" Maaf...kami sudah berusaha melakukan yg terbaik,...tapi saat ini kondisi Kean masih kritis...sempat terjadi pendarahan hebat saat pengangkatan sel kanker di lakukan...beruntung stok darah di rumah sakit masih mencukupi...meski begitu kami belum bisa mengatakan jika operasi nya berhasil...kami akan mengawasi perkembangan kondisi pasien pasca operasi secara intensif...dan jika kalian ingin menjenguk pasien,kalian harus mengikuti peraturan yg ada..." Jelas dr. Steve." Jika sampai tiga hari kedepan kondisi Kean tidak mengalami kemajuan,...maka kami sebagai tim dokter hanya bisa pasrah...kami sudah berusaha namun tetap Tuhan yg menentukan semuanya..." Lanjut dr. Reyhan.
Semua nya terdiam tidak tau harus berkata apa. Terutama Gerald dan Reon. Mereka sangat kacau sekarang.
Tak lama kemudian brankar Kean di dorong keluar oleh beberapa perawat. Mereka mengikuti para perawat yg membawa Kean dengan tatapan sedih. Kean di bawa ke ruang ICU dan hanya bisa di jenguk satu orang secara bergantian.
Gerald mendudukkan dirinya di kursi tunggu di depan ruang ICU. Kepalanya tertunduk dengan air mata yg menggenang di pelupuk matanya. Sedangkan Reon sudah meluruhkan tubuhnya bersandar pada dinding dengan air mata yg mengalir membasahi kedua pipinya. Bima,Irma dan yg lain nya juga tidak bisa mengatakan apa,meski hanya sekedar kata kata penenang. Karena mereka juga tidak tau harus bagaimana.
Untuk kesekian kalinya mereka di hadapkan dengan keadaan Kean yg seperti ini. Meski begitu mereka tetap tidak pernah siap dengan kemungkinan buruk yg akan terjadi.
" Mayang,...kenapa seperti ini ??? Apa kamu benar benar marah dan tidak mau memaafkan aku,...sampai kamu ingin menghukummu dengan cara seperti ini...kamu ingin membawa Kean pergi bersama mu...tolong jangan lakukan ini Mayang...jangan..." Batin Gerald pilu.
" Bunda...bunda bilang asalkan aku bisa tepatin janji aku,...maka bunda ga akan bawa Kean pergi...tapi kenapa begini bunda ??? Kalau begini,bagaimana Reon bisa membuktikan kalau Reon bisa menepati janji Reon bunda ??? Jangan ajak Kean sama bunda...Reon mohon..." Isakan Reon terdengar begitu menyedihkan.
Gerald segera meraih Reon kedalam pelukan nya. Meski sama sama hancur,tapi Gerald harus tetap kuat demi menguatkan anaknya. Reon membalas pelukan sang ayah dengan erat dan melampiaskan tangisan nya dalam pelukan ayahnya.
Irma juga menangis di pelukan Bima. Seperti Gerald dan Reon,Irma juga merasakan kesedihan yg sama. Tak terkecuali dengan Kevin,Rafa dan Adit. Mereka memang hanya diam,tapi jauh didalam lubuk hati mereka,mereka juga takut menghadapi kehilangan.
" Kean,...Om tau kamu kuat nak...selama ini kamu selalu mampu melewati semua nya...sekali lagi...sekali lagi tolong buktikan kalau kamu mampu melewati ini dan kembali pada kami..." Batin Bima.
" Key,...sampai kapan pun gue ga akan pernah siap kehilangan Lo...meski kita ga ada hubungan darah,tapi gue sayang banget sama Lo...Lo udah kaya adek kandung gue sendiri...dan gue harap Lo ga akan ninggalin gue..." Batin Rafa.
" Lo ga boleh pergi Key,...masih banyak orang yg sayang sama Lo..." Batin Kevin.
" Key,...gue ga mau kehilangan sepupu dan sahabat terbaik gue...please berjuang lagi Key..." Batin Adit.
🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️
Setelah semalam berlalu dengan penuh kesedihan. Bima dan keluarganya juga Rafa memutuskan untuk pulang dan akan kembali lagi nanti.
Pihak rumah sakit juga memberi izin untuk menjenguk Kean dengan cara bergantian dan harus menggunakan pakaian khusus. Dan disinilah Reon,di dalam ruang ICU,menjenguk Kean yg terbaring lemah dengan segala macam alat medis yg menempel di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kean
Фанфикtentang Kean yang merindukan hangat nya pelukan ayah dan kakaknya... " kalau kepergian Kean bisa bikin ayah dan kakak bahagia,...Kean ikhlas " - kean