●PENGHIANATAN●
Semilir angin menerbangkan anak rambut Flea. Asal kalian tahu, Flea belum pulang ke rumah. Flea kini sedang di roftop rumah sakit dimana Ares dirawat.
Waktu sudah menunjukan pukul 23.50. Itu artinya Flea hanya perlu menunggu sepuluh menit lagi. Flea sengaja menunggu hingga larut agar ia dapat menyelinap masuk mengunjungi Ares tanpa harus ketahuan.
Jam berdentang 12 kali. Tepat tengah malam. Flea bergegas turun. Ia tak pernah senekat ini. Beberapa perawat berlalu lalang dan itu tak Flea permasalahkan.
Flea mengintai. Bodyguard yang menjaga didepan ruangan Ares semuanya tertidur pulas.
Itu kesempatan emas bagi Flea. Flea berjalan mengendap-endap. Ia membuka pintu ruang rawat Ares sangat pelan agar tak bersuara dan Flea kembali menutup pintu ruangannya rapat.
Flea terdiam kaku melihat paras tampan Ares yang nampak tenang. Nafasnya teratur dan beberapa lebam dan perban yang terdapat dibeberapa bagian tubuhnya.
Flea berjalan menghampiri brankar Ares. Flea menyentuh wajah Ares lembut mengabsen mulai dari rambut, dahi, alis, mata, hidung, bibir, hingga ke dagunya.
Flea tersenyum. Flea sangat merindukan Ares. Flea ingin kembali melihat senyum terbit dari bibir lelaki itu.
"Ares, ini aku.. Flea."
"Ares, sampai kapan kamu tidur? Aku kangen sama senyum kamu, aku kangen sama perhatian kamu, aku kangen sama semuanya tentang kamu."
"Ares.. aku khawatir. Aku takut jika suatu saat nanti kamu bakal tinggalin aku. Aku gak mau itu terjadi, Ares."
Flea terisak. Flea menempelkan punggung tangan Ares ke bibirnya. Flea mencium punggung tangan Ares lembut.
"Ares, aku sayang banget sama kamu. Maaf buat segala keegoisan aku. Aku sadar selama ini aku terlalu bergantung pada kamu tapi nyatanya aku emang gak bisa jauh dari kamu. Maaf, jika aku terlalu bodoh karena aku sayang sama kamu." Ungkap Flea mengeluarkan segala keluh-kesahnya. Sudah lama Flea ingin mengungkapkan ini pada Ares tapi Flea malu. Flea malu untuk berkata jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLY : Undesirable [END]
Teen Fiction[COMPLETED] Dia Penyendiri. Dia Lebih Mencintai Sepi. Dia Hanya Perindu Keramaian Yang Selalu Menjadi Ilusi. Dia ingin Berbaur Tanpa Merasa Tersakiti. Floresta Saquella, gadis biasa saja yang ditempatkan disekitar orang luar biasa. Dirinya selalu te...