⚠️
Warning!
.violence scene alert.
"Alya?"Mendengar suara Lukas, Vani menoleh. "Sudah aku duga Kak Lukas kenal sama dia."
"Van tunggu!" pinta Lukas menahan tangan Vani ketika gadis itu hendak keluar dari dalam mobil.
"Apa?" tanya Vani dengan tatapan garang.
"Galak amat," keluhnya. "Saya ikut turun," lanjut Lukas.
"Nggak usah ikut campur!"
"Siapa yang mau ikut campur? Orang saya mau lihat kalian berantem." Lukas terkekeh senang.
Vani berdecak sebal lalu keluar dari dalam mobil. "Apa-apaan sih?" gerutunya.
Dia berjalan cepat mengejar Jun dan Alya yang sudah berjalan jauh di depannya.
"Jun!" teriak Vani tak terlihat senang.
Jangankan menoleh sang pemilik nama bahkan semakin berjalan menjauh karena sekuat apapun Vani berteriak, suaranya teredam dengan riuh sorak mahasiswa di sana karena ada jadwal pertandingan olah raga antar fakultas.
Vani mempercepat langkahnya, dia bahkan sedikit berlari agar bisa mengejar Jun dan Alya yang kini menuju koridor tempat menunggu lift.
"Jun!" panggil Vani sekali lagi.
Kali ini Jun menoleh, matanya membulat karena terkejut melihat Vani ada di kampus hari itu. Jun tahu, kalau Vani tidak pernah datang ke kampus pada hari kamis, karena dosen pembimbing skripsinya mengajar di kampus lain setiap kamis. Namun melihat Vani ada di sana, seperti sebuah hal yang tak pernah Jun duga.
Jun khawatir, akan ada kesalahpahaman antara Vani dengannya setelah ini. Apalagi, melihat dirinya datang bersama Alya. Padahal, tak ada maksud apa-apa selain hanya ingin mengantar Alya ke kampusnya, dan bersikap baik pada gadis super moody berambut panjang itu.
Wajah Vani begitu masam, membuat Jun mau tak mau memamerkan cengiran khasnya kala gadis itu merajuk.
"Nggak usah senyum-senyum!" kata Vani dengan kesal. "Kenapa pulang ke Jakarta nggak bilang-bilang?
"Belum apa-apa udah marah, peluk dulu dong, katanya kangen?" rayu Jun.
"Nggak ada peluk-peluk!" Vani kesal sambil mendorong tubuh Jun. "Jawab dulu!" desaknya.
Jun memijit-mijit dahinya. "Aku mau jelasin tapi janji jangan marah, ya?" pintanya.
"Hmm..," gumam Vani sambil bersedekap menunggu Jun berbicara.
Jun menghela napas dalam. "Janji?"
"Hmm..," gumam Vani lagi.
"Alya dapet job dari kampus, makanya aku antar, lagian sekalian aku harus setor bab tugas akhir aku."
"Job? Dari kampus ini?" tanya Vani.
"Iya."
"Aku juga nggak paham, katanya semacam proyek endorse, kalau tanya sama aku, jujur aku nggak ngerti. Kalau kamu mau tau, kamu bisa tanya langsung ke orangnya."
Vani melirik dari balik punggung Jun, baru melihat wajah nge-bos dan sedikit angkuh milik gadis cantik berambut panjang itu saja sudah membuat Vani kesal, apalagi jika bertanya.
Vani bergidik. "Males," ungkap Vani, lalu ia melanjutkan, "pertanyaan aku belum kamu jawab, kalau pulang ke Jakarta hari ini kenapa nggak ngabarin?"
"Bukan nggak ngabarin, tapi belum. Aku baru mau telepon kamu. Lagi pula, malam ini aku harus kembali lagi ke Surabaya," jelas Jun.
![](https://img.wattpad.com/cover/250253319-288-k965222.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Substitute [END]
Romance(Reading list cerita pilihan bulan Mei 2022 WattpadRomanceId) 18+ only Hidup berubah 180 derajat ketika kedua orang tua Vanilla Almira memintanya menjadi ibu sambung bagi keponakannya--Kana, yang usianya baru tiga setengah tahun ketika ditinggal ib...