Seperti keinginan Kean. Kini Rafa,Adit dan Kevin berada di ruang rawat Reon dan Gerald. Setelah memastikan anak itu tertidur pulas,ketiga nya memutuskan untuk menjenguk sahabat mereka. Sebenarnya hanya Kevin dan Adit saja yang berniat,tidak dengan Rafa. Terbukti sejak masuk tadi,Rafa hanya duduk d sofa dengan diam. Sama sekali tak ada niatan baginya untuk ikut dalam obrolan.
" Raf,...Lo kenapa sh ??? Dari tadi lo diem aja...???" Tanya Reon penasaran.
" Gue oke,...gue cuma kepikiran Kean..." Jawab Rafa cuek.
Reon mendengus,...
" Mendingan Lo jauhin anak itu,...jangan sampe Lo ikut kena sial nya kaya gue..."
Kevin dan Adit memejamkan matanya guna menahan emosi. Sejak tadi Reon selalu mengatakan hal yang tidak baik tentang Kean. Dan tentu saja mereka tidak menyukainya. Lain halnya dengan Rafa,anak itu menatap tajam ke arah Reon.
" Siapa yang Lo bilang anak sial Re,..??" Tanya Rafa sinis.
" Gue rasa tanpa harus gue sebut namanya pun Lo udah tau siapa yang gue maksud..." Jawab Reon.
Rafa tersenyum miring,lalu bangkit dan menghampiri Reon,..
" Sayang nya orang yang Lo sebut sebagai anak sial itu adek Lo sendiri kalo Lo lupa..."
Reon mengepalkan tangan nya,merasa marah mendengar ucapan Rafa.
" Dan hal itu juga yang gue sesali...kalo bukan karena si sialan itu,gue ga akan ada disini sekarang,...bokap gue juga ga akan sampe kecelakaan...bahkan dulu gara gara dia juga bunda gue meninggal...emang seharusnya dia ga pernah lahir kedunia ini,seharusnya dulu dia yang mati bukan bunda gue,..." Dingin Reon.
" Re...Lo sadar ga apa yang Lo ucapin barusan itu bisa jadi do'a,..." Tenang Kevin.
" Gue malah berharap banget dia mati,...supaya gue sama ayah gue ga akan kena kesialan dia lagi..."
" Brengsek !!!" Umpat Rafa sembari menghampiri Reon dengan penuh emosi.
Hampir saja Rafa melayangkan bogem mentah nya kepada Reon. Rafa sama sekali tidak peduli dengan keadaan Reon yang masih bisa d bilang belum pulih.
" Jangan pernah menyentuh anak saya,..." Ucap Gerald yang sejak tadi hanya diam.
Rafa menggantungkan tangan nya di udara,lalu menoleh ke arah Gerald. Matanya bertemu tatap dengan mata Gerald yang kini melayangkan tatapan tajam pada nya. Namun sekali lagi,Rafa tidak peduli. Rafa membalas tatapan tajam Gerald dengan tak kalah tajam.
" Kalau kamu hanya mau membuat keributan disini,sebaiknya kamu pergi,...dan lagi apa yang di katakan oleh anak saya itu benar adanya,...anak yang sedang kamu bela sekarang ini memang anak pembawa sial,...sama sekali tidak ada hal baik dalam dirinya,...saya bahkan menyesal karena darah saya ikut mengalir dalam tubuhnya yang penuh kesialan itu..." Sambung Gerald datar.
Tangan Kevin dan Adit mengepal begitu kalimat menyakitkan itu meluncur bebas dari Gerald. Sungguh mereka tak menyangka,jika orang berpendidikan dan terpandang seperti Gerald,akan mengatakan hal semacam itu. Bahkan untuk anaknya sendiri.
Suasana menjadi terasa mencekam dengan keheningan yang tercipta. Namun semua itu tidak bertahan lama ketika dengan santainya Rafa bertepuk tangan sambil tertawa terbahak bahak.
Prok...prok...prok..
" Hahaha....wow,..kalian berdua ayah sama anak kompak banget ya,...gue salut tau ga..." Serunya.
Tiga remaja dan seorang dewasa di ruangan itu menatap bingung pada Rafa yang masih tertawa,meski sudah tidak sekeras tadi.
" Om,...om tau ga kenapa dulu Allah panggil Tante Mayang lebih dulu ??? " Tanya Rafa membuat Gerald menatapnya bingung. Pun dengan yang lain nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kean
أدب الهواةtentang Kean yang merindukan hangat nya pelukan ayah dan kakaknya... " kalau kepergian Kean bisa bikin ayah dan kakak bahagia,...Kean ikhlas " - kean
