🌧️ 41 🌧️

5.4K 429 31
                                    

Maaf ya kalo cerita aq terkesan bertele2...

Aku harap kalian ga bosan sama cerita ini...

Happy reading all...

🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

Pada kenyataan nya,semua nya tidak lah semudah yang di ucapkan. Kean memang memilih untuk bersabar menunggu sang ayah dan kakak nya mau memaafkan nya. Meski ia sendiri tidak tau pasti di mana letak kesalahan nya. Namun kata sabar yang di maksud disini,bukan hanya sekedar menunggu seperti yg di ucapkan. Karena faktanya,Kean bukan hanya harus sabar menunggu hari dimana ayah dan kakak nya berhenti membencinya. Disini Kean juga harus sabar menerima perlakuan dan perkataan kasar yang akan selalu di lontarkan oleh Gerald dan Reon.

Seperti saat ini,Gerald dan Reon sedang menyiapkan sebuah pesta untuk merayakan ulang tahun Gerald. Empat hari lagi tanggal 30 Desember,yang artinya adalah hari kelahiran Reon dan Kean. Sekaligus juga adalah peringatan kematian Mayang. Perasaan senang dan sedih hadir sekaligus di hati mereka berdua. Bahkan Reon tampak tak banyak bicara. Pun dengan Gerald. Hening menguasai semuanya.

Hingga sebuah suara mengalun pelan mengusik pendengaran mereka.

" A..ayah..k..kakak.."

Gerald dan Reon sama sekali tidak mengindahkan panggilan itu. Kean menunduk. Kean tau kalau ayah dan kakak nya pasti tidak akan menghiraukan keberadaan nya. Namun Kean tidak pernah menyerah.

" Ayah..kakak..Kean boleh ikut ke makam bunda ??? " Tanya nya pelan.

Gerald menatap tajam Kean yang menunduk. Sebelum merayakan ulang tahun Reon,Gerald memang akan pergi berziarah ke makam istrinya dahulu.

" Jangan pernah kamu injak kan kaki kotor mu d hadapan makam istriku...kau hanya akan mengotori tanah kuburan istriku..." Ucap Gerald.

Kean menatap mata ayah nya dengan pandangan terluka. Sementara Reon hanya diam saja. Tidak ingin peduli pada mereka.

" Dan jangan pernah kamu berani untuk menunjukkan dirimu di pesta ulang tahun anak saya...saya tidak mau pesta ini jadi berantakan dan ketiban sial gara2 kehadiran kamu..." Ucap Gerald lagi lalu pergi.

Kean menatap punggung Gerald hingga menghilang dari pandangan nya. Kean menundukkan kepalanya namun kembali mendongakkan kepalanya dan menatap Reon yang sama sekali tak menghiraukan nya.

" Kak,...selamat ulang tahun ya...semoga kakak di beri umur panjang juga kesehatan...jadi anak yg bisa bikin ayah bangga...ga kaya aku.."

Reon melirik sekilas pada Kean,...
" Bagus kalo Lo sadar siapa dan apa posisi Lo...dan akan lebih bagus lagi kalo Lo pergi dari sini...karena gue udah muak sama Lo...kalo bisa Lo pergi sejauh mungkin dan jangan pernah tunjukkin muka Lo lagi d depan gue sama ayah..."

Reon pun meninggalkan Kean yang menunduk dengan mata berkaca kaca. Bagaimanapun juga,sekuat apapun hati Kean,kalimat yang baru saja di lontarkan ayah dan kakaknya barusan berhasil menorehkan luka baru di atas luka lama di hatinya.

Kean menatap kepergian kakaknya lalu tersenyum miris,...
" Iya ayah,kakak...Kean pasti pergi kok...asalkan ayah sama kakak mau maafin Kean..."

Reon menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan lirih Kean.

" Kalo gue sama ayah maafin Lo,...apa Lo bisa hidupin lagi bunda gue ??? " Ucap Reon membuat Kean terdiam.

Reon tersenyum sinis,...
" Lo ga bisa kan ??? Kalo begitu jangan berharap gue sama ayah bakal maafin Lo...karena sampai matipun gue sama ayah bakal benci sama Lo..." Ucapnya.

Lalu Reon benar benar pergi meninggalkan Kean yang terdiam dengan kepala tertunduk.

🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

Pesta yang di tunggu akhirnya di laksanakan. Pesta yang terbilang cukup mewah. Karena ada beberapa rekan kerja Gerald yang hadir. Selain itu juga ada teman teman sekolah Reon. Termasuk Kevin,Rafa dan Adit. Bima dan Irma pun turut hadir di sana.

Berbanding terbalik dengan Kean yg kini berada di kamar nya seorang diri. Kean menuruti keinginan ayah dan kakak nya untuk tidak menampakkan dirinya di pesta. Meski dalam hati Kean sangat ingin ikut merayakan ulang tahun kakak nya yang merupakan ulang tahun nya juga. Tapi,Kean tidak ingin membuat sang ayah dan sang kakak semakin marah dan membencinya. Makanya Kean lebih memilih untuk berdiam diri di dalam kamarnya.

Di hadapan Kean saat ini ada sebuah kue kecil yg di atas nya tertancap sebuah lilin. Kean memejamkan matanya sembari menunduk dan menadahkan kedua tangan nya.

" Ya Allah,...semoga ayah dan kakak selalu bahagia,...dan semoga suatu hari nanti ayah dan kakak bisa memaafkan Kean,..Kean berharap ayah mau meluk Kean meskipun itu cuma sedetik di sisa hidup Kean...Kean hanya ingin sebelum Allah panggil Kean,...Kean sudah mendapatkan maaf dari Kean,...tolong kabulkan do'a Kean ya allah,..." Do'a Kean.

Kemudian Kean meniup lilin di hadapan nya,...
" Selamat ulang tahun Kean..."

Kean menaruh kue itu di atas meja belajar nya. Kemudian membuka laci meja belajar nya dan mengambil sebuah kotak kado dengan ukuran kecil dari sana. Kean menatap kado itu sambil tersenyum.

" Ya Allah,...sekali aja...Kean harap kali ini kakak mau terima hadiah dari Kean..."

Setelah mengucapkan hal itu,Kean memantapkan dirinya untuk beranjak  keluar dari kamar nya. Jika kalian mengira Kean akan ikut bergabung di pesta dan memberikan hadiah itu pada Reon secara langsung,maka kalian salah. Karena nyatanya,Kean hanya berani menaruh hadiah nya di antara tumpukan hadiah milik Reon secara diam diam. Kemudian mengintip di balik dinding dapur. Bibirnya tak pernah berhenti menyunggingkan senyum saat melihat ayah dan kakak nya tertawa bahagia di tengah pesta.

Tak terasa Kean menitikkan air matanya. Bohong jika Kean tidak merasa sedih. Karena di balik senyum nya saat ini,tersimpan banyak luka yang sangat menyakitkan. Kean tidak bisa membohongi dirinya sendiri,bahwa sebenarnya Kean sangat ingin berada di antara mereka. Merayakan ulang tahun bersama dengan kakak nya. Mendapatkan pelukan hangat dari sang ayah. Juga mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari mereka dengan tulus.

Namun semua itu hanyalah harapan semu yang tidak pernah bisa menjadi kenyataan dalam hidup nya. Kean merasa semua itu hanya angan angan belaka,yg tidak akan pernah bisa tercapai. Kean lelah,Kean ingin menyerah dan Kean tidak ingin semakin terluka dengan terus berharap pada hal yg tidak mungkin. Namun perkataan sang bunda di mimpinya beberapa hari lalu masih terngiang di telinganya. Membuat Kean mendapatkan sedikit kekuatan untuk bertahan di tengah rasa sakit yg di alami fisik dan mental nya.

Kean hanya berharap,tuhan masih memberikan sedikit waktu untuk nya bisa mendapatkan pelukan dan kasih sayang dari ayah dan kakak nya meski pun hanya di akhir hidup nya.

Dorr

Dorr

Dorr

Lamunan Kean terhenti ketika mendengar suara seperti tembakan senjata api. Matanya membola ketika melihat suasana pesta yg tadinya sangat meriah kini berganti dengan suasana yang mencekam.

Hening menyelimuti suasana pesta itu. Dan mampu Kean lihat,di sana. Di tengah pesta ada seorang laki laki paruh baya yang menodongkan pistol ke arah Gerald dan Reon yang terlihat waspada dan saling melindungi satu sama lain.

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

🌧️

Hehehe...

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang