Lukas berdiri di depan mereka, tatapan matanya dalam tertuju ke arah Vani lalu pandangannya beralih menatap tak suka ke arah pemuda asing di depannya. Tidak, pemuda itu tidak asing, bahkan di balik helm full face yang dikenakan pemuda itu, Lukas tahu kalau pemuda itu hadir di pernikahannya siang tadi. Lalu pandangannya dijatuhkan kepada lengan Vani yang masih melingkar erat di pinggang pemuda itu. Lukas menghela napasnya perlahan lalu menghembuskannya dengan kasar, menundukkan wajahnya sesaat untuk memilah kata yang pantas untuk diutarakan.
"Turun, saya mau bicara sama kamu," ucapnya pelan tapi dengan intonasi yang tegas.
Tak segera menuruti ucapan Lukas, Vani makin mengeratkan pelukannya di pinggang Jun.
"Saya paling benci mengulang kata-kata saya," ujarnya dengan angkuh. "Satu...dua...," tegasnya.
Dengan terpaksa Vani turun dari motor Jun, dia melangkah malas menghampiri Lukas. Wajahnya tertunduk lemah, sadar bahwa niat mereka untuk melarikan diri berdua akan sirna.
"Bukan kamu Van, tapi dia," ungkap Lukas. "Saya mau bicara empat mata dengan dia." Sambil menunjuk dengan dagunya ke arah Jun yang masih terdiam kaku di atas motor sport berwarna merah kesayangannya itu.
Seakan menuruti perintah Lukas, Jun turun dari atas motor lalu mengikuti langkah laki-laki berperawakan tinggi tegap itu untuk menjauh dari sana. Vani yang penasaran ingin mendekat untuk menguping pembicaraan keduanya, tapi niat itu dia urungkan karena tatapan tajam Lukas ke arahnya yang seakan-akan mengatakan agar Vani tidak mendekat. Rasa segan Vani ke Lukas tidak pernah hilang sejak dulu hingga saat ini, dia masih begitu sungkan dengan laki- laki itu.
Sekitar lima menit, Jun dan Lukas kembali, menyisakan tanya di benak Vani.
Kira-kira apa yang dibicarakan mereka? Pikirnya.
"Masuk ke mobil!" perintah Lukas saat berjalan mendekat ke arah Vani.
"Nggak mau!" bantah Vani.
"Saya nggak suka dibantah," ucap Lukas.
"Kakak bukan siapa-siapa yang bisa perintah aku semau Kakak."
"Saya suami kamu!" tegas Lukas.
Vani membeku mendengar kata 'suami' keluar dari mulut Lukas. Sesaat Vani lupa bahwa pernikahan mereka benar-benar terjadi dan bukan sekedar mimpi. Vani memandang ke arah Jun yang tersenyum pedih ke arahnya. Di dalam benaknya Vani ingin segera mengakhiri ini semua, pergi bersama Jun, dan menetap di suatu daerah yang tak seorang pun dapat menemukannya.
"Kak, tolong, seenggaknya kasih aku ijin, aku mau ngomong sama Jun," pinta Vani.
"Lima menit nggak lebih."
Vani mengangguk, berjalan menghampiri Jun, menarik lengan laki-laki itu untuk menjauh lalu berhenti setelah Vani yakin kalau dengan jarak mereka saat ini Lukas tak bisa mendengar percakapan mereka.
"Kak Lukas bilang apa sama kamu?"
Bukannya segera menjawab, Jun malah mengulas senyuman di sudut bibirnya. Satu tangannya terangkat hanya untuk mengusap pucuk kepala Vani dengan lembut.
"Nggak bilang apa-apa," jawab Jun.
"Gimana bisa nggak bilang apa-apa? Jelas-jelas kalian lumayan lama tadi bicaranya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Substitute [END]
Romance(Reading list cerita pilihan bulan Mei 2022 WattpadRomanceId) 18+ only Hidup berubah 180 derajat ketika kedua orang tua Vanilla Almira memintanya menjadi ibu sambung bagi keponakannya--Kana, yang usianya baru tiga setengah tahun ketika ditinggal ib...