Selamat membaca...
.
.
.
.
.
.
Reon duduk d ranjang king size nya dengan kepala menunduk. Dalam kepalanya masih terekam dengan jelas suara lirih Kean dan Isak tangis nya. Pikiran nya kembali melayang pada perlakuan nya selama ini pada adik nya itu.
Adik ??? Kenapa rasanya sangat menyakitkan ketika menyebut Kean sebagai adiknya. Reon masih bisa mengingat dengan jelas,bagaimana dulu Kean kecil selalu mengajaknya bermain namun ia selalu menolaknya. Bahkan Reon tak segan untuk bertindak kasar pada Kean.
Reon bahkan sama sekali tidak peduli saat Gerald membentak atau bahkan memukul Kean hanya karena hal sepele. Reon tidak peduli ketika Kean menangis karena merasa sakit pada tubuhnya akibat pukulan sang ayah.
Flashback on
" Ampun ayah,...sakit...ampun..." Jerit kesakitan Kean saat Gerald mencambuk tubuh kecil itu menggunakan ikat pinggang nya hanya karena Kean tidak sengaja menumpahkan air d lantai dan membuat Reon terjatuh dan menangis.
" Dasar anak sial,...belum cukup kamu buat istri saya meninggal hah ??? Dan sekarang kamu mau bikin anak saya celaka juga,...iya ???" Bentak Gerald sembari terus mencambuk brutal tubuh kean yang sudah meringkuk d lantai.
" A..aku gak se..sengaja ayah..." Rintih Kean.
" Saya ga peduli,...hidup kamu itu memang pembawa sial,...bahkan kamu sudah membunuh istri saya begitu kamu lahir ke dunia ini...anak kurang ajar !!!" Bentak Gerald semakin brutal memukuli Kean.
Sementara Reon hanya menatap tanpa mau menolong. Sampai akhirnya bi Ida yang baru pulang dari pasar terkejut begitu mendapati majikan nya sedang memukuli Kean yang sudah tidak berdaya d lantai.
" Astaghfirullah Kean,..." Serunya segera menghampiri Kean dan mencoba melindunginya.
" Sudah pak,...kasihan Kean pak,...saya mohon pak,jangan pukuli Kean lagi,..." Mohon bi Ida.
Gerald menghentikan aksinya mendengar permohonan bi Ida. Pembantunya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya,karena bi Ida sudah bekerja sangat lama pada keluarganya. Bahkan sebelum Gerald menikah.
Gerald melempar ikat pinggangnya kemudian melenggang pergi sambil menggendong Reon. Bi Ida segera menghampiri Kean yang masih meringkuk d lantai. Meraihnya kedalam pelukan dan mencoba memberikan kenyamanan. Sedangkan Kean hanya bisa menangis merasakan sakit akibat cambukan ayahnya.
Hal itu mengakibatkan Kean demam tinggi bahkan sampai harus d rawat d rumah sakit selama seminggu. Dan selama itu pula Gerald sama sekali tidak menanyakan keadaan Kean. Gerald justru membawa Reon berlibur sebagai hadiah ulang tahun nya.
Flashback of
Reon menatap foto mendiang sang bunda yang terpasang rapi d atas meja belajarnya.
" Bunda,...apa Reon salah sudah bersikap seperti ini pada Kean,..??? " Tanya nya dengan air mata yang mengalir d pipinya.
" Tapi dia sudah buat bunda pergi,...dia yang udah buat bunda meninggal...anak itu yang udah bunuh bunda,...iya kan bunda ??? Tolong jawab Reon bunda,...jangan diam saja bunda..." Reon menangis terisak d hadapan foto mendiang bundanya.
Reon meringkuk kan badan nya d atas tempat tidur sambil menangis. Hingga akhirnya Reon tertidur setelah menangis cukup lama.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kean
Fanfictiontentang Kean yang merindukan hangat nya pelukan ayah dan kakaknya... " kalau kepergian Kean bisa bikin ayah dan kakak bahagia,...Kean ikhlas " - kean