T I G A P U L U H

220 34 66
                                        

• SESAK •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• SESAK •

Ares dan Maudy duduk berdua disebuah warung makan. Suasana menjadi canggung. Maudy juga tak bersuara.

Ares berdehem memecah keheningan. Entah kenapa suasana canggung terasa sangat tak mengenakan.

"Lo mau pesen apa?" Tanya Ares sambil menyodorkan sebuah buku menu.

Maudy menanggapi dengan senyum manisnya. Gadis itu menerima buku yang disodorkan Ares dengan cepat. Sesekali Maudy menyampirkan anak rambut ke belakang telinga.

"Dy, untuk yang tadi gue minta maaf." Ujar Ares tiba-tiba membuat Maudy mendongak.

"Yang mana?" Tanya Maudy meminta penjelasan.

Ares mengusap lehernya canggung, "Gue tadi ngeklaim lo jadi pacar gue seenaknya. Maksud gue nggak gitu kok, gue cuma pengen ngejauh dari Flea." Papar Ares menjelaskan.

"Oh jadi cewek tadi yang namanya Flea?" Tanya Maudy penasaran.

Ares mengangguk membenarkan, "Kita sahabatan udah lama. Gue punya rasa buat dia dan dia juga. Tapi kita nggak akan mungkin bersama." Jelas Ares blak-blakan.

Kening maudy mengerut aneh, "Kenapa?"

"Keluarga gue punya perjanjian tertulis dengan keluarga dia. Intinya sama-sama punya dendam masa lalu." Balas Ares menjelaskan.

Maudy termenung sejenak. Maudy menatap Ares iba. Maudy menepuk pundak kakak kelasnya itu menenangkan.

"Kalau kalian jodoh, kalian pasti bisa bersatu. Kak Ares percaya sama aku." Ujar Maudy memaksakan tersenyum.

"Thanks, meskipun nggak mungkin." Ujar Ares pesimis.

Maudy menyodorkan buku menunya lagi ke Ares, "Aku mau beli kupat tahu, kak. Kayaknya enak." Ujar Maudy mengalihkan topik.

Ares mengangguk, "Oke, kalau gitu.. gue juga pesen itu." Ujar Ares sambil berjalan ke arah meja pemesanan.

Maudy menarik senyumnya. Sekembalinya Ares dari sana, Maudy kembali tertarik ke topik pembicaraan sebelumnya.

"Kak, Flea tahunya kita pacaran. Terus gimana?" Tanya Maudy dengan pipi yang memerah. Semoga saja Ares peka apa maksudnya.

Ares menggaruk tengkuknya, "Ya gimana.. jalanin aja kayak biasa." Balas Ares serba salah.

Maudy mendengus kesal. Maudy menarik kedua tangan Ares lalu menggenggamnya erat, "Kak, aku mau bantuin kakak. Aku mau jadi pacar kakak--eh maksudnya jadi pacar pura-pura."  Ujar Maudy serius.

Ares tak mampu berkata-kata,"Lo serius?"

Maudy menganggukan kepalanya, "Iya, mau ya?" Pinta Maudy penuh harap.

3 detik kemudian, Ares menganggukan kepalanya membuat Maudy melebarkan senyum girang. Maudy sontak memeluk Ares karena terlanjur bahagia. Ares hanya diam tak membalas pelukannya.

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang