🌧️ 34 🌧️

4.6K 420 19
                                    

🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

Perlahan mata yang sejak siang tadi tertutup rapat itu pun mulai terbuka. Hal yang pertama Kean lihat adalah langit langit kamar yang berwarna putih. Kemudian Kean melirik kesamping kanan nya dan melihat sebuah selang infus yang menggantung dan tersambung pada punggung tangan nya. Kean tau dimana ia berada saat ini. Kean menghembuskan nafas lelahnya.

" Kean udah bangun,hm ?? "

Kean menoleh pelan ke arah suara yang sedikit membuatnya terkejut.

" Om..Bima.." lirihnya.

Bima tersenyum lembut,lalu mengusap kepala Kean dengan penuh kasih sayang.

" Iya,...sekarang masih malam banget,...kamu tidur lagi aja ya..." Bujuk Bima.

Kean menggelengkan kepalanya pelan,...
" Om,...aku kenapa ??? Kenapa aku bisa di sini ??? " Tanya lemah Kean.

Bima menghela nafas lalu menjawab,...
" Kamu lupa ya,...tadi siang kamu pingsan di pelukan om,suka banget sh bikin om jantungan,...Tante kamu sama sepupu2 kamu juga shock banget waktu kamu pingsan gitu aja..."

Kean menoleh ke sisi lain ruang rawatnya,di sana ada Irma yang tertidur di sofa juga Adit,Kevin dan Rafa yang tidur di atas karpet bulu. Kean kembali menatap Bima dengan tatapan bersalah,...
" Maaf..."

" Lho...kok minta maaf ??? " Tanya Bima.

" Udah bikin Om,Tante sama yang lain nya repot..." Jawab Kean pelan.

Bima menggenggam tangan Kean yang masih terasa dingin,...
" Okay,...Om bakal maafin kamu,...tapi kamu harus jawab pertanyaan Om dengan jujur,...bisa ???" Nego Bima dengan lembut.

Kean menganggukkan kepalanya pelan.

Bima mengusap kepala Kean dengan pelan,...
" Kenapa Kean ga minum obat nya,hm ??? " Tanya nya hati hati.

Kean menatap Bima,merasa bersalah ketika melihat ada rasa kecewa dari sorot matanya. Kean mengalihkan pandangan nya ke samping ketika merasa air mata nya akan mengalir.

Namun Bima terlalu peka untuk tidak menyadarinya. Dengan pelan Bima menarik wajah Kean agar kembali menghadapnya. Bima melakukan nya dengan pelan dan hati hati,Bima tidak ingin anak itu merasakan kesakitan dan kembali tertekan.

Mata Bima beradu dengan kedua mata Kean yang telah banjir air mata. Bima segera memeluk tubuh ringkih itu dengan penuh kasih sayang. Tak lama kemudian Bima melepaskan pelukan nya. Bima menghapus air mata Kean menggunakan ibu jari nya.

" Kenapa,hm ?? Ada yang Kean sembunyikan dari Om ??" Tanya Bima.

Alih alih menjawab,Kean justru semakin menangis tanpa suara,...
" Maaf..."

" Sssttt...kamu ga perlu minta maaf,..Om cuma mau kamu jujur sama Om,...jadi benar kalo kamu memang sengaja ga minum obat nya ??? Kenapa,hm ??? " Ucap Bima menenangkan.

" Kean capek Om..." Lirih Kean.

Bima sedikit tersentak dengan jawaban Kean. Namun Bima masih menunggu kalimat apa lagi yang akan di ucapkan oleh keponakan nya itu.

" Ayah bilang,..Kean bukan siapa2,..Kean hanya benalu yang sudah menghancurkan kebahagiaan ayah,...bahkan kak Reon sendiri bilang,..kalau Kean hanya anak sial yang telah merusak semuanya,...ayah dan kak Reon juga bilang,...kalau kebahagiaan mereka adalah dengan kepergian Kean,..." Ucap Kean lirih sembari menundukkan kepalanya menatap kedua kakinya yang tertutup selimut.

Kean mendongakkan kepalanya guna menatap Bima dengan matanya yang ber- air,...
" Kean harus apa Om ??? Kalau kepergian Kean adalah satu satunya yang bisa bikin ayah dan kakak bahagia,...untuk apa Kean bertahan ??? Selama ini,..Kean hidup dengan harapan kalau suatu saat nanti ayah dan kakak bisa sayang sama Kean,...Kean harap suatu saat nanti ayah sama kakak mau maafin Kean dan mau Nerima Kean,...tapi nyatanya,...ayah sama kakak justru ingin Kean pergi...terus untuk apa Kean masih disini Om ??? Kean capek,Om...Kean mau udahan aja,..." Ucapnya.

Kean meraih tangan Bima dan meletakkan diatas dadanya,...
" Di sini,...sakit..." Lirihnya.

Bima tertegun mendengar penuturan lemah keponakan nya itu. Sebegitu nya kah sikap Gerald dan Reon terhadap Kean ??? Tatapan penuh luka dari sorot mata Kean sudah menjelaskan seberapa menderita hidupnya selama ini,namun Bima tak pernah menyangka jika ternyata semuanya lebih buruk dari yang ia duga. Bima sama sekali tidak pernah berfikir jika Gerald dan Reon akan mengatakan hal yang tidak seharusnya mereka katakan.

Tanpa Kean dan Bima sadari tadi empat orang yang tertidur itupun mendengar semuanya. Mereka terbangun saat mendengar Bima bertanya tentang kejujuran Kean. Namun ternyata kejujuran anak itu terlalu menyakitkan bagi mereka,lebih tepatnya alasan di balik semuanya. Kevin,Adit dan Rafa ikut meneteskan air matanya dengan rahang mengeras dan tangan terkepal kuat hingga buku-buku jari mereka memutih. Namun mereka memilih diam. Bagaimanapun mereka tidak boleh membuat Kean semakin tertekan. Lain lagi dengan Irma,yang justru berjalan dengan cepat menghampiri Kean dan suaminya.

Irma memeluk Kean sejenak lalu memberikan kecupan penuh kasih sayang pada dahi keponakan nya itu,...
" Dengerin Tante,...apapun yang terjadi,Kamu ga boleh menyerah...kalau memang ayah sama kakak kamu ga mau Nerima kamu,...masih ada Om sama Tante yang siap menerima dan menyayangi kamu sampai kapanpun,..kalau kamu butuh pelukan,Tante dan Om selalu siap kapanpun kamu mau,...kalau kamu butuh sandaran,ada kami yang siap jadi sandaran kamu...Tante mohon sama kamu,sayang...jangan seperti ini lagi..." Ucap Irma tulus.

Air mata Kean kembali mengalir setelah mendengar ucapan penuh ketulusan yang Tante nya itu ucapkan.

" Maaf..." Lirih Kean.

Irma menggelengkan kepalanya,...
" Jangan minta maaf sayang,...kamu ga salah apapun,...Tante bisa mengerti apa yang kamu rasakan,...tapi Tante mohon,setelah ini kamu harus minum obat kamu dengan rutin lagi ya,...mau kan ??"

Kean menganggukkan kepalanya pelan. Namun sedetik kemudian kedua alis Kean menyatu dengan tangan yang meremat kuat bagian perutnya.

" Eungh..." Rintihnya.

Bima dan Irma seketika merasa panik,...
" Astaghfirullah Kean,..." Ucap serempak Bima dan Irma.

Bahkan ketiga remaja yang sejak tadi hanya mendengarkan pun terlonjak kaget karena nya. Mereka bertiga segera bangkit dan menghampiri Bima dan Irma yang tengah menahan pergerakan tangan Kean yang meremas kuat perutnya.

" Akh,...sakiiittt...ugh..." Rintih Kean.

Kean mencondongkan tubuh nya ketika merasa ada sesuatu yang memberontak keluar dari kerongkongan nya.

HUEEKK

" YA ALLAH...." Seru semua nya ketika melihat cairan merah pekat yang baru saja di muntah kan oleh Kean.

Irma memencet tombol merah yang ada disisi ranjang Kean dengan cepat. Sementara Bima dan lainnya menahan pergerakan Kean yang terlihat sangat kesakitan. Terbukti dari rematan tangan nya pada tangan Bima dan Rafa yang menahan tangan Kean agar tidak meremas perutnya. Bahkan Kean meringkuk kan tubuhnya. Kean terlihat sangat kesakitan.

" Eunghh....saakiiittt...ughhh...sakiitt..." Rintihnya.

Hingga tiba tiba tubuh Kean mengejang hebat dengan kedua bola matanya yang bergulir keatas hingga menyisakan bagian putihnya saja.

" ASTAGHFIRULLAH..."

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

TBC

Ya Allah,...aku ga tega sebenernya nyiksa Kean kaya begini,...

Tapi alur ceritanya memang seperti ini,...

Aku harap kalian semua bisa mengikuti dan memahami nya ya...

Btw,...suka ga aku kasih triple up ???

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang