[COMPLETED]
Dia Penyendiri. Dia Lebih Mencintai Sepi. Dia Hanya Perindu Keramaian Yang Selalu Menjadi Ilusi. Dia ingin Berbaur Tanpa Merasa Tersakiti.
Floresta Saquella, gadis biasa saja yang ditempatkan disekitar orang luar biasa. Dirinya selalu te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
● DALANG PERMAINAN ●
Ares berkaca di cermin kamar. Semua kekacauan sisa kemarin sudah dibersihkan. Ares menyembunyikan sebuah pisau lipat dibalik celana SMAnya.
Ares kini mulai berjaga-jaga. Jika hanya pengagum rahasia tak mungkin bertindak nekat kecuali orang itu benar-benar berbahaya.
Ares berjalan cepat keluar dari mansion. Ia minum segelas susu yang disediakan oleh pelayan yang bekerja. Ares tak sarapan. Cowok itu menenteng tasnya dengan cepat dan berlari kearah dimana garasi motornya berada.
Ares menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Tatapan tajamnya mengarah liar ke jalanan. Mulai hari ini ia akan lebih waspada.
Ares melajukan motornya menuju rumah Flea. Disana, sudah ada Flea yang menunggunya didepan rumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ares melepaskan helm fullfacenya. Cowok itu turun dan langsung memeluk Flea erat membuat Flea terdiam kaku dan membalas pelukan Ares sedikit ragu.
"Ar, kamu baik-baik aja?" Tanya Flea khawatir. Pasalnya, cara Ares berpakaian tak menampilkan jika cowok itu baik-baik saja. Seragam sekolahnya berantakan dengan rambut yang tak tertata.
"Gue lagi banyak pikiran. Teror, ancaman, dan keselamatan lo, Flea.." ungkap Ares jujur.
Flea menatap manik mata Ares dengan sendu. Gadis itu menangkupkan kedua tangannya di pipi Ares dengan lembut.
"Jangan terlalu dipikirin, Ar. Aku gak mau kamu sakit. Asal kita masih sama-sama, aku yakin semuanya akan baik-baik aja." Tutur Flea sambil menatap Ares meyakinkan.
"Fle, lo gak akan menjauh dari gue-kan? Gue tahu kalau gue lagi diincar bahaya sekarang. Tapi, gue gak sanggup kalo lo pergi." Kata Ares sungguh-sungguh. Ares menggenggam tangan Flea lembut.
"Aku bakal disisi kamu kayak gimanapun keadaannya, Ar." Jawab Flea sambil mengeratkan genggaman tangannya.
"Karena semua ini terjadi karena aku.." lanjut Flea didalam hatinya. Sejujurnya Flea merasa bersalah pada Ares. Namun, Flea bisa apa? Flea tak bisa menghentikan orang itu. Dia terlalu keras kepala dan berambisi besar untuk mendapatkan Ares.