⚠️ 18+
Napas dulu sebelum baca
___________________________________________Suara berisik jalan raya sayup terdengar di telinga Vani. Bahkan dalam keadaan tidur sekali pun dia bisa mendengar deru mesin mobil yang berlalu lalang dari balik kaca tertutup. Vani mengintip dari balik kelopak matanya yang sengaja dibuka sedikit untuk melihat keadaan di sekitarnya. Saat ini dia masih berada di dalam mobil yang sama--mobil Lukas, dan pria itu duduk di sebelahnya fokus menyetir tanpa mengalihkan atensi sedikit pun dari jalan raya.
Mobil berhenti beberapa menit kemudian, suara mesin mobil tergantikan dengan suara decit roda pagar yang menutup di latar belakang. Vani tahu, kalau dia sudah sampai rumah tapi dia enggan membuka mata dan kali ini dia sengaja melakukannya. Alasannya, agar dia bisa merasakan lagi aroma minyak wangi yang pernah menyapa indera penciumannya kala itu.
Benaknya tertawa, dia pasti sudah gila jika berpikir ingin mengulang lagi momen itu tapi keinginan membuncah di dalam hatinya tak kuasa ia lawan.
Pintu mobil di sampingnya terbuka, Vani bisa mendengarnya. Suara bariton Lukas yang mengucapkan namanya secara berulang-ulang terdengar di telinganya, tapi Vani tak ingin membuka matanya karena dia tahu setelah ini Lukas pasti akan mengangkat tubuhnya keluar dari mobil. Dan ya, apa yang diperkirakan terjadi, kali ini Lukas menggendong lagi tubuh Vani yang sedang tertidur, pura-pura tidur tepatnya.
Vani mengerutkan keningnya, karena suasana rumah begitu sepi. Tidak ada suara siapapun, bahkan suara Isah yang seharusnya membukakan pintu untuk mereka tak Vani dengar. Hanya ada suara decit lantai parquet yang diinjak Lukas ketika melangkahkan kaki di atasnya.
Suara pintu terbuka, setelahnya Vani bisa merasakan punggungnya menyentuh material empuk dari kasur di kamarnya.
Seharusnya setelah ini pintu menutup dan Lukas keluar dari kamar sehingga Vani bisa berada sendirian di dalam kamarnya, tetapi tak ada suara apapun bahkan suara langkah kaki pun tidak Vani dengar.
Aroma minyak wangi Lukas masih tertinggal, dengan helaan napas dalam Vani mencoba menghirup wangi itu lebih banyak. Perlahan dia membuka kelopak matanya, mengejap-ngejapkan matanya beberapa kali karena pemandangan yang dilihatnya...
"Ini bukan kamarku," katanya lirih setelah menatap langit-langit dan hiasan dinding. "Ini...kamar kak Lukas."
"Sudah bangun, Van?"
Suara dalam Lukas mengejutkan Vani, serta merta dia langsung mengubah posisinya yang semula berbaring kini sudah duduk. Vani berusaha keras menjauh agar tubuh laki-laki itu tak mendekatinya.
Seulas senyum tak sama sisi diperlihatkan pria itu di wajahnya.
"Saya tahu kamu pura-pura tidur," katanya lagi.
"Ke...kenapa kak Lukas bawa aku ke sini?" Vani tergagap.
"Kenapa memangnya? Kamu khawatir?"
Vani diam sembari menatap Lukas dengan tajam. Senyum tipis itu tak ingin beranjak pergi dari wajah Lukas.
Hati-hati Vani. Benaknya memperingatkan dirinya.
Seharusnya Vani bisa saja beranjak dari sana dan segera keluar meninggalkan ruangan itu, tapi isi kepala dan tubuhnya kini sedang tak akur, keduanya memiliki keinginan yang berlawanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/250253319-288-k965222.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Substitute [END]
Romance(Reading list cerita pilihan bulan Mei 2022 WattpadRomanceId) 18+ only Hidup berubah 180 derajat ketika kedua orang tua Vanilla Almira memintanya menjadi ibu sambung bagi keponakannya--Kana, yang usianya baru tiga setengah tahun ketika ditinggal ib...