E X T R A P A R T #4

217 19 7
                                    

Siang terus berganti malam hingga hari-hari berlalu begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang terus berganti malam hingga hari-hari berlalu begitu saja. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Tak terasa, 6 tahun sudah mereka lalui bersama-sama. Seakan sudah mencapai puncak kebahagiaan, hari-hari mereka tak pernah diliputi masalah besar. Mungkin sesekali hanya cekcok ringan atau suka duka di dalam rumah tangga.

Ares sudah memimpin perusahaan miliknya. Beberapa tahun yang lalu, secara resmi, Ares menggantikan Bara memimpin anak perusahaan. Bara sendiri menggantikan Marzel memimpin perusahaan utama.

Perusahaan yang kini diberi nama Raaz Group ini terus berkembang. Apalagi, Ares beserta keluarga kecilnya sudah pindah ke kota Jakarta.

"AZKAN!! ARA!!" Flea berteriak dengan nyaring ke seisi rumah.

Flea yang lemah tak lagi ada. Ia kini sudah menjadi ibu dan wanita kuat untuk keluarganya. Setelah lulus kuliah, ia melamar pekerjaan menjadi desainer. Dan kini Flea sudah memiliki butiknya sendiri.

Dua bocah kecil berjenis kelamin berbeda berjalan keluar kamar. Mereka baru saja selesai mandi dan berpakaian. Selisih diantara kedua anak itu hanya satu tahun. Secara sekilas, mereka lebih mirip seperti sepasang anak kembar. Apalagi, tinggi badan Azkan dan Ara yang hampir sama.

"Ala masih ngantuk, bun." tutur gadis kecil yang masih berusia 5 tahun. Gadis kecil itu menguap lebar.

Arfeela Sheira Zeeya, anak kedua dari pasangan Naresh Yori Alvarendra dan Floresta Saquella. Gadis kecil yang cukup pintar seusianya. Ara juga anak yang periang. Tingkahnya yang luar biasa terkadang membuat Flea geleng-geleng kepala.

Azkan menyandarkan tubuh kecilnya di daun pintu. Berbeda dengan adiknya, bocah berusia 6 tahun itu lebih pendiam. Azkan tak terlalu banyak berbicara. Azkan juga bukan tipe yang usil. Azkan tidak pernah mengusili siapapun kecuali adiknya sendiri.

"Azkan, Ara, bunda nggak suka kalau kalian bangun siang. Lain kali jangan diulangi ya? Meskipun kalian masih kecil tapi kalian harus tetap disiplin. Mengerti?" Flea menjelaskan dengan lembut. Flea menatap kedua anaknya dengan teduh.

Azkan dan Ara menganggukan kepalanya mengerti, "Kalau udah gede, boleh bangun siang?" Tanya Ara dengan polos.

Flea menarik sudut bibirnya. Flea menggelengkan kepalanya, "Kalau udah gede, kalian harus lebih disiplin lagi." balas Flea sambil menoel hidung mancung Azkan dan Ara bergantian.

Ara memanyunkan bibirnya, "Yaelah, jadi olang gede nggak enak." dengus Ara kesal. Flea tertawa geli mendengarnya.

"Yaudah, kita ke ruang makan yuk? Ayah udah nungguin loh." Ajak Flea melanjutkan.

"Ayok!" Jawab Azkan dan Ara dengan kompak. Kakak adik itu tersenyum memamerkan gigi-gigi susunya.

•••

"Ayah, Ala udah bangun." lapor Ara sambil bersusah payah naik ke atas kursi di sebelah Ares.

"Azkan juga." sahut Azkan mengikuti adiknya. Azkan duduk tenang di sebelah Flea.

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang