🌧️ 16 🌧️

4.6K 440 6
                                    

Sorry for typo and enjoy...

.

.

.

.

Bima berjalan gontai menuju ruang rawat Kean setelah sempat menebus obat untuk keponakan nya itu. Setelah sampai d depan pintu ruang rawat Kean,Bima justru mendudukkan dirinya d kursi yang ada d samping pintu. Kepalanya menunduk dengan tangan yang menggenggam amplop hasil pemeriksaan Kean juga obat yang baru saja d tebusnya.

Cukup lama Bima berada d sana,hingga pintu ruang rawat Kean terbuka dari dalam bersamaan dengan keluarnya Irma.

" Lho,...pa??? Kamu kok disini ??? Kenapa ga masuk ???" Tanya Irma heran.

Bima tidak menjawab pertanyaan istrinya,membuat Irma merasa bingung.

" Pa,...kenapa kamu diam aja ??? Ada apa ???" Tanya Irma setelah duduk d samping sang suami.

Lalu matanya tak sengaja melihat amplop berlogo rumah sakit yang sekarang mereka tempati,...
" Ini amplop apa pa ???" Tanya nya penasaran.

Irma mengambil amplop itu lalu membacanya. Air matanya mengalir tanpa bisa d cegah ketika Irma membaca seluruh isi kertas itu.

" Ini apa pa ??? Apa maksudnya ??? " Tanya Irma .

Bima langsung memeluk istrinya yang kini menangis,...
" Maaf,..." Ucapnya.

Irma melepaskan pelukan suaminya sambil menggeleng keras,...
" Tapi ga mungkin mas,...ini...ya Allah ...."

Bima kembali memeluk istrinya dengan erat. Dan mereka menumpahkan kesedihan mereka disana.

Beberapa saat kemudian,bi Ida keluar dari kamar rawat Kean sambil menenteng plastik kresek berisikan sampah,dan hendak membuangnya d tempat sampah.

" Lho,..pak Bima,Bu Irma...ngapain disini...???" Tanya bi Ida heran.

Bima dan Irma segera menghapus air mata mereka.

" Bibi,...mau kemana ???" Tanya balik Irma.

" Bibi mau buang sampah Bu,..." Jawab bi Ida.

Irma mengangguk,lalu bi Ida segera melakukan niatnya tadi.

" Bi,..bisa kita bisa bicara sebentar ???" Tanya Bima.

Bi Ida mengernyit heran,tapi tak ayal ia tetap mengikuti permintaan Bima. Bi Ida mendudukkan dirinya d samping Irma.

" Pak Bima,sama Bu Irma habis nangis ya ???" Tanya bi Ida saat melihat jejak air mata d pipi keduanya.

Irma menggenggam tangan Bi Ida dengan mata berkaca kaca,...
" Bi,...saya boleh tanya tentang Kean ???"

Lagi lagi bi Ida mengernyitkan alisnya bingung namun tetap mengangguk.

" Bi,...apa selama ini Kean makan dengan baik ???" Tanya Bima to the point.

Bi Ida terdiam beberapa saat,perasaan nya mulai tak tenang. Ia menatap Bima dan Irma secara bergantian.

" Tolong bi,...tolong kasih tau kami semuanya !!!" Pinta Irma.

Setelah terdiam cukup lama,akhirnya bi Ida buka suara,...
" Sebenarnya Kean....." Bi Ida menceritakan semuanya pada Bima dan Irma. Segalanya,tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Tentang bagaimana Kean bertahan selama ini,bertahan dengan ketidak pedulian Gerald padanya. Bertahan dari rasa lapar hanya dengan memakan roti juga air mineral karena Gerald memang tidak pernah memberi uang saku padanya. Bertahan hanya dengan memakan makanan dari bi Ida,itu pun makanan yang sengaja d pisahkan oleh bi Ida dengan lauk se adanya. Karena Gerald selalu memberikan sisa makanan nya pada orang lain,atau jika tidak,Gerald akan membuangnya begitu saja tanpa peduli bahwa ada satu nyawa lain yang juga tengah kelaparan. Bi Ida juga mengatakan jika selama ini Kean sekolah dengan beasiswa bukan d biayai oleh Gerald. Bahwa Sanya,bi Ida hanya bisa memberi sedikit uang saku pada Kean,itupun jika ada sisa dari uang belanja yg d beri oleh Gerald padanya.

Bagaimana selama ini Kean selalu merasa kesepian setiap kali Gerald membawa Reon pergi berlibur,setiap kali libur sekolah. Bagaimana Kean selalu berdiri d balik tembok setiap kali Gerald merayakan ulang tahun Reon yang juga sama dengan ulang tahun Kean. Bi Ida juga memberitahu mereka bahwa Kean selalu memberikan hadiah untuk Reon,namun tak pernah berani memberikan nya karena takut Reon ataupun Gerald akan memarahinya.

Irma tak kuasa menahan air matanya mendengar semua penuturan yang bi Ida ungkapkan. Bima mengepalkan tangan nya menahan emosi yang mulai menguasai hatinya. Bima dan Irma memang tau tentang bagaimana hubungan Gerald dan Kean,namun mereka sama sekali tidak tahu dan tidak menyangka jika Gerald akan bersikap sekejam ini pada anak bungsunya. Selama ini Kean pun selalu berkata bahwa ayahnya masih mau bertanggung jawab untuk membiayai hidupnya,dan bodohnya mereka percaya begitu saja. Tanpa mencari tahu kenyataan yang sebenarnya. Bima dan Irma merasa tertohok jika teringat pada senyum yang selalu Kean tunjukkan seolah semuanya baik baik saja.

" Maaf,...pak,Bu...bibi tidak bisa membantu banyak,..bibi hanya berusaha memberikan kasih sayang pada Kean,...hanya itu yang bisa bibi lakukan..." Bi Ida mengakhiri cerita panjang nya dengan air mata berlinang.

Irma memeluk bi Ida,...
" Ngga bi,...justru seharusnya kami berterima kasih karena bibi sudah selalu ada buat Kean setiap kali Kean butuh seseorang d samping nya,..." Ucapnya lalu melepaskan pelukan nya.

Bi Ida mengangguk sambil menghapus air matanya,...
" Maaf pak,Bu,...kalau boleh tau apa yang terjadi ???"

Irma kembali menitikkan air matanya,sementara Bima menghela nafas panjang sebelum akhirnya bersuara,...
" Kean,..kanker lambung stadium 2..."

Seperti d sambar petir d siang bolong,bi Ida menutup mulutnya menggunakan telapak tangan nya. Air matanya juga tak bisa d cegah,mengalir seperti anak sungai membasahi kedua pipinya.

" Ga cuma itu,...Kean juga mengalami penyempitan usus besar,..karena terlalu sering memakan roti,...dokter juga bilang hal itu semakin memperburuk kondisinya..." Lanjut Bima dengan pandangan lurus kedepan.

" Astaghfirullah,..." Ujar bi Ida menggelengkan kepalanya.

Irma memeluk bi Ida yang terlihat sama terpukulnya dengan dirinya. Bima menundukkan kepalanya,membiarkan air matanya mengalir begitu saja. Sungguh,Bima tidak pernah menyangka bahwa keponakan nya harus menjalani kehidupan yang begitu sulit.

" Bi,...apa yang harus saya katakan sama Kean bi ??? " Tanya Bima putus asa.

Irma beralih menghampiri suaminya,lalu memeluknya. Irma sangat mengerti apa yang d rasakan suaminya,karena Irma pun merasakan hal yang sama. Bagaimanapun mereka sudah menganggap Kean sebagai anak kandung mereka sendiri. Namun terlalu banyak rahasia yang d tutupi oleh Kean hingga tak ada celah sedikitpun bagi mereka untuk mengetahuinya.

" Dokter bilang,...mereka akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada Kean untuk mengetahui apakan kanker nya ganas atau tidak,..." Ucap Bayu sembari mengusap kasar air matanya.

" Bagaimanapun juga,...Kean tetap harus tau pak,Bu...kalau pak Bima dan Bu Irma tidak keberatan,...biar saya yang memberi tahu Kean pelan pelan..." Saran bi Ida setelah menghapus air matanya.

Irma dan Bima mengangguk pelan menyetujui. Mereka hanya berharap Kean bisa menerima kenyataan.

" Bibi juga tolong bujuk Kean untuk mengikuti pengobatan ya bi,...jangan pikirkan biayanya,...saya yang akan menanggung semuanya...bagaimanapun Kean juga anak saya..." Ucap Bima yakin.

Bi Ida menganggukkan kepalanya. Tanpa mereka tau ternyata,orang yang sedang mereka bicarakan tengah  berdiri d balik pintu. Air matanya mengalir begitu saja tanpa bisa ia cegah. Tersenyum miris dengan jalan hidupnya. Kean,berdiri d balik pintu dan mendengar semuanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Ga tau lagi mau gimana ???

Semoga suka sama part ini !!!

💜 U all

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang