🌧️ 45 🌧️

8.8K 480 49
                                        


Gerald berdiri di depan sebuah makam yg bertuliskan nama Mayang di atas batu nisan nya. Ya. Gerald meninggalkan rumah sakit dan pergi ke makam istrinya. Gerald berlutut di depan makam istrinya. Wajah nya penuh dengan air mata.

" Maaf...maaf...maaf Mayang...maaf karena aku sudah egois selama ini...maaf karena aku sudah menyia nyiakan pengorbanan kamu...maaf karena aku sudah menyakiti anak kita,...aku benar benar minta maaf Mayang...aku bukan ayah yang baik,...aku...aku adalah ayah yang buruk Mayang...aku minta maaf...aku benar benar minta maaf...." Kata demi kata penyesalan Gerald ucapkan d depan makam istrinya.

Gerald menumpahkan tangis nya di sana. Gerald benar benar menyesal. Jika bisa,Gerald ingin mengulang kembali waktu yg sudah terlewat,dan ia akan menyayangi Kean dengan sepenuh hati. Namun waktu tidak bisa di putar ulang. Gerald hancur,ketika mengingat seberapa buruk perlakuan nya pada Kean. Kean nya yg malang,anak bungsunya.

" Mayang,...aku mohon jangan bawa Kean dulu,...tolong kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semua yg sudah aku hancurkan,...izinkan aku untuk menebus kesalahan aku...aku janji aku akan menyayangi anak kita dengan tulus...aku akan melakukan apa saja yg seharusnya di lakukan seorang ayah pada anak nya...aku mohon Mayang,...aku mohon...kasih aku kesempatan untuk menjadi ayah yg baik untuk Kean...Kean putra kita...putra bungsu kita..." Lagi. Gerald menumpahkan tangisnya di depan pusara sang istri.

Gerald benar benar menyadari kesalahan nya sekarang. Gerald merasa menjadi seorang ayah yg bodoh. Bahkan mungkin dirinya tidak pantas di sebut sebagai seorang ayah. Gerald bahkan nyaris menghilangkan nyawa putra nya sendiri. Ia merasa menjadi manusia yg paling jahat di dunia ini.

Tak ada lagi yg bisa Gerald ucapkan selain menangis di depan pusara istrinya. Bahkan hujan yg mulai membasahi tubuhnya pun tidak ia hiraukan. Bahkan suara tangis Gerald mampu menyaingi derasnya suara hujan. Gerald tidak peduli pada tatapan beberapa orang peziarah yg berteduh tak jauh darinya dan menatapnya dengan tatapan aneh. Gerald hanya ingin menumpahkan segala penyesalan nya. Penyesalan terbesar dalam hidupnya.

Anaknya sakit. Kean nya. Anak yg selama ini dia benci,namun justru anak itulah yg menyelamatkan nyawanya. Bukan hanya sekali,melainkan dua kali. Dua kali Kean mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan nya. Menyelamatkan ayah yg tidak tau diri sepertinya. Ayah yg sudah sangat jahat seperti dirinya. Bahkan setelah semua rasa sakit yg di terima oleh Kean. Justru anak itu yg meminta maaf pada nya.

" Astaghfirullah...." Isak Gerald ketika teringat permintaan maaf Kean beberapa waktu lalu. Dan betapa jahat nya dirinya selama ini.

🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

Hal yg tak jauh berbeda juga terjadi pada Reon. Anak itu kini terduduk di sisi ranjang nya setelah Irma dan Bima memaksanya untuk pulang. Reon sempat menolak,namun Bima memberinya pengertian agar dirinya menenangkan diri dulu. Hingga dengan terpaksa Reon menurutinya.

Sejak Reon pulang,anak itu sama sekali tidak keluar kamar. Reon hanya duduk di tepi ranjang nya sambil menundukkan kepala. Sama seperti Gerald,Reon juga merenungkan kesalahan nya. Kesalahan yg begitu besar yg mungkin tidak akan pernah bisa termaafkan.

Reon kembali teringat saat dulu ia membenci Kean,lalu ia mulai sedikit berdamai dengan hatinya dan mulai menerima Kean. Reon bahkan pernah berjanji akan selalu berada di sisi adik nya apa pun yg terjadi,Reon memberi kan harapan pada adiknya yg kemudian ia juga yg menghancurkan nya. Adik ?? Masih pantaskah ia d sebut sebagai seorang kakak ??? Kakak mana yg tega menghancurkan harapan adiknya sendiri.

Air mata Reon kembali mengalir dan Reon sama sekali tak berniat untuk menghapusnya. Reon harap air matanya bisa meleburkan semua dosa dan kesalahan nya pada adiknya. Tanpa sengaja Reon melihat amplop putih berlogo rumah sakit yg malam itu di berikan bi Ida padanya. Dengan langkah gontai Reon meraih amplop tersebut dan membukanya.

Reon membaca kata demi kata yg tertera di sebuah kertas yg ia ambil dari dalam amplop tersebut.air matanya semakin deras mengalir,kaki nya melemas hingga Reon meluruh bersandar pada sisi ranjangnya. Menekuk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya disana. Reon menangis,meraung menyesali perbuatan nya selama ini.

Reon menyadari bahwa dirinya sudah benar benar jahat selama ini. Adiknya sakit,namun bahkan Reon tidak mempedulikan nya sama sekali. Ego dan kebencian yg menguasainya benar benar telah membuatnya menjadi orang yg sangat kejam. Bahkan dengan tidak berperasaan,Reon melontarkan kata kata kasar pada Kean. Reon ingat bagaimana dirinya meminta agar Kean pergi jauh dari hidupnya beberapa waktu lalu.

Reon mendongakkan kepalanya,saat merasakan usapan lembut seseorang di kepalanya.

" Bibi..." Seru Reon.

Ya. Bi Ida lah yg mengusap lembut kepala Reon. Bi Ida sudah mendengar semua nya. Lebih tepatnya Irma yg memberitahu nya. Irma juga meminta pada bi Ida agar membantu menenangkan Reon.

Reon langsung memeluk bi Ida dengan erat. Semakin meraung berharap dengan begitu bisa sedikit mengurangi rasa bersalahnya. Bi Ida pun membalas pelukan Reon tak kalah erat.

" Bi,...maafin aku bi...aku udah jahat banget selama ini...aku benar benar menyesal bi...aku menyesal...aku takut bi...aku takut Kean ga mau maafin aku...Rafa bilang,mungkin aja kali ini Kean benar benar udah capek dan dia bakal milih buat pergi...aku ga mau bi...aku ga mau...aku mau mengulang semuanya bi,...aku mau adek aku bi...aku mau Kean...bibi..." Racau Reon dalam pelukan bi Ida.

Bi Ida pun tak sanggup menahan air matanya melihat betapa terpuruknya Reon saat ini.

" Tenang nak...tenang...kamu harus tenangin diri kamu dulu...jangan begini nak..." Ucap bi Ida menenangkan.

Reon melepaskan pelukannya,...
" Gimana aku bisa tenang bi,...aku harus gimana sekarang bi,...aku takut Kean ga mau maafin aku dan lebih milih buat ikut bunda...aku ga mau hal itu sampai terjadi bi,...aku mau Nebus semua kesalahan aku sama Kean bi,...aku mau jadi kakak yg baik buat Kean bi,..aku ga mau Kean pergi bi,...bibi...tolong aku bi...apa yg harus aku lakukan sekarang bi..."

Bi Ida kembali meraih Reon kedalam pelukan nya,...
" Istighfar sayang,...istighfar... Kamu ga boleh begini nak,...dengerin bibi,...Kean itu anak yg baik,...dia bukan anak yg pendendam...dia pasti mau maafin kamu,...Kean juga ga mungkin benci sama kakak nya sendiri,...sekarang kamu istirahat dulu ya,...tenangin hati dan pikiran kamu,...yg penting sekarang kita do'a kan supaya keadaan Kean cepat membaik dan Kean bisa cepat sadar..."

Reon mengangguk pelan,...
" Ayah mana bi ???"

" Ada di kamarnya,...bapak juga perlu menenangkan diri dan pikiran nya sendiri dulu...udah sekarang lebih baik kamu tidur...jangan sampe kamu ikutan sakit...Kean pasti marah sama bibi kalo sampe kamu ikut sakit..." Ucap bi Ida sedikit bercanda.

Reon sedikit terkekeh lalu membaringkan tubuhnya di ranjang. Bi Ida mengusap pucuk kepala Reon dengan lembut.

" Kamu harus yakin,...Allah pasti kasih kesempatan buat orang orang yang benar benar mau berubah...dan kamu juga harus yakin,...kalau Kean pasti mau maafin kamu..." Ucap bi Ida yg d angguki oleh Reon sebelum bi Ida  meninggalkan kamar Reon.

Reon memandang langit langit kamar nya sejenak,...
" Ya Allah,...tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya...izinkan aku untuk menebus semua kesalahan ku dan menjadi kakak yg baik bagi adik aku...Aamiin..." Do'a nya sebelum benar benar terlelap.

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

Yg mau tau kondisi Kean,tunggu d part selanjutnya ya...

Karena part ini aku mau kalian ngerasain penyesalan dari seorang Gerald dan Reon...

Tapi kaya nya ga dapet feel nya deh...

Maaf ya 🙏🙏🙏

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang