🌧️ 71 🌧️

4.9K 318 28
                                        


Gerald dan Reon menunggu dengan cemas di depan ruang IGD.

" Kenapa begini lagi ???" Lirih Reon.

Gerald yg duduk di samping anak sulung nya itu menoleh.

" Kenapa Kean harus masuk ke ruangan itu lagi yah ???" Tanya Reon lagi. Manik kelamnya yg berkaca kaca menatap iris hitam sang ayah yg juga memancarkan ketakutan.

Gerald menarik Reon dalam pelukan nya,...
" Kita harus tenang,...ayah yakin Kean ga akan kenapa kenapa...Kean pasti cuma kecapekan aja...kamu juga tau kan gimana aktif nya adik kamu itu ??? Jadi kita ga boleh berfikiran yg tidak tidak...Kean pasti baik baik saja..."

Reon mengangguk dalam pelukan ayahnya. Dalam hati,ia meng amin kan perkataan ayahnya.

Tak berselang lama,pintu ruang IGD terbuka bersama dengan keluarnya dr. Burhan dari sana. Ya,Gerald dan Reon membawa Kean kerumah sakit tempatnya dulu di rawat. Dengan dokter Burhan yg menanganinya.

" Dokter...bagaimana ???" Tanya Gerald yg langsung melepaskan pelukan nya pada Reon.

" Untuk sekarang keadaan Kean sudah membaik...Kean juga akan dipindahkan ke ruang perawatan,...sebelumnya apakah Kean pernah mengeluh sakit pada bagian tubuhnya seperti punggung atau bagian lain nya ??? " jawab dan tanya dokter Burhan.

Gerald dan Reon saling berpandangan sejenak kemudian menggelengkan kepalanya.

" Memang nya Kean kenapa dokter ??? Adik saya kenapa ???" Tanya Reon tidak sabar.

Dokter Burhan tersenyum tipis,...
" Untuk kepastian nya,kita harus menunggu sampai hasil pemeriksaan Kean keluar,...karena saya tidak bisa memberikan penjelasan apa apa sebelum hasil pemeriksaan nya keluar,...yg jelas,kondisi Kean saat ini tidak bisa dikatakan baik baik saja,...berdo'a saja semoga Kean tidak kenapa kenapa..." Jelasnya.

Gerald dan Reon terdiam. Apa lagi kali ini ??? Itulah yg ada di pikiran keduanya. Kemudian dokter Burhan pamit untuk kembali keruangan nya.

🌧️🌧️🌧️

Gerald dan Reon berada di ruang rawat Kean. Ruang VVIP,tempat yg sama saat Kean menjalani pengobatan kanker nya. Gerald duduk di samping ranjang Kean yg masih terlelap. Sedangkan Reon duduk bersandar di sofa dengan satu tangan yg menutupi wajahnya.

" Eungh..."

Gerald mendekatkan dirinya pada Kean,begitu juga Reon yg langsung menghampiri keduanya.

" Kean / Key,..." Panggil keduanya.

Kean mengerjapkan matanya perlahan lalu menatap dua orang yg sangat dia sayangi kini tengah menatapnya. Gurat kekhawatiran tercetak jelas di wajah keduanya.

" Ayah...kakak..."

Gerald dan Reon mengangguk bersamaan.

" Kenapa ?? Ada yg sakit hm ???" Tanya Gerald sambil mengusap kepala Kean.

Kean hanya menggeleng sebagai jawaban.

" Lo suka banget sh bikin gue khawatir,...Lo ga tau kan gimana perasaan gue waktu liat Lo pingsan tadi...???" Ucap Reon sambil memalingkan wajahnya.

" Reon,..." Peringat Gerald.

Tidak. Reon tidak marah. Reon hanya merasa khawatir pada adiknya itu. Kean menatap Reon dengan mata yg berkaca kaca. Apa kakaknya itu marah padanya ??? Apa Reon akan membencinya lagi seperti dulu ??? Tanpa terasa air mata Kean mengalir begitu saja dari setiap sudut matanya.

" Hey,...nak...kenapa nangis ??? Apa yg sakit hm ???" Tanya Gerald cemas.

Kean menggelengkan kepalanya,...
" Jangan marah...maaf...jangan benci Kean lagi...jangan...maaf...maaf...jangan benci Kean...maaf..." Racaunya. Bahkan isakkan nya semakin terdengar.

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang