🌧️ 82 🌧️

4.6K 315 40
                                    


Operasi yg katanya memakan waktu 8 jam tersebut ternyata tidak sesuai dengan faktanya. Karena sudah hampir 10 jam operasi itu di laksanakan,masih belum ada kabar apapun. Entahlah,apa yg sedang mereka lakukan di dalam sana pada tubuh Kean.

Gerald dan Reon masih setia menunggu. Bahkan Reon yg sempat tertidur karena lelah menangis pun sudah terbangun. Sedangkan Bima dan Irma sudah lebih dulu pulang sejak beberapa jam yg lalu dan akan kembali lagi nanti.

" Yah,...kenapa operasi nya lama banget ??? Ini sudah hampir 10 jam,dan mereka belum selesai...belum ada kabar apapun dari mereka...sebenarnya apa yg mereka semua perbuat di dalam sana ???" Tanya Reon tidak sabar.

" Tenang Reon,...ayah juga tidak tau apa saja yg mereka lakukan...yg pasti mereka semua sedang berusaha untuk menyelamatkan Kean...ayah juga sama khawatirnya sama kamu,...tapi itu aja ga bisa bantu apa apa...kita hanya bisa berdo'a semoga semua nya baik baik saja..." Jawab Gerald membuat Reon terdiam.

" Reon,..."

" Iya..."

" Boleh ayah minta sesuatu sama kamu ???"

Reon menatap sang ayah dengan tatapan tidak mengerti.

Gerald meraih tangan Reon untuk ia genggam sembari menatap lurus ke manik jelaga anak sulungnya,...
" apapun yg terjadi nanti,...seperti apapun Kean mati,...janji sama ayah kalau kamu akan menerima nya dengan ikhlas..."

" Maksud ayah ???"

" Operasi yg sedang Kean jalani kali ini sangat beresiko...selain dari kemungkinan yg paling buruk yg bisa saja kita hadapi nanti,...operasi kali ini juga ada efek tersendiri..." Jelas Gerald.

Reon semakin tidak mengerti,...
" Ayah,please...maksud ayah apa ?? Efek yg bagaimana yg bakal terjadi sama Kean ???"

Gerald menarik nafas dalam dan menghembuskan nya secara perlahan,...
" Dokter Burhan bilang,...sekalipun operasi Kean kali ini berhasil dan Kean sembuh,...Kean ga akan bisa kaya dulu lagi..." Gerald menjeda ucapan nya. " Kean akan cacat..."

Deg

" M..maksud...a..ayah..??"

" Sekalipun operasi ini berhasil,Kean tidak bisa kembali normal,...Kean akan mengalami kecacatan,...di antaranya Kean akan mengalami kebutaan,...cacat mental...atau lumpuh permanen..."

DUAAARRR

Bagai tersambar petir di siang bolong. Perasaan Reon seketika hancur berkeping keping. Air mata yg baru saja mengering kini kembali mengalir seperti aliran sungai kecil.

" A...a...apa...???"

Dengan berat hati Gerald menganggukkan kepalanya,...
" Tidak ada yg bisa kita lakukan untuk itu,...karena itu,ayah mohon sama kamu...supaya kamu bisa menerima Kean setelah ini apapun kondisinya...kamu,ayah...kita harus bisa menerima semua konsekuensi nya...Kean akan memiliki banyak kekurangan setelah ini,...jujur,ayah juga tidak sanggup membayangkan bagaimana kehidupan Kean nantinya,...tapi apapun itu,bagaimanapun juga...kita lah yg punya andil terbesar dari semua ini...Allah sedang menguji kita melalui Kean karena kesalahan kita sendiri...dan Allah juga ingin tau seberapa kuat dan ikhlas kita dalam menghadapi semua yg terjadi...ini adalah akibat dari sebab yg kita perbuat di masa lalu...kita sudah banyak berdosa,terlebih ayah...dan mungkin ini adalah cara Allah untuk menghukum kita..."

Reon masih terdiam tanpa bereaksi apa apa. Semua nya terlalu tiba tiba untuk dia dengar. Terlalu banyak kenyataan pahit yg harus ia telan hari ini.

" Kamu mau kan janji sama ayah,...lebih tepat nya kita sama sama berjanji untuk tetap bersama Kean apapun yg terjadi kedepan nya...Kean hanya punya kita sebagai keluarganya,dan hanya kita yg Kean butuhkan...Kean sudah bertahan selama ini juga demi kita...Kean juga sudah banyak berkorban demi kita...sekarang giliran kita yg melakukan nya demi Kean..." Lanjut Gerald.

Reon tetap diam. Perlahan ia menarik tangan nya yg berada dalam genggaman tangan sang ayah. Dada nya naik turun karena sesak yg ia rasakan setelan mendengar penuturan sang ayah. Reon tidak tau harus menjawab apa dan tidak tau harus bagaimana. Tanpa berkata apapun Reon bangkit dari duduk nya dan memilih untuk pergi dari sana. Meninggalkan Gerald yg hanya bisa menatap sendu kepergian anak pertamanya. Gerald pun tak ada niat untuk mengejar nya,karena Gerald tau,Reon pasti perlu waktu untuk bisa mencerna setiap perkataan nya barusan. Gerald hanya berharap,Reon bisa memahami semuanya.

" Ya Allah,..." Serunya pelan sarat rasa lelah.

🌧️🌧️🌧️

Reon berlari sekuat tenaga menuju atap rumah sakit.

" AAAAAAAAARRRRRRRRGGGGGGHHHHHHH....BRENGSEK....SIALANNNN....AAAAAAAAAARRRRRRGGGGGHHHHHHHH"

Reon berteriak melepaskan semua beban yg ada di hatinya.

" Kenapa jadi begini ??? Kenapa harus begini ??? KENAPA...??? KENAPAAAAA ??? AAAAARRRGGGHHHH "

Jeritnya pilu. Reon meluruhkan tubuh nya dengan menekuk kedua lututnya dan menenggelamkan kepalanya di sana. Reon menangis mengeluarkan semua emosinya.

" Kenapa ya Allah,...kenapa ???"

Hanya kata ' kenapa ' yg bisa ia ucapkan. Sungguh,Reon merasa sedih,kecewa dan marah. Sedih karena kenapa harus adik nya yg mengalami hal seperti ini ?? Kenapa bukan dirinya saja ??? Dengan begitu,mungkin bisa sedikit mengurangi dosa dosa yg sudah ia perbuat selama ini.

Reon kecewa pada kenyataan yg harus ia terima dan harus ia telan mentah mentah saat ini. Karena seperti apapun ia menolak,kenyataan nya apa yg ayah nya katakan adalah benar. Bahwa ia adalah salah satu dari penyebab hal ini terjadi pada Kean.

Reon juga marah. Marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi dan menjaga satu satu nya hal yg berharga dalam hidupnya. Kean. Reon terlambat menyadari semua nya bahwa sebenarnya Kean adalah hal yg paling berharga yg ia miliki selama ini. Meskipun semua nya sudah membaik,tapi hal terakhir yg terjadi di antara mereka memiliki kesan yg buruk.

Seandainya. Kini kata itu lah yg menghantui pikiran nya. Banyak kata ' seandainya ' yg sangat ia sesali saat ini. Namun begitu,sebanyak apapun ia menyesali nya,tetap tidak bisa merubah kenyataan yg sudah terjadi. Reon meringkuk kan tubuhnya dengan tangisan nya yg semakin kencang. Biarlah ia di anggap cengeng,biarlah teman teman nya mengejek nya jika mereka sampai tau hal ini. Reon tidak peduli. Reon hanya ingin melepaskan semua beban yg membuat dadanya terasa sesak. Reon hanya ingin menangis sepuas nya hari ini. Dan Reon berharap setelah ini ia bisa lebih kuat untuk menghadapi kenyataan buruk apapun nanti.

🌧️🌧️🌧️

Sementara itu,...

Setelah 10 jam lebih 30 menit menunggu dengan perasaan yg sangat kacau. Akhirnya pintu ruang operasi terbuka. Setelah sebelumnya lampu operasi yg berwarna hijau akhir nya mati.

Gerald langsung berdiri menunggu kabar yg akan di sampaikan oleh para tim medis yg melakukan operasi pada anak bungsunya.

Dokter Burhan yg baru saja keluar dari ruang operasi dengan wajah lelahnya. Sempat terdiam sejenak sambil menatap Gerald yg juga menatapnya. Setelah beberapa saat,dr. Burhan berjalan menghampiri Gerald yg terdiam bagai patung di tempatnya berdiri.

" Pak Gerald..."

Gerald tetap diam menatap lurus ke arah dokter Burhan. Menunggu apa yg akan dokter itu ucapkan padanya.

Dokter Burhan menghela nafas lelah. Karena memang operasi kali ini menguras banyak waktu dan tentunya menguras tenaga nya juga para tim medis lainnya yg ikut membantu proses operasi ini berlangsung.

Gerald masih diam. Semua pertanyaan yg sebelumnya bertumpuk di hatinya,hilang begitu saja. Lidahnya bahkan terasa kelu hanya untuk sekedar mengucapkan sepatah kata.

Dokter Burhan menepuk bahu Gerald dengan pelan dan berkata,...

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

Astogeh...deg deg an banget tau ga aku tuh 😳😳😳😳😳

Kalian gimana ???

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang