🌧️
🌧️
🌧️
🌧️
🌧️
Hari hari Kean selanjutnya penuh dengan kehampaan. Tak ada harapan lagi dalam hidupnya. Keluarga yang Kean harap kan dapat memberinya sedikit perhatian ternyata tidak akan pernah Sudi memberikan nya. Setelah malam itu,dengan segala cacian dan hinaan yang di lontarkan oleh Gerald dan Reon. Telah menghilangkan semua harapan harapan dalam hatinya. Banyak yang berubah dari Kean. Jika kalian berfikir Kean berubah menjadi pendiam ataupun perubahan perubahan negatif lain nya,kalian salah!!
Karena pada kenyataan nya,Kean tetap menjadi remaja yang ceria,remaja yang akan selalu menutupi luka nya seorang diri. Namun akan tetap tersenyum di hadapan orang lain. Remaja yang akan menyembunyikan tangisan dan kesedihan nya sendiri. Namun akan memberikan kebahagiaan bagi siapapun. Setelah ia memutuskan untuk membuang semua obat2 nya,Kean kembali memasang wajah cerianya. Kean kembali menebar senyum manisnya. Bedanya,kali ini Kean sudah tidak mengharapkan apapun lagi dari Gerald ataupun Reon. Biarlah ia memendamnya sendiri,sampai tuhan menghentikan kontrak hidupnya di dunia. Yang akan Kean lakukan mulai sekarang adalah memastikan ayah dan kakak nya bahagia. Dirinya hanya meminta pada Tuhan,agar tetap bisa bersama dengan ayah dan kakak nya juga segala penolakan yang mereka berikan. Sampai waktunya benar benar habis.
Seperti saat ini,Kean sedang menyiapkan sarapan untuk Gerald dan Reon di meja makan. Senyum nya tak pernah luntur dari wajahnya. Bahkan bi Ida pun terheran dengan perubahan sikap Kean yang sekarang. Kean tidak pernah lagi mengeluh ataupun mempertanyakan tentang kasih sayang ayah dan kakaknya. Kean tidak pernah lagi menangis atau pun mengadu tentang perasaan nya. Namun satu yang bi Ida tau,tatapan mata anak itu tidak lagi memiliki binar seperti dulu. Sama sekali tidak ada harapan yang terpancar dari mata indah itu. Hanya hampa dan kosong.
Terdengar derap langkah menuruni anak tangga dari atas. Kean menoleh lalu tersenyum ketika melihat Gerald dan Reon tengah berjalan menuju ruang makan.
" Pagi ayah,kak..." Sapa Kean sambil tersenyum.
Reon dan Gerald tidak mengindahkan sapaan anak itu. Mereka langsung duduk di kursi masing masing dan memulai sarapan mereka. Jika biasa nya Kean akan pergi dan sarapan di dapur. Tapi tidak kali ini. Anak itu justru mendudukkan dirinya di salah satu kursi dan ikut sarapan bersama mereka.
" Selamat makan..." Ucap nya ceria.
Meskipun tak ada yang menyahuti,Kean tetap memulai sarapan nya dengan senyum yang mengembang.
" Ayah,...pas acara perpisahan kakak nanti,..aku bakal jadi salah satu pengisi acara disana,...ayah jangan lupa nonton ya,..jangan pulang dulu..." Celoteh Kean .
" Kak,...kakak hari ini mau latihan basket kan ??? Kalo gitu sarapan nya yang banyak ya,...biar latihan nya kuat,...terus kakak juga harus semangat,...supaya pas pertandingan nanti,tim kakak bisa menang..." Ucap Kean. " Aku pasti bakal nonton kok,...ayah juga...iya kan yah ???" Lanjutnya bertanya pada Gerald.
Namun hanya keheningan yang ia dapatkan. Kean menatap Gerald dan Reon sejenak kemudian kembali tersenyum,...
" O iya yah,..aku juga mau bi____"
Trang
Ucapan Kean terhenti saat Reon membanting kasar sendok yang di pegang nya.
" Lho kak,...kenapa ??? Kakak ga suka makanan nya ya ??? Kalo gitu aku bikinin yang lain ya,...kakak mau makan apa ??? Biar a______"
" LO BISA DIEM GA SIH ???" Bentak Reon.
Kean yang terkejut hanya bisa terdiam. Namun sedetik kemudian Kean kembali merubah ekspresinya menjadi ceria lagi.
" Aku berisik ya kak,..??? Maaf ya,...hehehe..." Ucap Kean.
Melihat itu Reon menjadi semakin emosi. Dengan secepat kilat Reon meraih gelas berisi air di hadapan nya dan menyiramkan nya pada Kean.
" GUE GA BUTUH MAAF LO,...GUA JUGA GA MAU LIHAT MUKA LO DISINI,..JADI MENDING LO PERGI,...GUE JIJIK LIHAT SENYUM LO..." Bentak Reon lagi. Kemudian beranjak kembali kekamar nya.
BRAAAKK
Kean memejamkan matanya ketika mendengar suara bantingan pintu. Tak lama kemudian Kean kembali membuka matanya dan langsung bertemu dengan tatapan datar Gerald.
" Saya tidak mengerti apa maksud kamu bersikap seperti ini,...yang jelas,seberapapun keras nya usaha yang kamu lakukan,...tidak akan pernah merubah apapun. Karena pada kenyataan nya,...tidak ada yang baik baik saja setelah kehadiran kamu di dunia ini...jadi lebih baik kamu menghentikan sifat naif kamu,...jangan membuang buang waktu saya dan Reon hanya untuk berbicara dengan kamu hanya kerena merasa muak dengan tingkah kamu..." Ucap Gerald dingin.
Kean mengerjapkan matanya beberapa kali saat bingkai kaca di kelopak matanya nyaris pecah. Kean kembali menunjukkan senyum tulusnya,...
" Iya ayah,...Kean mengerti ! Kean juga udah ga mengharapkan apa apa lagi kok,...Kean cuma ingin menghabiskan sisa waktu Kean sama ayah dan kakak,..."
" Oh,...jadi kamu mau pergi ??? Bagus lah,...kalau akhirnya kamu sadar diri..." Potong Gerald.
Kean sedikit tersentak dengan ucapan Gerald,namun secepat mungkin Kean kembali merubah ekspresinya,...
" Iya,...ayah ga usah khawatir,...karena ga lama lagi Kean bakal pergi dari sini,...tapi sebelum itu Kean mau menghabiskan waktu dengan ayah dan kakak,...ayah sama kakak ga perlu ngapa ngapain kok,..cukup dengan Kean bisa lihat ayah dan kakak bahagia aja,Kean ga apa2,...ayah sama kakak juga ga perlu maksain buat nerima Kean,.."
Gerald menatap lekat pada mata hazel anak itu. Ada kehampaan dan banyak luka disana. Hatinya berdesir ketika menyadari senyum yang ditunjukkan oleh Kean adalah senyum yang penuh luka. Namun secepat mungkin Gerald menghilangkan perasaan itu. Gerald bangkit lalu beranjak pergi.
" Saya tidak peduli apa yang mau kamu lakukan,...tapi jika kamu mau melihat saya dan anak saya bahagia,...maka pergilah secepat mungkin...karena kebahagiaan kami akan sempurna dengan ketidak adaan kamu..." Ucap nya sebelum benar benar pergi.
" Iya ayah,...Kean mengerti...dadah ayah,..semangat ya kerjanya..." Sahut Kean ceria.
Setelah nya Kean pun kembali ke kamar nya. Kean meluruhkan tubuhnya bersandar di balik pintu. Ia memejamkan matanya,membiarkan bulir bulir bening mengaliri pipinya.
" Iya ayah,...Kean mengerti...Kean pasti bakal pergi dari kehidupan ayah dan kakak,...ayah tenang aja...apapun akan Kean lakukan demi kebahagiaan ayah sama kakak,...karena Kean sayang ayah sama kakak..." Lirihnya dalam hati.
Tak ada yang tau seberapa hancurnya hati seorang Kean saat ini. Lebih tepatnya Kean tak ingin ada yang tau,seberapa lebar luka yang ada di hatinya. Rasa sakit akibat penyakitnya pun tak bisa menyamai rasa sakit di hatinya. Sederas apapun hujan di luar sana,tak dapat menyamarkan suara tangisan hatinya. Kean hanya berharap semuanya segera berakhir. Bagaimanapun akhirnya nanti,Kean hanya berharap yang terbaik untuk ayah dan kakak nya.
🌧️
🌧️
🌧️
🌧️
🌧️
TBC
Gimana ?? Gimana ??
Ada yang mau kasih saran / masukan buat chapter selanjutnya...???
KAMU SEDANG MEMBACA
Kean
Fanfictiontentang Kean yang merindukan hangat nya pelukan ayah dan kakaknya... " kalau kepergian Kean bisa bikin ayah dan kakak bahagia,...Kean ikhlas " - kean
