E n a m

33.9K 2.6K 59
                                    

"Hah!"

Seorang mahasiswi terkesiap lalu kemudian dia berteriak dengan begitu kencangnya mengalihkan atensi beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang berada di ruangan yang sama dengannya.

"Aaaaaaak!" teriaknya. "Astaga ada cowok ganteng banget!"

"Mana?"

"Apaan?"

"Di mana?"

Yang lain saling bersahutan menanggapi seruan si mahasiswi.

"Itu di sana," jawab sang mahasiswi.

Benar saja, saat sang mahasiswi menunjuk ke arah yang menjadi pusat atensinya ke beberapa mahasiswi lainnya, suara teriakan memuja yang saling bersahut-sahutan memenuhi ruangan kelas yang sedang tak ada perkuliahan itu.

"Gila, ganteng banget!"

"Kayak model, anjir!"

"Asli, sumpah, parah, ganteng!"

"Udah tua nggak sih?"

"Nggak ah, masa sih udah tua? Palingan antara dua tujuh tiga puluh umurnya."

"Ada siapa? Ada siapa?" tanya yang lain ikut bergabung.

"Itu ada cowok, berdiri deket mobil mana mobilnya mewah banget!"

"Jangan-jangan sugar daddy!"

"Papa gula?"

"Woy! Itu sugar daddynya siapa? Ngaku!"

Desas-desus dan obrolan itu terdengar hingga telinga Vani yang baru saja keluar dari salah satu ruang kelas untuk bertemu dengan dosen pembimbing skripsinya sebagai persiapan sebelum dia maju sidang yang akan diadakan beberapa bulan mendatang.

Vani melongok ke dalam ruangan kelas yang pintunya terbuka sebagian.

"Ada apaan sih berisik-berisik? Suara kalian tuh kedengeran sampai ke ruang kelas sebelah tau!" omel Vani yang merasa sesi bimbingannya terusik karena suara gaduh dari ruangan ini.

"Eh, Kak Vani, maaf Kak. Itu si Pia heboh ngeliat cowok ganteng di bawah, kita jadi ikut penasaran," jawab gadis berkaca mata yang Vani tahu bernama Arum.

"Kalian, baru ngeliat cowok ganteng aja kayak ngeliat artis. Gitu aja heboh," celetuk Vani. "Palingan b aja! Mana sih orangnya?" tanya Vani ikut penasaran lalu mendekati jendela kaca ruangan kelas itu.

"Itu, Kak!" sahut Arum begitu antusias sambil menunjuk ke arah seseorang yang berdiri di samping mobil mewah keluaran Jerman dengan model paling terbaru.

Laki-laki yang menjadi bahan omongan itu mengenakan celana bahan berwarna abu dan kemeja putih yang lengan kemejanya telah digulung hingga siku. Mata Vani membulat begitu saja ketika melihat siapa orang yang menjadi pusat perhatian para gadis di kampusnya.

Sialan! Ngapain sih kak Lukas ke sini? Kesal Vani.

Vani berdecih lalu berjalan menjauhi dinding kaca untuk turun menghampiri laki-laki itu namun tangannya di tahan oleh seseorang sesaat setelah keluar dari ruangan kelas.

The Substitute [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang