Yang udah selesai ujian, gimana? Susah enggak soal-soalnya? 😋 Semoga hasilnya memuaskan ya, kalau pun engga, yang penting kalian udah usaha 😊
Oke, untuk pelipur stres,
H A P P Y
R E A D I N G! 🥳💜
✨
"Jangan biarin ego semakin membelit, nanti hubungan kalian malah akan semakin rumit."
- Firefly
✨
Selain memiliki hobi marah-marah dan mengganti nama orang, Aresh juga memiliki hobi memperumit hati sendiri.
Buktinya, ia kembali dibuat menyesal setelah menyuruh Nada menjauh darinya. Padahal jelas-jelas, ia sudah mengucapkannya secara gamblang, persis di depan wajah Nada.
"Lo. Emang. Manusia. Terbego. Sepanjang. Sejarah," eja Rasha, yang lagi-lagi dibuat kesal dengan curahan hati sang adik.
"Lo kenapa sih, Resh? Kalau emang lo kangen sama Nada, ya harusnya lo deketin anaknya, dong. Bukan malah dibaperin terus lo suruh menjauh, Ayam Penyet!"
Rasha benar-benar kesal dengan jalan pikir Aresh. Bisa-bisanya sang adik yang hidupnya selalu tertata rapi mendadak kacau dan tak bisa memutuskan suatu pilihan dengan matang.
"Lo masih kepikiran bunda?" tebak Rasha.
Aresh yang diam termenung sambil sesekali menyendokkan sereal ke mulut, kemudian mendongak sejenak.
"Siapa anak yang enggak kepikiran di saat bundanya sendiri lagi mengalami kesulitan kayak gini?"
Ah, jadi karena itu kelabilan Aresh menguar hingga tak terkontrol, bahkan sampai hati menyakiti seorang Nada.
Rasha menghela napas, kemudian meminum susu UHT yang ia tuang di dalam sebuah gelas bening. "Terus, gimana? Lo akan melakukan apa yang lo katakan sendiri? Atau malah terlibat dalam kelabilan lo sekali lagi?"
Aresh menghela napas, "entah." Laki-laki itu kemudian berdiri, menyampir tas pada bahu kanan, dan meraih kunci motor.
"Udah mau berangkat?"
"Hm."
Rasha mengamati sebentar kunci motor yang Aresh genggam, lalu merebutnya dengan paksa.
"Sha!" geram Aresh sedikit emosi.
"Luka di kaki lo masih belum kering, Resh, jadi alangkah baiknya lo enggak nyetir motor dulu."
"Apa hubungannya kaki sama nyetir motor, Arasha kampret?!" kesalnya.
"Kalau motor lo jenis matic, gue enggak masalah. Karena kaki lo bakalan stay di situ aja dan enggak gerak-gerak. Sedangkan faktanya, motor lo itu jenis motor sport, Aresh, yang mana kaki lo juga turut berperan di sana."
Aresh memutar bola mata.
"Udah, sekarang lo gue anter aja."
Pupilnya lantas melebar cepat. "Lo-"
"Enggak pake penolakan! Atau mau gue laporin bunda kalau kemarin lo ngalamin cedera pas olahraga?" ancam Rasha dengan dibubuhi senyum kemenangan.
Decakan pun hadir mewakili perasaan Aresh. "Kalau aja lo bukan kembaran gue, udah gue buang ke kali Ciliwung dari tadi."
Bibir Rasha maju seiring mengikuti perkataan Aresh tadi dengan tanpa suara.
Dengan terpaksa, Aresh mengikuti langkah Rasha, yang menuju garasi, untuk mengeluarkan mobil merahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Подростковая литература#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...
