🌧️ 30 🌧️

4.9K 417 46
                                    

Masih nunggu cerita ini ga ??

Semoga suka ya,sorry for typo and happy reading guys...

🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

Libur sekolah d perpanjang,bagi anak2 kelas 10 dan 11. Karena akan di selenggarakan acara perpisahan bagi anak2 kelas 12. Belum lagi akan ada pertandingan basket. Walau pun Reon tidak sempat ikut latihan waktu itu,namun namanya tetap masuk dalam tim inti. Jadi Reon tetap bisa mengikuti pertandingan basket itu nanti.

Reon dan Gerald kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa. Mereka bahkan seperti tidak menganggap keberadaan Kean. Meskipun Reon atau Gerald berpapasan dengan Kean,mereka hanya akan mengacuhkan nya.

Berbeda dengan Kean yang hanya bisa menatap miris ayah dan kakak nya yang sama sekali tidak peduli pada kehadiran nya. Hadirnya sudah seperti bayang bayang yang nyaris tak terlihat. Meskipun jelas di depan mata. Atau lebih tepatnya sengaja tak dilihat ??? Apapun dan bagaimanapun itu,Kean akan selalu tersenyum untuk mereka.

Namun tidak dengan sekarang. Kean sedang merasa bingung. Baru saja Adit menelpon nya dan memberitahu bahwa Kean di pilih oleh pihak sekolah untuk ikut bersimpati di acara perpisahan sekolah. Dan pihak sekolah memintanya untuk menyanyikan sebuah lagu di acara itu nanti. Namun Kean merasa takut untuk meminta izin pada ayahnya. Namun setelah meyakinkan dirinya,Kean melangkah pelan menemui Gerald yang sedang bersantai di ruang tamu bersama Reon.

" Ayah..." Panggil Kean pelan.

Gerald dan Reon hanya melirik sekilas ke arah Kean lalu kembali tidak mempedulikan nya.

Kean tersenyum sendu,namun kemudian Kean kembali berucap,...
" Ayah,tadi Adit telpon katanya Kean disuruh jadi salah satu pengisi acara pas perpisahan kakak nanti,...Kean mau minta izin yah,..."

Gerald menatap Kean datar,kemudian menghampirinya,...
" Boleh...kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau,..."

Kean tersenyum senang,namun sedetik kemudian senyum nya luntur setelah mendengar kalimat Gerald selanjutnya.

" Dan lain kali kamu tidak perlu meminta izin dari saya lagi,...karena kamu bukan siapa siapa bagi saya,juga jangan lagi memanggil saya dengan sebutan ayah,karena saya tidak pernah mengharapkan kamu untuk menjadi anak saya..." Ucap Gerald lalu pergi begitu saja.

Kean menundukkan kepalanya,lalu menatap Reon yang kini juga menghampirinya,...
" Lo tau kehadiran Lo itu cuma merusak suasana tau ga ??? Merusak kebahagiaan gue sama ayah,...jadi sebaiknya Lo ga usah muncul lagi di depan gue sama ayah...kalo bisa buat selamanya..." Ucapnya lalu pergi.

" Kenapa kakak begini lagi ??? Kenapa kakak benci aku lagi ???" Pertanyaan lirih itu membuat Reon menghentikan langkahnya.

Reon berbalik lalu kembali menghampiri Kean yang kini menatapnya penuh luka.

" Karena Lo emang pantas di benci,...dan hadirnya Lo di sini udah menghancurkan semuanya,...gue menyesal karena sempat memberikan kasih sayang dan perhatian gue ke Lo kemarin,...dan gue harap setelah ini gue ga akan pernah lihat muka Lo lagi di depan gue...satu lagi,...sama Kya ayah, Lo juga jangan pernah panggil gue kakak,...karena gue ga Sudi punya adek pembawa sial kaya Lo,..." Jawab Reon datar lalu pergi.

Kini hanya Kean yang masih berdiri sembari menatap punggung sang kakak yang semakin menjauh hingga menghilang di atas tangga. Kean menundukkan kepalanya dengan air mata yang mengalir. Kenapa rasanya sesakit ini ?? Apa dirinya begitu hina hingga ayah dan Reon tidak Sudi mengakuinya ?? Kean menghapus air matanya dengan kasar,kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

Disisi lain,tepatnya di kamar Reon. Reon duduk di sisi ranjang nya menatap lurus ke arah foto yang terpajang di atas meja belajarnya. Tangan nya terkepal sempurna,menandakan bahwa dirinya tengah benar benar marah saat ini. Bayangan pertanyaan Kean padanya tadi membuat Reon benar benar emosi.

Sebenarnya ada sedikit rasa bersalah di hatinya setelah mengucapkan kata kata kasar pada Kean. Apalagi,Reon juga menyadari begitu banyak luka yang tersirat dari tatapan mata anak itu. Meski begitu,emosi dan ke egoisan sudah lebih dulu menghitamkan hatinya. Bahkan untuk kesekian kalinya Reon menyakiti adiknya.

Reon mengambil foto itu dari atas meja belajarnya,lalu menatapnya lekat. Ada kilatan amarah yang terpancar dari matanya. Lalu dengan sekuat tenaga Reon melemparkan foto berbingkai itu ke dinding kamarnya hingga hancur. Kemudian Reon memungut selembar foto yang terserak setelah bingkainya hancur itu,dan merobeknya dengan tidak berperasaan.

" Pembawa sial,...brengsek...sampai kapan pun gue bakal benci sama Lo,...bangsat..." Makinya sambil lalu membuang foto yg sudah tidak berbentuk itu kedalam tong sampah.

Setelahnya Reon menghempaskan dirinya ke ranjang empuknya. Lalu menutup wajahnya menggunakan lengan kanan nya. Mencoba meredam emosinya sendiri,hingga tanpa sadar ada setetes air mata yang mengalir dari sudut mata tajam nya.

Tanpa Reon tau,ternyata Kean melihat semuanya di balik celah pintu yang terbuka. Kean melihat bagaimana bencinya sang kakak padanya. Kean juga melihat Reon merobek foto yang sangat di kenalnya hingga hancur berkeping keping lalu membuang nya. Kean tau,bahkan sangat tau foto itu. Itu adalah foto Reon dan juga dirinya yang di ambil beberapa waktu lalu saat Reon menerima kehadiran nya dan memberikan harapan padanya. Sebelum akhirnya harapan itu kembali di patahkan.

Kean membalikkan badannya dan melangkah pergi menuruni anak tangga menuju kamarnya. Tapi,sebuah suara menghentikannya.

" Sekarang kamu tau kan,...seperti apa posisimu di rumah ini,..??? Tidak ada yang bisa kamu perbuat selain menjadi benalu di keluarga saya,...jadi sebaiknya kamu tidak bersikap seakan akan kamu adalah bagian dari kehidupan saya dan anak saya,...karena kami lebih bahagia tanpa kamu..." Dengan tenang nya Gerald berkata sembari menatap datar ke arah Kean yang hanya menundukkan kepalanya. Kemudian kembali masuk ke kamarnya tanpa peduli bahwa ada hati yang terluka begitu dalam karena perkataan nya.

Kean melanjutkan langkahnya dengan gontai menuju kamarnya. Ia meluruhkan tubuhnya bersandar pada pintu kamarnya. Memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya disana. Bahu nya bergetar hebat dengan isakkan yang sengaja ia tahan agar tidak keluar.

" Seburuk itukah Kean Dimata ayah sama kakak ??? Apa kalau Kean tidak ada,ayah dan kakak akan bahagia ??? Bunda,...Kean harus apa sekarang ???" Batin nya pilu.

Tak lama kemudian Kean menghentikan tangisan nya. Menghapus air mata nya dengan kasar menggunakan punggung tangan nya. Kemudian berjalan menghampiri meja belajar nya. Membuka satu satunya laci yang ada di sana,dan mengambil obat2 an yang harus di minumnya itu.

Kean menatap lama obat2 an ditangan nya,kemudian tersenyum miris,...
" Kalo bagi ayah dan kakak hidup Kean hanya lah benalu,pembawa sial,dan penghancur kebahagiaan kalian,...maka untuk Kean mencoba bertahan dengan semua ini ???"

Sedetik kemudian Kean melangkah kan kakinya ke kamar mandi. Membuka tutup kloset lalu membuang semua obat2 an itu kedalam kloset. Lalu menyiramnya hingga semua obat2 itu tertelan kloset dengan sempurna. Kean membuang botol bekas obat2 itu ke tong sampah.

" Kalo ini yang kalian mau,...kita lihat saja sampai berapa lama Kean mampu bertahan ??? Kalo memang kepergian Kean bisa membuat ayah dan kakak bahagia,..Kean ikhlas ..." Lirih nya.

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

TBC

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Kok aku nyesek banget ya ngetik nya,...

Kalian semua gimana ???

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang