[COMPLETED]
Dia Penyendiri. Dia Lebih Mencintai Sepi. Dia Hanya Perindu Keramaian Yang Selalu Menjadi Ilusi. Dia ingin Berbaur Tanpa Merasa Tersakiti.
Floresta Saquella, gadis biasa saja yang ditempatkan disekitar orang luar biasa. Dirinya selalu te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• PERJALANAN WAKTU •
Canda tawa terlempar di sebuah ruangan. di WASIBA, suasana tampak pecah.
Ada Zean yang menyanyi sendirian, ada Zeo dan Richard yang saling melemparkan candaan, adapula spesies seperti Mike dan Fernan yang duduk anteng di pojokan.
Warung Nasi Baba memang tak meraup untung yang banyak. kebanyakan anak-anak SMALA lebih menghabiskan waktunya hanya untuk nongkrong atau membolos disini. Mereka saja kadang hanya memesan minum dan gorengan sebagai formalitas. Tetapi setidaknya pemilik warung sendiri senang jika warungnya terlihat ramai.
Ditengah keramaian, Sangga datang dengan seragamnya yang mencolok. Jelas sekali seragam SMALA dan SNARA jauh beda. Seragam milik SNARA jauh lebih terang dibanding seragam SMALA.
Rupanya, Sangga tak datang sendirian. Dibelakangnya, ada Vino yang mengikuti Sangga dengan ogah-ogahan.
Sementara Vino masih berdiri kaku dengan tubuh yang ia sandarkan ke tiang warung.
"Geer lu." Balas Richard sambil melempar kulit kacang.
Sangga tertawa. Beberapa detik kemudian, tawanya terhenti kala menyadari tatapan anak-anak SMALA tertuju pada Vino semua.
Sangga berdehem memecah kecanggungan, "Vino sengaja ikut gue kesini. Dia minta dianterin ke Mansion Ares." Jelas Sangga menjawab kebingungan yang lainnya.
Kini, kulit kacang milik Richard sengaja dilemparkan ke wajah Vino.
"Anj--" Vino harus menahan umpatannya kala tiba-tiba saja kakinya diinjak dengan keras oleh Fernan.
"Mau dianterin nggak?" Tanya Fernan dengan tampang menyebalkan.
Sangga tertawa terbahak melihat Vino dikerjai oleh anak-anak SMALA. Jarang sekali Sangga melihat Vino seperti ini.
Vino menekuk wajahnya. Demi fasilitas yang ia punya, Vino rela menurunkan sedikit harga dirinya.
"Iya." Jawabnya pasrah. Jawaban Vino itu rupanya mengundang kepuasan tersendiri bagi Zean.
Zean cengengesan.
"Fer, Ga, Mik, kita harus kawal ini anak bareng-bareng. Meresahkan soalnya." Ajak Zean membuat Vino memutarkan bola matanya malas.
Richard yang mendengar mendengus kesal. Namanya sama sekali tak disebut oleh Zean.
"Gue sama Zeo nggak diajak?" Tanyanya dengan wajah sok diimut-imutkan.
Vino mengernyit jijik melihatnya. Namun disisi lain, Vino menyadari satu hal jika geng SNARA dan geng SMALA jauh beda.
Di gengnya sendiri, tak ada candaan merecehkan. Mereka lebih cenderung kaku dan kurang dekat. Mereka dekat jika sedang pesta atau berantem saja. Selebihnya, tak ada. Hanya perkumpulan biasa dengan candaan sewajarnya.