[COMPLETED]
Dia Penyendiri. Dia Lebih Mencintai Sepi. Dia Hanya Perindu Keramaian Yang Selalu Menjadi Ilusi. Dia ingin Berbaur Tanpa Merasa Tersakiti.
Floresta Saquella, gadis biasa saja yang ditempatkan disekitar orang luar biasa. Dirinya selalu te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• GARIS TAKDIR •
Ares sudah dipindahkan ke ruang rawat. Suasana di ruangan rawat Ares itu terasa hening. Hanya ada Flea, Leyna, Evita, Mike, dan Zean disana. Sementara yang lainnya harus pamit pulang untuk membersihkan badan.
Suasana bertambah hening kala Ares mulai menggerakan jemari tangannya gelisah. Ares sendiri baru saja sadar beberapa menit yang lalu.
Ares meraba apapun yang ada disekitarnya. Raut wajahnya tampak panik dan cemas.
"Gelap, gue nggak bisa liat apa-apa. Tolong, siapapun.. nyalain lampunya." Perintah Ares cemas kepada siapapun yang mungkin saja ada di sekitarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semuanya hitam. Semuanya gelap. Tanpa ada cahaya. Ares saja nyaris terjungkal dari brankar jika Flea tak segera menahan tubuh lelaki itu.
"Siapa lo? Please, nyalain lampunya!"
Mendengar nada kecemasan di suara Ares, Flea segera menggenggam tangan Ares erat agar lelaki itu tenang.
Flea berusaha untuk tak menangis agar tak membuat Ares semakin sedih, "Disini terang, Ar. Nggak ada yang matiin lampunya." Jelas Flea dengan bibir bergetar. Sungguh, Flea tidak tega.
Mendengar suara lembut Flea, Ares mulai menggerakkan tangannya. Ares mencari keberadaan Flea dan berhasil menyentuh pipi gadis itu.
"Fle, bilang sama gue.. ada apa? Nyalain lampunya." Tanya Ares lagi dengan suara yang lebih lirih.
Flea tak kuasa menahan tangisnya. Gadis itu terisak cukup kencang.
"Disini terang, Ares." Ujar Flea sekali lagi seolah menegaskan kenyataan buruk yang kini mulai menggentayangi pikiran Ares.
Ares menggelengkan kepalanya tak percaya. Ares menganggap jika Flea hanya bercanda. Namun faktanya, Ares tak melihat apapun. Semuanya hitam dan gelap. Ares hanya dapat mendengar suara Flea dan isakannya.
Keringat dingin mengucur dari kening Ares. Jelas sekali Ares terlihat sangat panik. Peristiwa seperti ini seperti mimpi buruk yang tak pernah dimimpikan Ares.