"Kalau kita jemput Kana kira-kira kemaleman nggak?" Lukas bertanya ketika mobil yang dikendarainya keluar dari area hotel menuju jalanan ibu kota.
Vani melirik jam digital yang ada di dashboard mobil, angkanya menunjukkan pukul sembilan lebih empat puluh lima menit.
"Mau ditelepon dulu nggak mama-nya, Kak?"
"Coba minta tolong kamu yang telepon ya? Kalau mereka udah tidur kita jemput Kana besok pagi aja," saran Lukas.
"Aku jadi ngerasa nggak enak harus titip Kana terus di sana, mbak Wulan kapan pulangnya ya?"
"Nggak apa-apa, mama seneng kok didatengin cucunya. Pak Uus, bi Isah, Wulan sama pekerja yang lainnya harusnya sih besok pulang," jawab Lukas.
Vani menghela napas sembari menatap layar ponselnya. "Nggak diangkat sama mama, mungkin udah tidur."
"Ya udah besok pagi aja kita jemput, 'kan hari minggu jadi agak santai."
Vani mengangguk.
"Van..." panggil Lukas sembari meraih telapak tangan Vani.
"Iya?" Vani menoleh.
"Terima kasih mau temenin saya malam ini, mudah-mudahan kamu seneng di acara tadi."
Vani melengkungkan sudut-sudut bibirnya. "Iya, aku seneng, by the way selamat ya bapak best CEO!" ucap Vani.
Lukas menarik tangan Vani ke arahnya lalu mengecup punggung tangan Vani. Ia tak melepaskan genggaman tangannya dan sengaja menaruh tangan keduanya di atas hand rest yang ada di samping jok mobil.
"Memangnya bisa nyetir sambil begini?" tanya Vani.
"Kenapa memangnya? Mobilnya 'kan matic."
"Tapi tetep aja mesti pindahin gigi 'kan sesekali?" Vani melepaskan genggaman tangan Lukas padanya, lalu dengan perlahan menaruh telapak tangan Lukas ke atas kemudi. "Safety first."
Lukas melemparkan senyuman, tangannya meraih puncak kepala Vani lalu mengusapnya perlahan. "Gemes," ucapnya.
Wajah Vani rasanya memanas, ia menoleh memandang jalanan melalui jendela di sebelahnya menyembunyikan senyuman yang saat ini menghias wajahnya.
"Omong-omong, ini hadiah penghargaannya tiket dan voucher menginap di Lombok, kamu bisa ikut pergi 'kan?" tanya Lukas.
"Berdua aja?"
"Terserah kamu, kalau kamu mau ajak Kana saya nggak keberatan. Kalau maunya pergi berdua aja saya lebih nggak keberatan, hitung-hitung honeymoon 'kan kita memang belum pernah pergi ke mana-mana selain ke Bandung kemaren."
Dalam benaknya Vani ingin menjerit, mendengar kata honeymoon disebutkan Lukas. Segera Vani menutup wajah dengan kedua tangannya, tak bisa membayangkan betapa malunya dia hanya mendengar kata itu.
"Kamu kenapa, Van? Ngantuk? Kok wajahnya ditutup pakai tangan begitu?"
"Hah? Enggak..."
"Kalau ngantuk joknya diturunin, nanti kalau udah sampai rumah saya bangunin."
"Enggak, aku..."
Kemudian Vani berpikir, daripada ia membantah lalu harus menjelaskan panjang lebar sebaiknya ia berpura-pura mengantuk saja. Sehingga yang ia lakukan setelahnya adalah mengikuti anjuran Lukas dengan menurunkan sandaran jok mobil agar ia bisa pura-pura tidur, dan pada akhirnya ia benar-benar terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Substitute [END]
Romance(Reading list cerita pilihan bulan Mei 2022 WattpadRomanceId) 18+ only Hidup berubah 180 derajat ketika kedua orang tua Vanilla Almira memintanya menjadi ibu sambung bagi keponakannya--Kana, yang usianya baru tiga setengah tahun ketika ditinggal ib...