Belum direvisi ulang 😖 maaf kalau ada typo yang mengganggu ya🙏
Oke,
H A P P Y
R E A D I N G!! 🤩❤️
✨
“Sepandai-pandainya orang itu melakukan kecurangan, pasti akan tetap kalah sama yang punya ketrampilan.”
— Aresh
✨
Nada memandang Rian, yang tengah serius mencatat sesuatu tentang biologi di hadapannya dengan begitu serius.
Malam ini, Rian kembali menginap di rumah keluarga Vernando. Sembari belajar untuk ujian kenaikan kelas esok hari, bersama Aresh yang belum juga datang, mengingat kesepakatan pertemuan mereka dimulai pukul setengah tujuh malam.
Jika tidak ada Jane, sang kakak, dan Reza, suami wanita itu, Rian memang selalu menjadikan rumah keluarga Vernando sebagai tempat persinggahan.
Kalau Rian memaksa tinggal sendiri, bayangan orang tuanya yang masih berada di dalam jeruji besi sana, selalu saja datang menghampiri. Membuat jiwa Rian akan terguncang, akibat traumatis di masa lampau.
Keluarga Vernando tidak pernah merasa keberatan jika Rian menjadikan rumah mereka sebagai singgahan kedua. Mereka justru menerima dengan hangat, dan sudah menganggap Rian seperti keluarga sendiri, meski kedua orang tua laki-laki itu pernah memiliki masa lalu yang tak mengenakan.
"Rian, kamu suka sama kak Rasha?"
Pergerakan tangan Rian terhenti begitu saja kala pertanyaan itu meluncur santai dari bibir Nada.
"Kita cuman temen yang baru sekadar tahu nama aja."
"Aku enggak tanya hubungan kalian, yang aku tanyain, kamu suka enggak, sama kak Rasha?" terang Nada.
"Ya, suka,"
Rian lalu mengukir senyum, "sebagai teman," sambungnya kemudian.
"Yakin cuman sebagai teman?" Nada meragu.
"Emang kenapa kalau cuman suka sebagai teman?" Bukannya menjawab, Rian justru balik bertanya.
"Ya enggak apa-apa, kalian kelihatan cocok aja kalau bersanding."
Masih mempertahankan senyum, Rian menggeleng kecil. "Kelihatan cocok di raga bukan berarti ada rasa juga."
"Iya, juga, sih."
Nada melirik Rian sekilas dan menghela napas. "Mungkin aja kak Rasha emang bukan jodoh kamu."
Tak berapa lama, senyum jahil Nada terukir tipis. "Tapi yang pasti aku yakin, siapapun laki-laki yang akan mendampingi kak Rasha kelak nanti, bisa mengantarkan bahagia yang tiada tara, membuat kak Rasha tertawa, juga dapat menerima kak Rasha apa ada—"
"Fokus, Nad. Besok udah ujian," potong Rian, dengan raut wajah sedikit mengeruh.
"Iya, iya," ucap Nada, dengan membubuhi tawa kala bertutur.
Rian gengsian juga anaknya, Nada membatin.
Bel rumah berbunyi di lima menit setelahnya, membuat Nada lantas bangkit dan berseru, "itu pasti Aresh!"
Rian sampai dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah Nada. Terlebih kala gadis itu berlari tergopoh-gopoh menuju pintu utama.
Pintu terbuka, Nada menjumpai Aresh yang berdiri sembari membawa dua kotak pizza ukuran besar, juga tiga buah minuman bubble tea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...
