🌧️ 74 🌧️

4K 326 12
                                    


Malam ini,Kean terlihat gelisah dalam tidurnya. Tubuhnya terasa sakit,terutama bagian punggungnya. Kean membuka matanya dan mencoba untuk duduk.

" Ssshhh....eunghhh..." Ringisnya.

Kean melihat ke arah jam dinding,jam  11.45 malam. Jujur saja,sebenarnya Kean sangat mengantuk tapi rasa nyeri di punggung nya sangat mengganggu. Ini pertama kalinya Kean kambuh sejak kepulangan dirinya dari rumah sakit dua Minggu yg lalu. Kean juga tidak mau mengganggu ayah dan kakaknya,mereka pasti sudah tidur. Mereka juga pasti lelah dengan pekerjaan dan kuliah mereka masing masing. Kean membuka laci meja belajarnya yg berada di samping tempat tidurnya. Tangan nya meraih beberapa botol obat di dalamnya,namun saat melirik ke arah gelas yg berada di atas meja,ternyata gelas itu kosong.

Kean memejamkan matanya sejenak. Mencoba mengumpulkan tenaganya,Kean harus meminum obatnya agar rasa sakit di punggungnya mereda. Kemudian Kean mencoba berdiri dan melangkahkan kakinya secara perlahan menuju dapur. Tangan nya bertumpu pada apa saja untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh. Dengan penuh perjuangan Kean akhirnya berhasil sampai di dapur. Kean mendudukkan dirinya di kursi meja makan. Mengatur nafasnya yg tersengal.

" Hhh...hhh...uhuk...uhuk...eunghhh..."

Kean menelungkup kan kepalanya di atas meja. Rasanya semakin sakit,Kean benar benar tidak tahan. Tangan bergetar nya membuka tutup botol obat yg ia bawa dan mengeluarkan nya satu persatu. Namun karena tangan nya yg bergetar hebat,alhasil obat obatan itu ada yg sampai berceceran di lantai. Kean memejamkan matanya kala rasa sakit itu menghujam nya dengan kuat.   Tangan bergetar nya mencoba meraih gelas dan juga teko air yg selalu tersedia di atas meja di dapur.

Kean berdiri untuk bisa menuangkan air kedalam gelas dengan tangan nya yg gemetar. Kean benar benar tidak bisa fokus karena rasa sakit yg semakin melemahkan nya. Air yg seharusnya masuk ke dalam gelas pun meruah di atas meja. Kean tidak peduli,ia hanya ingin segera menghilangkan rasa sakit d tubuhnya.

" Uhuk...uhuk...ugh..."

Baru saja Kean hendak memasukan butiran obat ke dalam mulutnya,suara seseorang justru membuatnya terkejut.

" Kean...??"

Praaang

Brughhh

" Akh..."

" KEAN..." Seru Reon panik.

Yaps. Orang yg memanggil Kean tadi adalah Reon. Reon memang belum tidur karena masih mengerjakan tugas kuliahnya. Reon hendak mengambil air minum ke dapur,tapi sebelum sampai di dapur samar samar ia mendengar suara batuk dan rintihan pelan dari arah dapur. Reon berjalan cepat dan cukup terkejut saat mendapati adiknya di sana. Posisi Kean yg membelakanginya membuat Reon tidak tahu apa yg sedang di lakukan adiknya itu. Karena itu Reon memanggilnya. Tapi reaksi dari adiknya itu justru membuat Reon cemas dan panik.

Dengan cemas Reon menghampiri Kean yg terjatuh karena terkejut.

" Key,..."

Tapi reaksi yg di tunjukkan oleh Kean justru membuat Reon terpaku. Bagaimana tidak,baru selangkah Reon berjalan mendekat,Kean langsung ber ingsut mundur.

" A..ampun...k...Kean ga sengaja...ja..jangan pukul...ja...uhuk...eunghhh..jangan...lempar...ugh...sa...kit...am...punhhh....uhuk..." Racau Kean ketakutan.

Reon terdiam,...
" Kean..." Lirihnya.

Tak berselang lama,Gerald,bi Ida dan mang Didi sampai di sana. Mereka cukup terusik akibat suara pecahan gelas.

" Ada apa ini ??? Reon ???" Tanya Gerald. Namun matanya langsung membulat sempurna saat mendapati Kean yg terduduk di lantai dengan pecahan beling di sekeliling nya.

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang