🌧️ 12 🌧️

5.8K 471 5
                                    

Happy reading and enjoy

.

.

.

.

.

Dua hari kemudian,Kean melakukan pemeriksaan lanjutan yang d sarankan oleh dr.burhan. Dengan Bima yang menjadi wali nya.

Ya. Reon yang menghubungi Bima dan memberitahukan semua yang d katakan oleh dr.burhan. Sebenarnya Reon ingin memberitahu ayah nya,tapi mengingat bagaimana sikap sang ayah,Reon pun mengurungkan niat nya.

Bima dan Reon menunggu d luar ruangan tempat Kean menjalani pemeriksaan. Setelah sebelumnya Kean sempat menolak dengan alasan bahwa dirinya baik baik saja dan juga tidak mau merepotkan kakak dan om nya itu. Tapi dengan bujukan dan ancaman Reon yang mengatakan kalau dia akan marah pada Kean,akhirnya Kean mau mengikuti pemeriksaan tersebut.

" Maaf ya om..." Ucap Reon menghentikan keheningan d antara mereka.

Bima yang duduk d sampingnya menoleh,...
" Kenapa minta maaf ???" Tanya nya.

" Maaf karena udah ngerepotin om Bima,...makasih juga karena udah mau jadi wali nya Kean..." Ucap Reon tulus.

" Ayah lagi d luar kota dan bakal sebulan disana,...selain itu aku juga ga yakin kalau ayah___" Reon menunduk dan tidak melanjutkan ucapan nya.

Bima tersenyum tulus mendengar perkataan om nya,bisa Bima lihat ada ketulusan dari tatapan keponakan nya itu. Bima juga mengerti kemana arah pembicaraan Reon. Bima bersyukur karena akhirnya Reon bisa berdamai dengan hatinya dan mau membuka hatinya untuk Kean.

" Justru om yang harusnya berterima kasih,...karena kamu sudah mau membuka hati kamu untuk Kean,...Kean pasti bahagia karena sekarang ada kamu yang menemani dia,selama ini Kean selalu menutupi kesedihan nya dengan sikap nya yang ceria...Kean selalu menyembunyikan rasa kesepian nya d balik senyuman yang dia tunjukkan..."

Reon menatap lekat Bima yang tersenyum kepadanya,...
" Aku minta maaf karena selama ini selalu menutup hati aku untuk adik aku,...padahal aku tau bahkan aku juga sering lihat Kean nangis sendirian,...tapi aku justru selalu berusaha buat ga peduli dan malah ninggalin dia,...aku...aku benar benar menyesal om..." Ucapnya lirih sambil menundukkan kepalanya d akhir kalimat.

Bima lagi lagi tersenyum menatap keponakan nya itu,Bima mengusap kepala Reon lembut,...
" Jangan d fikirkan lagi,...yang penting sekarang kamu sudah menyadari semuanya,...om juga yakin kalo Kean lihat kamu begini,Kean pasti ga akan suka. Untuk kedepan nya,om harap kamu bisa menjadi kakak yang baik buat adik kamu,..."

Reon kembali menatap Bima lalu menganggukkan kepalanya mantap sambil tersenyum. Tapi sedetik kemudian senyum d wajahnya kembali memudar,membuat Bima mengerutkan alisnya bingung.

" Tapi bagaimana sama ayah,om ??? Ayah masih benci banget sama Kean,dan aku yakin ayah juga ga akan suka kalo aku tiba tiba baik sama Kean,...aku bingung harus gimana om ???" Ucap Reon.

Bima menghela nafas keras,...
" Re,...denger om...untuk sekarang om cuma bisa bilang kalo kamu harus punya pendirian,...bukan maksud om mengajari kami untuk bersikap kurang ajar sama ayah kamu,...tapi bagaimana pun juga,apa yang ayah kamu lakukan selama ini pada Kean itu salah...om juga ga tau gimana reaksi ayah kamu saat tau kamu sudah menyayangi Kean,yang pasti om minta sama kamu untuk jangan tinggalin Kean lagi,...Kean sudah cukup menderita selama 16 tahun ini...om yakin kamu mengerti apa yang om ucapkan...dan om percaya kalau kamu bisa jadi kakak yang baik buat adik kamu..." Ucap Bima meyakinkan Reon yang d balas anggukkan oleh sang keponakan.

Tak ada lagi suara d antara mereka setelahnya,hingga beberapa saat kemudian pintu ruang pemeriksaan terbuka bersama dengan dr.burhan yang berjalan keluar d ikuti oleh seorang perawat yang mendorong kursi roda dengan Kean yang berada d atasnya. Wajah anak itu terlihat pucat.

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang