🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️
.
.
.
.
.
Reon duduk d kursi yang tersedia d samping ranjang pesakitan Kean. Kevin,Adit dan Rafa pamit pulang beberapa menit yang lalu dan akan kembali besok pagi bersama orang tua mereka masing masing.
Kini hanya ada Reon sendiri d ruang rawat Kean. Sementara Kean masih terlelap akibat obat bius yang d berikan dokter. Kean menjalani operasi kecil d kepalanya. Butuh 12 jahitan untuk menutup luka d kepala Kean akibat tertimpa pot bunga tadi.
Reon masih setia memandang wajah pucat Kean juga kepalanya yang d perban. Tangan nya terulur untuk menggenggam tangan kiri Kean yang terbebas dari infus. Matanya tak pernah lepas dari wajah tampan dan manis milik Kean. Wajah yang sangat mirip dengan wanita yang paling Reon sayangi. Wajah Kean persis seperti wajah sang bunda. Hidung,bibir dan mata yang d hiasi bulu mata lentik dan panjang,sama seperti milik bundanya. Juga senyum nya,senyum yang juga tidak ada beda nya dengan sang bunda.
Rasa sesak tiba tiba menjalar d dada Reon,setiap kali mengingat senyum adiknya yang selalu mengembang setiap kali bicara ataupun hanya sekedar menyapa nya. Bahkan meskipun selama ini dirinya tak pernah sekalipun membalas sapaan ataupun senyuman dari adiknya itu.
Air mata juga mengalir begitu saja dari kedua mata Reon,saat teringat bagaimana perilaku nya dan sang ayah selama ini pada Kean. Dirinya merasa sangat bodoh,karena sudah mengabaikan anak semanis Kean. Yang bahkan setelah apa yang telah d lakukan nya selama ini,adik nya ini justru masih mau menyelamatkan nya.
Reon menumpukan kepalanya pada tangan nya yang menggenggam tangan Kean. Isakkan demi isakkan mulai terdengar mengisi hening ruangan itu bersama jarum jam yang terus berdenting pelan.
" Maaf,.." hanya kata itu yang bisa d ucapkan oleh Reon. Menyesal,itulah yang d rasakan oleh Reon. Dalam hati Reon berjanji akan merubah sikapnya pada Kean,Reon akan menjadi kakak yang semestinya bagi adiknya. Reon berharap Kean akan mau memaafkan nya. Tanpa terasa akhirnya Reon ikut terlelap masuk ke alam mimpi.
.
.
.
.
.
Pagi pagi sekali,Reon terbangun. Dengan malas ia beranjak untuk membersihkan dirinya d kamar mandi.
Beberapa saat setelah Reon masuk ke kamar mandi,kelopak mata Kean mulai terbuka. Matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina nya. Sesekali mengernyit saat merasakan sakit d kepalanya. Kean mengedarkan pandangan nya ke segala penjuru ruangan. Hingga pandangan nya terhenti pada tiang infus yang berdiri d samping tempatnya berbaring. Kean bisa mengerti dimana dirinya berada sekarang.
Kean kembali mengedarkan pandangan nya. Sepi,itulah yang Kean rasakan. Kean menjatuhkan pandangan nya pada ujung kaki nya yang tertutup selimut. Kean mencoba meraih segelas air ketika tenggorokan nya terasa kering.
Reon yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut melihat adiknya yang tengah berusaha mengambil air d atas nakas. Dengan cepat Reon menghampiri dan menahan bahu Kean saat anak itu nyaris terjatuh.
" La mau ngapain ???" Tanya Reon lembut.
Kean menatap tak percaya pada kakak nya. Kean berpikir apakah dirinya tengah berhalusinasi saat ini.
Melihat gelagat aneh dari adiknya,Reon mengernyitkan dahinya heran,...
" Key..." Panggilnya.Seperti tersadar,Kean segera beringsut mundur membuat Reon tersentak. Reon menatap sendu Kean yang kini menundukkan kepalanya tak berani menatap sang kakak. Rasa sesak lagi lagi menyerang dada Reon,melihat adiknya begitu takut padanya membuat penyesalan dalam hatinya semakin besar.
Reon menarik nafas panjang kemudian mengulurkan tangan nya untuk mengusap pelan kepala Kean yang terlilit perban.
" Maaf,..." Ucap Reon pelan.
Kean mengelengkan kepalanya cepat membuat sensasi pening semakin terasa.
Reon tertegun,...
" Lo...ga mau maafin gue ???" Tanya nya pelan.Kean menatap Reon sambil menggelengkan kepalanya lagi membuat Reon semakin bingung.
" Maaf,...karena aku bunda pergi..." Ucap Kean lirih di iringi dengan air mata yang mengalir d pipi nya.
Reon merasa tertampar oleh ucapan adiknya. Kenapa adiknya yang justru meminta maaf padanya. Benar yang d katakan Kevin,bahwa Kean memiliki luka yang sangat besar d banding dirinya. Luka karena kehilangan sang bunda,luka d tinggalkan olehnya dan juga sang ayah yang tidak mempedulikan nya dan yang terakhir luka dari rasa bersalah dari kesalahan yang tidak pernah dia lakukan.
Reon menarik Kean kedalam pelukan nya,...
" Lo ga salah,...gue yang salah karena udah nyalahin Lo atas takdir yang udah ngerenggut bunda,...ga seharusnya gue nyalahin Lo padahal disini Lo yang paling terluka,...maafin gue key,...gue ga bisa jadi kakak yang baik buat Lo selama ini,...gue bener bener minta maaf,...maaf..." Ucap Reon sambil memeluk Kean.Tangan Kean terangkat secara perlahan membalas pelukan Reon. Menenggelamkan wajah nya pada dada sang kakak. Semakin lama pelukan Kean semakin erat bersama dengan isakkan nya yang terdengar memilukan. Sekali lagi Reon merasa tertampar oleh kenyataan yang baru saja dia sadari. Ternyata adiknya sudah sangat terluka. Reon pun semakin mengeratkan pelukan nya namun tetap hati hati,takut sang adik semakin terluka.
Tanpa mereka berdua sadari,dari balik pintu ada Kevin,Rafa,Adit juga kedua orang tua mereka yang menyaksikan kejadian haru tersebut. Bahkan Irma dan Hana ,ibu dari Rafa,ikut meneteskan air matanya.
" Akhirnya,...semoga setelah ini hidup Kean akan berubah..." Ucap pelan Rafa yang d angguki oleh Adit dan Kevin.
" Semoga kedepan nya Reon bisa bantu Kean buat nyadarin om Gerald,supaya ga benci lagi sama Kean..." Sambung Kevin.
" Ya udah,...sekarang mending kita kasih waktu dulu buat mereka berdua,...gimana kalo kita ke kantin rumah sakit dulu,...papa lapar omong2,tadi ga sempat sarapan soalnya..." Seloroh Bima mengundang decakan dan dengusan dari yang lainnya.
Tapi tak ayal,akhirnya mereka menuruti ke inginkan Bima. Mereka sengaja memberikan waktu untuk Reon dan Kean berdua.
Kembali ke pasangan adik kakak yaitu Reon dan Kean.
Reon melepaskan pelukan nya pada Kean,lalu menghapus air mata Kean menggunakan ibu jarinya,...
" Key,...Lo mau kan maafin gue ??? Kita mulai semua nya dari awal,...Lo mau kan ???"Pertanyaan Reon tadi tentu d jawab anggukkan oleh Kean sambil tersenyum.
Senyum lebar tersungging d bibir Reon,...
" Terima kasih key,...gue janji mulai sekarang gue akan sayangin dan lindungin Lo..."Kean menggelengkan kepalanya pelan,...
" Se..seharusnya a..aku yang bilang te..terima kasih,...karena ka..kakak udah mau terima aku..."Reon menggenggam tangan Kean dan tersenyum lembut,...
" Mulai sekarang Lo ga sendiri,...ada gue,dan gue janji bakal bikin ayah juga sayang sama Lo...jadi jangan pernah berpikir kalo Lo ga punya siapa siapa lagi d dunia ini,...ada gue yang bisa Lo jadiin tempat buat ngeluh atau apapun itu,...okay!!"Kean tersenyum sambil mengangguk kemudian Reon kembali menarik sang adik kedalam pelukan nya. Pelukan yang selama ini hanya bisa Kean bayangkan. Bolehkan Kean berharap kali ini,semoga suatu hari nanti sang ayah juga memeluknya seperti ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Yeay,...aku kasih double up nih,...
Suka ga ???
KAMU SEDANG MEMBACA
Kean
Fiksi Penggemartentang Kean yang merindukan hangat nya pelukan ayah dan kakaknya... " kalau kepergian Kean bisa bikin ayah dan kakak bahagia,...Kean ikhlas " - kean