✨ firefly | 04

49.4K 5.9K 920
                                        

Tahun ini, puasa kalian full atau ada yg bolong, gengs? 😬

Btw, happy reading! 💛

“Aku bukan mau ganggu, cuman pengin kenal aja sama kamu.”

— Nada

"Guys, ada kabar buruk."

"Kabar buruk apa, Yan?" Pertanyaan Arsya mewakili semua anggota OSIS, yang tengah berkumpul di meja bundar, untuk membicarakan soal ketertiban sekolah.

"Dita kecelakaan. Motornya di tabrak mini bus dari arah berlawanan," kabar Brian, yang usai menerima telfon dari keluarga Dita.

"Innalillahi, terus gimana kondisi Dita?" Wajah Fika penuh kekhawatiran.

"Kakinya patah, jadi harus istirahat selama dua bulan untuk pemulihan."

"Kita harus jenguk dia, iya, kan, Resh?" Doni, seksi ketertiban, mengajukan pendapat.

Aresh yang termenung, menengadahkan kepala, lalu mengangguk. "Harus."

"Tapi terlepas dari acara jenguk-menjenguk, siapa yang bakalan gantiin dia selama dua bulan ini?" imbuh Aresh, yang lantas menimbulkan pertanyaan pula di benak semua anggota.

"Gimana kalau kita rekrut dari murid kelas sebelas yang sekiranya suka nyatet?" usul Fika, namun disanggah Aresh dengan gelengan.

"Suka nyatet bukan berarti sanggup jadi sekretaris OSIS. Terlebih, mereka enggak punya pengalaman." Penjelasan itu diangguki yang lain.

"Kalau kita ambil dari adek kelas sepuluh yang kemarin udah lakuin pelantikan, gimana?" Kini Brian lah yang menyuarakan pikiran.

Aresh bersedekap, dan kembali menggeleng. "Bahkan mereka belum ada tiga bulan jadi anggota. Masih perlu banyak belajar. Enggak mungkin gue kasih tugas berat langsung ke mereka."

"Bener juga," Brian mengangguk-angguk.

"Kalau dari tim OSIS kita?" Arsya beranggapan.

Aresh menatap sekilas wajah-wajah tim OSIS-nya. Sembari berpikir, ia memiringkan kepalanya sedikit ke kiri. "Boleh, tapi masing-masing dari kalian juga punya tugas yang berat. Apa enggak masalah?"

"Kalau dari tim inti, jelas enggak bisa. Tapi seksi-seksi, mungkin lo bisa pertimbangin, Resh. Contohnya kayak ..." Fika lalu menatap sekitar. Kala maniknya bertemu dengan wajah Nada yang tengah memainkan pipi seolah tengah berkumur, senyumnya merekah lebar. "... Nada."

Pupil mata Nada membulat, dan seketika, pipinya mengempis begitu saja. "Hm? Aku?"

"Iya, lo, Nad. Tugas lo itu penuh kalau lagi ada acara aja. Selepas itu? Lo, kan senggang."

Kening Nada mengerut samar. "Iya juga, sih. Tapi kenapa aku? Kenapa enggak Tifa aja? Kan, dia seksi keindahan, bukannya lebih senggang dia dari aku, ya?"

Tifa menghela napas, "realita tidak seindah ekspektasi, Nad. Tugas gue lebih ribet dari yang lo kira. Gue harus bikin mading, memastikan setiap minggunya diganti, ngurusin anak-anak yang suka ngerusak taman sekolah, dan sebagainya."

"Iya, Nad. Tugas Tifa memang lebih berat dari lo. Lagipula, di sini, catatan lo yang paling bagus dan rapi. Lo juga anaknya telaten, makanya gue enggak heran pak Wono sampai muji lo berkali-kali di setiap ngumpulin tugas." Fika yang juga teman sekelas Nada pun menyertakan alasan kuat.

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang