E n a m b e l a s

27.9K 2.1K 28
                                    

Dua bulan yang lalu...

"Pak..." panggil Tika sekretaris Lukas ketika ia melewati kubikel perempuan itu.

"Iya?" sahut Lukas lalu menghentikan langkahnya. "Ada dokumen yang harus saya tanda tangan?" tanyanya.

"Bukan, Pak. Cuma mau bilang di ruangan Bapak ada tamu."

"Tamu? Tapi saya nggak ada janji sama siapa-siapa, 'kan?"

"Jadwal Bapak kosong siang ini," jelas sang sekretaris.

"Lho terus, itu tamunya siapa?"

"Itu lho, Pak. Saudara Bapak yang waktu itu magang di bagian marketing."

Lukas memiringkan kepalanya, dia mencoba mengingat-ingat karena anggota keluarganya yang pernah magang di kantornya itu hanya satu orang, dan kalau perkiraannya benar pasti tamu yang dimaksud sekretarisnya itu adalah adik sepupunya yang manja itu.

Lukas terkekeh membayangkan bagaimana kelakuan gadis itu jika bertemu dengannya nanti.

"Nggak salah lagi, pasti si berisik yang dateng," gumamnya. "Thanks, ya Tik," ungkap Lukas sambil berlalu meninggalkan kubikel sekretarisnya.

Gadis cantik berambut panjang dengan tatapan mata galak dan raut wajah kurang ramah yang selalu terlihat bosan itu duduk menyilangkan kaki di atas sofa yang memang disediakan untuk tamu di ruangan kerja Lukas. Wajah cantiknya memamerkan senyum ketika pria jangkung yang memiliki paras rupawan itu masuk ke dalam ruangan.

"Mas Lukas!" pekiknya dengan riang.

Gadis itu serta merta berdiri, berjalan menghampiri lalu tanpa canggung memeluk tubuh Lukas. Lukas membalas pelukannya lalu menepuk-nepuk punggung gadis itu pelan.

"Bisa-bisanya pulang ke Indonesia nggak bilang-bilang mas," kata Lukas setelah melepaskan pelukan.

Gadis itu cemberut. "Daripada Mas, nikah lagi nggak ngundang-ngundang."

Lukas tertawa. "Masa nggak ngundang, mama kamu aja dateng, kok. Kamu-nya aja yang nggak mau pulang."

Dengan sikap tubuhnya Lukas menyuruh adik sepupunya itu duduk.

"Tapi tetep aja, aku nggak terima Mas nikah lagi," keluhnya.

"Lho, kenapa?"

"Nanti kalau Mas dikecewain lagi gimana?"

Lukas tersenyum mendengar kekhawatiran adik sepupunya itu. Memang benar, tidak ada yang bisa menjamin kalau kali kedua pernikahannya ini akan berhasil, apalagi dua kali pernikahannya karena perjodohan. Hanya yang membedakan, kali ini dia tak perlu membangun perasaan dan berusaha menyukai Vani sebagai istrinya, perasaan suka itu sudah terlalu lama dia pendam.

"Ya, semoga enggak." Lukas menjawab lemah.

Lawan bicaranya menarik napas pelan. "Kayak apa sih istrinya, Mas? Cantik?"

"Nanti kalau ada kesempatan ketemu mas kenalin." Lukas menatap heran ke adik sepupunya itu. "Kamu kok tumben sih, cari Mas ke sini? Ada maunya ya?"

Gadis itu tersenyum. "Ya iya dong, kalau nggak ada maunya ngapain ke sini?" Dia melanjutkan, "boleh nggak sih Mas, aku kerja di sini aja? Aku males kerja di perusahaan papa."

Lukas terbahak.

"Gimana sih? Alya Ariandra Widjaja seorang selebgram terkenal, model, ayahnya pengusaha masa iya minta kerja di perusahaan kecil kayak di sini? Nggak salah? Uang hasil endorse kamu aja bisa berkali-kali lebih mahal dibandingkan gaji yang bisa mas tawarin ke kamu."

The Substitute [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang