.2K
                                        

Sesekali up pagi hehe 😚

h a p p y
r e a d i n g ! 📖🌈

“Lo selain punya tingkah bego pangkat kubik, ternyata juga punya jiwa kepo yang enggak kalah gede pangkatnya.”

Aresh

Dalam balutan seragam khas SMA GUSTAV, Aresh yang sedang mengamati naiknya grafik saham miliknya di ruangan OSIS, begitu terlihat tenang bagai air.

Semenjak sang ayah koma, Aresh bertekad untuk memulai usahanya sejak dini. Bermula dari mencari peluang dengan bertanya pada sang bunda, membeli saham kecil-kecilan dengan uang tabungan, dan menginvestasikan sebagian sahamnya yang mulai merangkak naik pada perusahaan milik Ethan, salah satu mahasiswa, juga temannya yang sama-sama memiliki kegemaran pada balapan touring.

Tidak mudah bagi Aresh untuk membagi kesibukkan SMA dan dunia bisnis yang tengah ia coba tekuni perlahan-lahan. Terlebih, ia memiliki jabatan penting berupa ketua OSIS, di dalam sebuah gedung luas bernamakan SMA GUSTAV.

Meski sulit, Aresh menikmatinya. Lagi pula, menjadi ketua OSIS adalah bagian dari pilihan hidupnya. Dan Aresh tidak menyesal, ia justru akan selalu mengerahkan hal terbaik yang dapat ia lakukan untuk membantu mensejahterakan sekolah ini.

Di sela mengamati, Aresh meraih jaket jeans yang sebelumnya tersampir pada kursi, kemudian ia lipat sekali, dan meletakkannya di atas meja. Ia berencana untuk membawa jaket itu sekembalinya ke kelas nanti.

"Oh, ternyata ada Aresh."

Aresh menengadah begitu menangkap suara familiar, yang masuk ke rongga telinga. Namun begitu melihat senyum lebar yang terpampang lucu pada wajah pemilik suara itu, Aresh menghela napas dan kembali larut pada kegiatannya.

"Kamu lagi ngapain? Kayaknya serius banget. Aku boleh tahu, enggak?" Nada, si pemilik suara itu bertanya, sesaat setelah dirinya menaruh laptop di atas meja bundar itu.

Aresh tidak menjawab. Maka dari itu Nada maju mendekat, mencoba melihat apa yang tengah Aresh kerjakan di layar tablet itu.

"Saham? Aresh main saham juga?"

Aresh menoleh terkejut, begitu menemukan wajah Nada yang entah sejak kapan sudah berada sangat dekat darinya. Ia pun lantas meredupkan layar, dan menajamkan mata ketika tatapan mereka bertemu.

"Lo selain punya tingkah bego pangkat kubik, ternyata juga punya jiwa kepo yang enggak kalah gede pangkatnya."

"Jauh-jauh sana!" Aresh berucap sembari mendorong kening Nada, hingga gadis cantik itu pun lantas mundur.

Dengan mulut mengerucut, tungkai Nada pun bergerak menuju kursinya, dan mendudukkan diri di sana.

"Oh, iya, Resh. Kapan mau lanjut ngerjain tugas dari pak Wono? Aku tadi malem udah sempet ngerjain sedikit. Mau lihat sambil lanjutin, enggak?"

Aresh melirik sejenak, lalu kembali memusatkan mata pada tablet di tangan. "Nanti pulang sekolah aja, gue lagi sibuk."

Nada mengangguk mencoba mengerti situasi, "oke."

"Siang, Nada, Aresh." Sapaan usai pintu OSIS terbuka membuat kepala Nada menengadah, lalu memasang senyum lebar. Sangat kontras dengan Aresh yang hanya melirik, tanpa berminat sedikit pun untuk membalas.

"Siang juga, Fika." Begitu menemukan dua raga lain di belakang gadis itu, Nada pun lantas berucap, "selamat siang juga, Arsya sama kak Moka."

"Siang, Nad."

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang