The Substitute [END]

Bonus Part 2 - Kediaman Pak Lukas

Halo semua, mau ngucapin selamat Idul Fitri buat teman-teman yang merayakan, mohon maaf lahir bathin.
Lapak ini lama ditinggal menjelang lebaran karena RL cukup hectic tau-tau udah 200k ++ views, waaaa...makasih banget! Oh iya, kabar baiknya The Substitute dan Tentang Dia masuk ke dalam daftar baca bulan Mei WattpadRomanceID, yuk diramein lapak Tentang Dia, aku jamin baca itu juga greget (ada hubungan apa ya Lukas sama Amanda Kiara yg ada di cerita Tentang Dia? 🤔 mari kita bahas) Sebagai ucapan terima kasih, aku kasih bonus chapter ini untuk kalian semua. Btw vote-nya jomplang banget dibandingin views-nya apa cerita ini kurang menarik ya? 🤷🏻‍♀️
Enjoy reading!

---------------------------------------

Behind the Scene 1 - Perkara Makan Sayur

Gadis kecil berusia lima tahun yang mengenakan seragam sekolah batik berwarna biru tosca dan rok warna senada duduk di meja makan. Di atas piringnya terdapat mi goreng dengan baso dan sosis juga tumis brokoli sebagai pelengkap sayur. Gadis kecil itu memanyunkan bibirnya, memainkan brokoli dengan garpunya dan tak ada keinginan untuk menyuapnya ke dalam mulut.

"Nggak suka sayur," keluhnya pelan.

"Nggak boleh gitu, Kana. Dimakan," suruh Vani.

"Nggak mau, kasih ayah aja." Ia lalu memindahkan brokoli satu per satu ke piring Lukas yang masih kosong.

Melihat itu, Vani hanya menggelengkan kepala, karena dipaksa pun percuma, dia harus pakai cara cerdas agar sayur tetap bisa masuk ke dalam makanan si sulung. Dinasihati seperti apapun sudah tidak mempan, Kana sudah pandai mencari alasan agar tak perlu ada "warna hijau" di atas piringnya.

"Nanti diomelin ayah lho, Kana."

"Nggak apa-apa." Jawabannya saja seperti itu, sudah tidak ada rasa takut sama sekali meskipun Lukas lebih sering memarahi dibandingkan Vani.

Si ayah belum juga keluar dari kamarnya, tadi sehabis mandi dan berpakaian, Lukas menerima telepon dan langsung masuk ke dalam ruangan kerja sembari menyalakan laptop, padahal sebelumnya bilang ingin berangkat pagi ke gudang di Cikarang. Vani tidak ingin mengganggu, dia tahu akhir-akhir ini pengiriman barang dari luar negeri masuk ke Indonesia sedikit tersendat setelah China dan Jepang menutup border selama penyebaran wabah di sana. Sehingga pemesanan barang-barang sedikit tertunda, kalau sudah begini Lukas mau tidak mau ikut turun tangan karena karyawannya butuh orang yang bisa membuat keputusan dengan segera.

Suara langkah kaki Lukas terdengar di tangga. Saat dirinya mendekati meja makan, tiba-tiba dahinya mengkerut melihat piringnya kini penuh dengan brokoli. "Kerjaan siapa nih?" tanyanya.

"Siapa lagi," jawab Vani sembari melirik ke bangku si sulung yang ada di sampingnya.

"Kana, nggak boleh gitu, sayur bagus untuk kesehatan banyak vitaminnya," nasihat Lukas.

"Buat ayah aja, biar ayah sehat."

"Ayah makan juga, tapi Kana juga makan."

Kana menggeleng. "Buat ayah aja, soalnya Kana kasian liat ayah."

"Kasian liat ayah?" Lukas melirik Vani, keduanya beradu pandang lalu Vani menaikkan kedua bahunya.

"Iya, ayah kurus. Jadi sayurnya Kana kasih ke ayah supaya ayah kuat buat gendong Kana. Kan ayah bilang katanya badan Kana udah berat waktu digendong."