🌧️ 57 🌧️

5.5K 378 27
                                        


Operasi Kean dilakukan malam itu juga. Karena kondisi Kean yg tiba tiba menurun secara drastis. Tidak ada cara lain,meski kemungkinan berhasilnya sangat kecil,tapi tim dokter akan melakukan yg terbaik.

Begitu juga dengan Gerald dan Reon. Mereka berdua meyakinkan diri mereka jika operasinya akan berjalan lancar dan Kean akan kembali sehat. Bima dan yg lain nya juga masih disana. Meski Gerald sudah meminta agar mereka pulang dan kembali lagi besok saja. Tapi mereka semua menolak dengan tegas. Mereka bersih keras untuk tetap di rumah sakit,menemani Gerald dan Reon. Juga mereka ingin tau perihal berhasil atau tidaknya operasi Kean.

Dan disini lah mereka sekarang. Berkumpul di depan ruang operasi yg sudah berjalan sejak satu jam yg lalu. Sementara para orang tua sibuk dengan pikiran mereka masing masing. Ke empat pemuda yg ada di sana justru sudah tertidur dengan posisi yg tidak elit sama sekali. Kevin,Rafa,Adit dan Reon tertidur selonjoran di lantai dan bersandar di dinding. Wajar saja,karena waktu memang sudah menunjukkan pukul 11.30 malam.

Gerald sejak tadi hanya diam menatap lurus kedepan,seolah sedang melamun. Hingga Gerald tersadar dari keterdiaman nya saat seseorang menepuk pelan pundaknya.

" Bang,...gue tau apa yg Lo rasain saat ini,...tapi gue minta sama Lo...Lo ga boleh pesimis...gue yakin Allah masih mau berbaik hati untuk membantu proses operasi Kean di dalam..." Ucap Bima. Seseorang yg menepuk pundak Gerald tadi.

Gerald menatap Bima yg duduk disampinganya. Apa yg dikatakan oleh Bima memang benar. Dirinya tidak boleh pesimis,bahkan para dokter yg sedang mengoperasi Kean saja bisa optimis,lalu kenapa dirinya tidak bisa. Gerald tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

" Gue titip Kean sama Reon sebentar,...gue harus pergi ke suatu tempat..." Pamit Gerald yg di angguki oleh Bima.

Setelahnya Gerald beranjak pergi dari sana.

🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

Gerald memarkirkan mobilnya di sebuah pemakaman umum. Yaps,Gerald pergi ke makam istrinya,Mayang. Kalau kalian kira pemakaman ini terlihat gelap dan menyeramkan,kalian salah. Karena pada kenyataan nya pemakaman ini adalah pemakaman elit. Jadi sama sekali tidak ada kesan menyeramkan atau apalah itu.

Gerald berlutut di depan makam istrinya. Mengusap lembut nisan yg bertuliskan nama sang istri.

" Mayang,...aku tau,kamu pasti melihatku dari sana...maaf kalau aku mengganggu kamu malam malam begini..." Ucap Gerald.

Gerald menarik nafas sejenak lalu menghembuskan nya secara perlahan,...
" Mayang,...saat ini Kean sedang menjalani operasi untuk kanker lambung nya...aku yakin kamu juga pasti tau itu,...karena itu,...aku minta sama kamu,...tolong bantu Kean...bantu Kean untuk bisa lepas dari rasa sakitnya...bantu Kean untuk sembuh...aku ga mau kehilangan Kean sekarang...masih banyak hutang hutang ku yg belum terbayar pada Kean...meski aku tau apapun yg aku lakukan tidak akan pernah bisa menghapus dosa dosa ku,tapi aku berharap aku bisa memperbaiki segalanya...aku ingin membahagiakan putra bungsu kita,..Mayang...jadi aku mohon...bantu Kean agar bisa melewati operasi ini,agar kami bisa berkumpul dan memulai semuanya dari awal lagi...bantu aku agar aku bisa menjadi ayah yg sesungguhnya,...menjadi ayah yang baik untuk anak2 kita tanpa membedakan kasih sayang ku pada mereka...bantu aku Mayang..."

Gerald merasakan ada hembusan angin yg sangat pelan menerpa wajah tampan nya yg di banjiri air mata. Gerald bisa merasakan jika almarhum istrinya kini ada bersamanya.

Gerald tersenyum,...
" Terima kasih..."

Setelah nya Gerald membacakan beberapa ayat suci untuk istrinya sebelum akhirnya ia pergi dari sana.

🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

" Reon,..."

Reon membuka matanya terkejut. Lalu menoleh menatap seseorang yg baru saja memanggilnya. Di hadapan nya kini ada sang bunda yg tersenyum lembut ke arahnya.

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang