L I M A P U L U H L I M A

159 29 31
                                        

• PERTEMUAN TAK TERDUGA •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• PERTEMUAN TAK TERDUGA •

Beberapa tahun kemudian..

Tak terasa, waktu terus berjalan begitu cepat. Siang selalu bergantian dengan malam dan pagi selalu bergantian dengan petang. Hari-hari itu selalu dilalui Flea seperti biasanya. Tak ada yang spesial ataupun membekas di ingatan.

Flea melangkahkan kakinya bersamaan dengan langkah kaki milik Sisca. Kedua gadis itu memakai seragam khas SNARA yang mungkin saja akan dipakai untuk terakhir kalinya. Keduanya berdiri didepan sebuah gedung universitas.

UNIVERSITAS NEGERI BANDUNG

Ini adalah tahun pertama bagi Flea berada di jenjang pendidikan baru dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah tahun pertama bagi Flea berada di jenjang pendidikan baru dalam hidupnya. Flea dan Sisca kebetulan memilih universitas dan jurusan yang sama. Keduanya datang untuk mendapat pengumuman dari kakak pembimbing yang akan memberi syarat untuk OSPEK yang akan dilaksanakan keesokan harinya.

Flea sudah tak lagi membantu pekerjaan Damian. Mulai sekarang, Flea akan fokus pada kuliahnya.

Flea dan Sisca berlarian melewati parkiran kampus. Mereka berlari menuju aula yang sudah penuh sesak oleh mahasiswa dan mahasiswi baru.

Untunglah, Flea dan Sisca masih mendapat kursi untuk duduk. Meskipun duduk di ujung, keduanya tetap duduk sambil menatap serius ke arah panggung.

"Selamat Pagi." Sapaan dari kakak pembimbing ber-almet biru terdengar ramah.  Flea dan Sisca juga menatap kakak pembimbing itu dengan antusias. Ini pengalaman yang baru bagi keduanya.

"PAGI, KAK!" Balas semuanya serentak.

Kakak pembimbing itu tersenyum. Seluruh gerak-geriknya tampak sopan, "Halo, Selamat Datang di Universitas Negeri Bandung. Perkenalkan nama saya Dea. Saya disini akan menyampaikan beberapa aturan dan barang apa saja yang harus kalian bawa besok."

Semuanya tampak serius memerhatikan Dea, kakak pembimbing itu. Ada juga yang sudah bersiap mengeluarkan buku catatannya agar tak ada yang terlewat.

"Aturannya cukup sederhana tapi jangan sampai ada yang melanggar. Pertama, kalian diharuskan datang sebelum pukul 7 pagi. Jika terlambat, kalian tidak akan diijinkan masuk." ucap Dea dengan tegas. Gadis berambut panjang sebahu itu menyunggingkan senyumnya.

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang