✨ firefly | 29

41.4K 5.5K 1.7K
                                        

H A P P Y
R E A D I N G!! 🥳

"Kehadirannya yang dulu gue sanggah, sekarang malah jadi karma yang begitu indah."

- Aresh

Siang pukul dua usai acara semalam diisi kegiatan api unggun, yang selama acara hampir dipenuhi oleh penampilan berupa menyanyi dari tiap regu, perkemahan tiga hari dua malam itu pun dinyatakan selesai.

Begitu barang per orangan telah dibenahi, kini giliran tenda yang mereka rubuhkan dengan hati-hati.

Kemudian, tenda-tenda itu dikumpulkan jadi satu di bawah tenda peleton yang masih berdiri kokoh, dengan membubuhkan selembar kertas bertuliskan nama regu, untuk mempermudah kerja Nada, selaku seksi acara yang memiliki tanggung jawab akan jumlah dari perlengkapan.

"Semuanya udah lengkap, enggak ada yang kurang." Nada memberikan informasi itu pada Aresh, yang menunggunya dengan tatapan lekat, seolah gadis itu akan menghilang jika ia berkedip sekali saja.

Kepalanya mengangguk samar, lalu mendekat, dan menepuk puncak kepala Nada dua kali. "Good job."

Senyum Nada mengembang cantik. "Kalau gitu, aku mau siap-siap dulu. Ini catatan perlengkapannya, siapa tahu kamu butuh, waktu ditanya sama pihak perkemahan."

Aresh meraih lembar itu, melipat, dan memasukkannya ke dalam saku jaket, sebelum tangan kanannya bergerak mencegat kepergian Nada, hingga gadis itu pun kembali memutar tubuh.

"Kenapa?"

Aresh menggeleng, lalu tersenyum lembut di tempatnya. "Lo kelihatan cantik hari ini."

Pipi Nada bersemu, "iyakah?" tanyanya malu-malu.

Anggukan Aresh membuat jantung Nada semakin berdebar. Terlebih kala tangan itu terulur pada pipi dan mengusapnya pelan. "Iya, cantik."

"Mirip jelangkung," sambungnya dengan senyum tak berdosa.

Nada yang hatinya sudah melambung, seketika mengempis begitu saja. Akibat kesal yang merayap hati, gadis lugu itu pun melayangkan tatapan sengit, lalu memutar tubuh dan berjalan menjauh seraya menginjak-injakkan bumi dengan gemasnya.

Di tempat yang sama, Aresh justru tertawa. Laki-laki itu nampak begitu bahagia bisa membuat seorang gadis yang baru genap satu hari menjadi kekasihnya itu kesal setengah mati.

"How cute," desis Aresh dengan menggigit bibir bawahnya.

Kepergian Nada membuat Aresh mengarahkan langkah pada sebuah rumah, lalu menyerahkan selembar kertas itu pada pihak perkemahan, menyatakan kemah telah selesai, dan berjabat tangan tanda terima kasih atas pelayanan mereka yang dirasa sangat cukup untuk membantu kerja OSIS.

Menyelenggarakan doa bersama di tengah lapangan sebelum kepulangan, semua murid yang ikut serta pun saling menengadahkan tangan dan merundukkan kepala, meminta pada Yang Maha Kuasa agar semua yang ikut acara perkemahan tahun ini dapat dengan selamat sampai ke tujuan, yaitu rumah mereka masing-masing.

Begitu sudah, tiap kelas saling melangkah menuju bus yang sudah datang menjemput, memasukkan beberapa barang pada bagasi, lalu masuk dengan bergantian.

Anggota OSIS sendiri baru masuk ke dalam bus ketika sudah mengabsen seluruh murid, dan memastikan sendiri bahwa tidak ada satu anak pun yang tertinggal.

Karena lelah yang menghinggapi bahu terasa begitu berat, Aresh memutuskan untuk lebih dulu masuk ke dalam bus, mendudukkan diri di bangkunya, menyenderkan punggung, mencoba mengusir penat yang bersemayam.

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang