Terminal dua bandar udara Juanda begitu ramai dengan pendatang yang baru saja tiba. Di antara sekumpulan orang-orang yang berjalan buru-buru itu ada Vani dan Jun, mereka berjalan beriringan, tangan saling menggenggam dan senyum yang tak pudar dari wajah keduanya. Ketika orang-orang berkerumun dan saling antri menunggu barang bagasi, dengan langkah enteng kedua sejoli itu melangkah keluar menuju bagian bandara yang berisi restoran, cafe dan foodcourt.
"Kamu laper nggak?" tanya Jun.
Vani menggeleng. "Tadi kan di pesawat dapet roti."
Suara perut yang keroncongan terdengar jelas di telinga Vani. Gadis itu menolehkan kepala untuk menatap kekasihnya yang saat ini tersipu malu.
"Kamu laper?" Kini Vani balik bertanya.
Jun mengangguk. "Aku tadi nggak sempet makan siang, kamu kan tau sendiri, tadi sebelum berangkat aku masih harus nyelesain shift kerja aku di restoran."
"Ya udah yuk, kita beli makan. Aku temenin," ajak Vani. "Kamu mau makan di mana? Ternyata ada Carls Junior, Sushi, Burger King atau Starbucks?"
Jun meletakkan telapak tangannya di puncak kepala Vani. "Ya kali, Yang. Masa Starbucks? Mana kenyang."
Vani mengeluarkan kekehan tawanya mendengar protes dari Jun. "Aku lupa, kalau kamu itu kenyangnya cuma sama nasi bungkus padang Putra Minang."
"Nah itu tau!" seru Jun membenarkan candaan Vani. "Kita makan di foodcourt aja, aku lagi pengen nasi sama rawon."
"Oke!" seru Vani bersemangat.
___
Vani menyeruput teh manis hangatnya sambil memperhatikan Jun yang sedang asik menyuap nasi dengan lauk rawon yang saat ini telah dihabiskan setengah mangkuk.
"Kamu nggak mau nyobain? Ini seger banget kuahnya, aku pikir tadi nggak bakal seenak ini." Lalu Jun menyuap lagi kuah hitam asin itu ke dalam mulutnya.
Vani menggeleng. "Ngeliat kamu makan aja aku udah kenyang."
"Dulu mama sering masak ini buat aku, mama kan asli Malang jadi masakan khas Jawa Timur buatan mama udah pasti juara banget rasanya."
"Kamu pasti kangen mama kamu?"
"Pastinya." Jun menyeka mulutnya dengan tisu. "Waktu mama nggak ada, si mbak Sum yang masak, ya meskipun nggak seenak buatan mama."
"Mbak Sum?" tanya Vani.
"Oh, aku belum cerita ya?"
Vani menggeleng.
"Mbak Sum itu asisten rumah tangga yang kerja di rumah kami, tapi semenjak kak Astrid nikah, mba Sum ikut kak Astrid, kerja di rumah dia."
Cerita Jun hanya ditanggapi dengan anggukan oleh Vani. Jun itu bukan orang yang terbuka dengan kisah keluarganya dan Vani sangat tahu itu. Jun akan cerita jika dia mau cerita sementara Vani tak ingin bertanya jika pria itu tak memulainya lebih dulu.
"Habis ini kita ke mana?" tanya Vani.
"Kata kak Astrid, papa sudah dibawa pulang ke rumah semalam. Kita langsung ke rumah papa aja ya? Kamu nggak apa-apa kan?"
Vani menggeleng sembari menyunggingkan senyum. "Aku ikut aja, senyamannya kamu."
Setelah Jun menghabiskan makanannya, keduanya berjalan keluar dari bandara. Di depan pintu kedatangan ada seorang laki-laki berperawakan tinggi, berkacamata yang langsung mengenali wajah Jun ketika mereka keluar.
"Mas Jun?" pangil laki-laki itu.
"Eh, Pak Setyo kan ya?" tanya Jun mencoba mengenali laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Substitute [END]
Romance(Reading list cerita pilihan bulan Mei 2022 WattpadRomanceId) 18+ only Hidup berubah 180 derajat ketika kedua orang tua Vanilla Almira memintanya menjadi ibu sambung bagi keponakannya--Kana, yang usianya baru tiga setengah tahun ketika ditinggal ib...
![The Substitute [END]](https://img.wattpad.com/cover/250253319-64-k965222.jpg)