Rekomendasi Lagu: Keepyousafe by Yahya
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Satu malam Vani lalui hanya berduaan di rumah itu dengan Lukas, untungnya tidak terjadi apa-apa yang sangat disyukuri oleh Vani. Karena Vani mengunci pintu kamarnya sesaat ia masuk ke dalamnya.
Pintu kamar Lukas masih tertutup rapat saat Vani melaluinya. Kini Vani sudah berada di dapur karena Isah tak meninggalkan lauk apapun untuk mereka sarapan. Bahkan di dapur hanya ada dua botol sarden, telur, indomi dan beberapa ikat sawi ketika Vani membuka kulkas.
"Serius ini bi Isah belum belanja?" gumam Vani. "Kak Lukas kalau dibikinin mi instan marah nggak ya?" Vani mengetuk-ngetukkan jari ke atas meja counter dapur. "Mana orangnya belum bangun lagi, 'kan bingung mau nanyanya gimana?" keluh Vani.
Vani membuka satu per satu lemari dapur mengecek isinya demi mencari panci atau penggorengan yang disimpan oleh Isah.
"Itu dia!" seru Vani ketika melihat panci berukuran sedang ada di atas.
Dia mengambil bangku bakso agar bisa meraih panci di bagian atas lemari. Sayangnya panci yang diraih oleh Vani lebih berat dari yang ia perkirakan sehingga membuat dirinya tak siap dan tubuhnya oleng karena tak sanggup menahan beban panci.
Panci-panci alumunium itu jatuh ke lantai menimbulkan suara bising yang memekakkan telinga juga bunyi 'bug' ketika tubuhnya mendarat di lantai.
"Aww!" Vani meringis menahan sakit yang ditimbulkan akibat terjatuh.
Suara hentakan kaki berlari terdengar dari lantai atas dan melewati lantai parquet anak tangga.
"Van?" Suara Lukas menggema di dalam rumah.
Bergegas pria itu mendekati sumber suara, kelopak matanya membesar melihat Vani sudah jatuh dengan posisi duduk di lantai. "Astaga kamu kenapa?" Lukas mendekati Vani dan berusaha membantunya agar duduk lebih tegak dan meluruskan kakinya.
"Bisa berdiri nggak?" tanya Lukas memastikan.
"Bisa sih harusnya, tapi sakit," ungkap Vani.
"Di mana yang sakit?" tanya Lukas.
Vani menunjuk pergelangan kakinya.
"Mau ke dokter nggak? Besok bisa jadi bengkak, tuh!"
Vani menggeleng kemudian pipinya merona merah ketika ia sadar kalau pria di hadapannya itu bertelanjang dada. Buru-buru Vani membuang wajahnya dan berdeham berkali-kali ketika matanya tanpa sengaja melihat lekukan kotak di perut pria itu.
"Kenapa nggak pakai baju, sih?" Vani mengangkat telapak tangannya menutupi mata.
"Oh, ini. Saya lagi ganti baju mau ke kantor, waktu denger suara berisik ya saya langsung turun. Jangankan pakai baju, saya nggak kepikiran. Yang saya pikirin cuma kamu, takutnya kamu kenapa-kenapa, bener 'kan kamu malah jatuh, emangnya lagi ngapain sih?"
"Mau ambil panci." Vani menunjuk tiga buah panci dengan segala ukuran tergeletak di lantai.
"Astaga! Lain kali kamu bisa minta tolong saya, Van." Lukas menghela napas panjang. "Ya udah, kita coba berdiri ya?"
Pelan-pelan Lukas memapah Vani, membantu gadis itu berdiri dan berjalan pelan ke sofa ruang televisi. Vani meringis tertahan ketika melangkah, pergelangan kaki kanannya terkilir sehingga dia merasa ngilu ketika mencoba menapak.
"Duduk dulu jangan ke mana-mana!" titah Lukas. "Saya mau ambil es."
Vani menunggu, tak sampai lima menit Lukas kembali dengan sekantung es gel kompres dan kain bebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Substitute [END]
Любовные романы(Reading list cerita pilihan bulan Mei 2022 WattpadRomanceId) 18+ only Hidup berubah 180 derajat ketika kedua orang tua Vanilla Almira memintanya menjadi ibu sambung bagi keponakannya--Kana, yang usianya baru tiga setengah tahun ketika ditinggal ib...
![The Substitute [END]](https://img.wattpad.com/cover/250253319-64-k965222.jpg)