🌧️ 89 🌧️

6.4K 352 35
                                        


Kean mulai menggeliat dalam tidurnya karena merasa tidak nyaman. Ia hendak mengubah posisi tidurnya,tapi urung saat rasa sakit menyerang pinggang bagian kirinya.

" Ssshhh....sa...kit..."

Gerald yg duduk di sofa tak jauh dari ranjang Kean lantas menghampiri saat telinganya mendengar suara rintihan.

" Kean...??? Mau apa hm ??? Jangan banyak gerak dulu sayang,..."

Kean membuka matanya dan mendapati wajah tampan sang ayah yg terlihat khawatir. Tak terasa air matanya menetes begitu saja.

" Hey,...kok nangis ??? Sakit banget ya ???" Tanya Gerald lagi.

" Ca...pek...a...yah...pe...gal...pa...nas...sa...kit...." Jawab Kean. Bukan itu yg ingin Kean katakan,sebenarnya anak itu ingin mengatakan jika ia ingin mengganti posisi berbaring nya,tapi akan sangat lama jika ia mengatakan hal itu. Hanya air matanya yg semakin deras mengalir yg mewakili apa yg ia rasakan.

Namun beruntung,karena Gerald sangat peka. Ia bisa menangkap dengan baik maksud dari ucapan bungsunya.

" Kean pegal tidur posisi begini ??? Mau telentang aja ??? " Tanya sang ayah.

Kean mengangguk lemah sebagai jawaban.

" Ya udah,...ayah bantu ya...tahan sebentar sakitnya,oke ???"

Lagi,hanya anggukkan lemah yg anak itu berikan.

Kemudian Gerald membantu Kean agar berbaring telentang. Anak itu tak berhenti merintih sakit karena sumpah demi apapun,pinggang nya terasa sangat sakit. Tangan nya meremas kuat pakaian di bagian lengan sang ayah.

" Sudah nyaman belum dek,..??? " Tanya Gerald.

Kean mengangguk. Setelah nya hanya hening. Gerald membiarkan Kean untuk mengatur nafasnya yg tersengal karena menahan sakit. Ia juga tak lupa meletakkan sebuah bantal kecil untuk menyangga pinggang kiri putra nya. Gerald mengusap keringat di kening Kean. Panas,itulah yg ia rasakan. Ia yakin sekarang jika bungsunya itu tengah terserang demam. Segera Gerald mengambil plester penurun demam dari laci meja belajar Kean dan menempelkan nya di kening Kean.

Gerald mengusap dada Kean dengan pelan,...
" Sudah lebih baik hm ???" Tanya nya saat melihat nafas bungsunya mulai kembali normal.

Kean menatap sang ayah sembari mengangguk. Gerald tersenyum lalu mencium kening Kean yg terdapat plester penurun demam.

" Anak ayah nakal banget sh,...tau ga ?? Ayah khawatir banget tadi,..."

" Ma....af...."

Gerald mengusap kepala bungsunya,...
" Iya,...ayah maafin,...tapi emangnya tadi Kean mau ngapain hm ??? Sampai jatuh begitu,...???"

Kean tidak langsung menjawab,ia bahkan tidak berani menatap sang ayah,...
" Ke....an...ha...us..."

Gerald menatap Kean dengan pandangan sendu.

" Ja....ngan....ma...rah...ma....af....a....yah...." Ucap Kean lagi dengan air mata yg kembali mengalir.

Gerald langsung mengusap air mata Kean dengan penuh perhatian,...
" Ssstt,...jangan nangis...ayah ga marah  sayang,...tapi Kean harus janji,nanti kalau butuh apa apa kasih tau ya,...jangan lakuin sendiri...jangan sampai hal kaya gini kejadian lagi...okay ???"

Kean mengangguk pelan. Gerald kembali mengusap kepala Kean dengan lembut. Ia mengerti,bahkan sangat mengerti jika sebenarnya Kean tidak ingin merepotkan orang orang di sekitarnya. Karena itu Gerald mencoba memberikan pengertian pada bungsunya itu dengan pelan,agar anak nya itu tidak merasa takut. Kenyataan nya,meskipun Kean tidak bisa mengingat masa lalunya,tapi sifat nya sama sekali tidak berubah. Kean terlalu baik, disini justru Gerald dan Reon yg harus berusaha lebih keras untuk merubah semua tabiat buruknya. Dan sejauh ini sepertinya Gerald sudah berhasil melakukan nya. Reon ??? Kita lihat saja nanti.

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang