E m p a t p u l u h d e l a p a n

23.3K 1.6K 30
                                        

⚠️
.Harsh words.

Menatap pasangan yang entah sejak kapan menjalin hubungan, duduk dengan tangan saling menggenggam di hadapannya, rasanya Vani ingin marah karena merasa dibohongi dan dipermainkan oleh dua pasang manusia itu.

Pantas saja, ia rasanya tak asing melihat perempuan yang bersama Tedy ketika di bandara saat itu. Ternyata benar dugaan Vani, kalau kakaknya lah perempuan itu, dan bertahun-tahun mengenal Fela, tak mungkin salah melihat sosok kakak satu-satunya.

Plot twist?

Memang hidup Vani sejak masuk ke kehidupan Lukas selalu merasakan plot twist, sekarang apalagi yang akan Fela sampaikan padanya. Setelah menuding Lukas tanpa alasan sebagai penggila harta?

Vani melirik Tedy yang menyeruput kopi hitam dari cangkir di hadapannya, dan harusnya Vani tahu, kalau kopi itu tidak mungkin milik Fela.

"Maksud Mbak Fela apa? Jangan menuduh orang tanpa alasan, Mbak!"

"Aku udah nyangka kamu bakal ngomong gitu, makanya aku sama Tedy mau ceritain semua ke kamu, jangan dipotong, jangan diinterupsi dan kamu harus denger versi lengkapnya."

Vani mengangguk.

<The Substitute>

Empat tahun yang lalu...

Menatap dirinya di depan cermin, Fela merapikan tatanan rambutnya, lalu sekali lagi menyapukan perona bibir berwarna lembut ke atas bibir tipisnya. Ketukan di pintu dan suara memanggil di baliknya mengalihkan pusat perhatiannya.

"Mbak, kata mama tamunya udah mau sampe, Mbak Fela disuruh turun."

Itu suara Vani, adiknya yang baru berusia delapan belas tahun dan baru saja menerima pengumuman kelulusan sekolah.

"Iya sebentar," sahut Fela.

"Mbak, aku boleh masuk nggak?" tanya Vani.

"Masuk aja, nggak dikunci."

"Wow!"

Seruan itu bisa Fela dengar ketika adiknya baru masuk ke dalam kamarnya.

"Cantik banget! Emang bener kata orang ya, kalau mau nikah itu ada aura-aura pengantinnya."

"Hush, sembarangan!" protes Fela. "Belum tentu mbak jadi nikah sama yang ini, hari ini baru mau dikenalin, kalau nggak cocok gimana?"

"Ya pasti jadi, yang ngejodohin 'kan kakek. Kata kakek waktu itu, dua keluarga besar ini mesti bersatu, cucu kakek harus ada yang menikah sama keturunan..." Vani memandang langit-langit kamar kakaknya. "Siapa sih nama keluarga mereka aku nggak inget." Vani menggaruk bagian belakang kepalanya.

Fela terkikik geli. "Kamu ini! Ya, kalau bukan Mbak yang nikah tapi ternyata kamu atau Mala gimana?"

"Ih...aku mah nggak mau! Aku masih mau kuliah Mbak!" cetus Vani.

"Fela, Vani, ayo turun!" Suara memanggil dari lantai bawah terdengar sampai kamar Fela.

"Tuh 'kan Mbak, udah dipanggil. Yuk, ke bawah!" ajak Vani.

"Kamu duluan, mbak nyusul."

"Oke."

Fela sekali lagi menatap wajahnya di cermin, setelah yakin riasan wajahnya telah rapi, dia keluar dari kamarnya. Kabar bahwa calon yang akan menjadi suaminya kelak itu begitu rupawan sudah menjadi kabar hangat yang selalu diperbincangkan para sepupunya. Fela merasa dirinya begitu beruntung sebagai cucu perempuan tertua di keluarga itu yang akhirnya terpilih. Karena bisa saja, pilihan untuk menikahi pria kaya, tampan, lulusan sekolah Amerika itu jatuh ke sepupunya atau adik perempuan satu-satunya.

The Substitute [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang