T I G A P U L U H S E M B I L A N

191 27 41
                                        

• PERTUNANGAN •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• PERTUNANGAN •

-ENDING-

(bismillah berhasil atau bismillah gagal?😂)

••••

Suasana WASIBA sangat ramai. Mereka saling melempar canda dan tawa. Kepulan asap rokok juga mengepul memenuhi ruangan hingga membuat ruangan yang sudah penuh itu terasa semakin sesak.

Ares baru saja tiba. Dengan setelan jaket army kesayangannya dan celana jeans hitam dengan bagian dengkulnya yang sobek. Lelaki itu melepas helm fullfacenya dan melangkah masuk ke dalam WASIBA.

"Let's start this game." Gumam Ares dengan senyum tertahan.

Tepat ketika Ares berada diambang pintu, semuanya sontak terdiam. Ares saja sampai harus menautkan kedua alisnya dengan heran.

"Kenapa ngeliatin gue gitu banget?" Tanya Ares sambil mengernyit heran. Tak biasanya.

Kali ini, Zean yang biasanya doyan mager-mageran sudah berdiri dan bangun dari duduknya. Zean melangkah tegas sambil menatap Ares tajam.

Bugh!
Zean memukul rahang Ares dengan keras. Nafas Zean tak beraturan. Lelaki itu terlihat emosi sementara Ares memegangi rahangnya yang sedikit membiru.

"Punya masalah apa lo sama gue?" Tanya Ares masih berusaha tenang.

Ares melirik Zaenal yang juga ada disana. Zaenal tampak diam namun Ares yakin hatinya pasti tersenyum puas.

"Lo nggak pernah mikirin SMALA, Res. Hidup lo cuma penuh sama Flea, Maudy, Freya, terus.. siapa lagi cewek yang lo baperin?" Kata Zean sambil mengangkat dagunya menantang. Zean tampak sangat mendalami peran.

"Apaan sih." Sahut Ares sambil menyandarkan tubuhnya di tiang WASIBA.

"Lo nggak pernah punya waktu sama kita. Bahkan, masalah yang lalu aja dibiarin gitu aja. Lo nggak becus jadi ketua!" Cerocos Zean yang langsung membuat Zaenal angkat suara.

"Lo sosok ketua yang gue banggain, Res. Tapi, lo malah sibuk sama kesenangan lo sendiri." Ucap Zaenal sambil memasang wajah seolah-olah lelaki itu kecewa.

Ares menarik sudut bibirnya. Seringaian kecil tercetak jelas disana, "Terus mau kalian apa? Gue udah sempetin kesini."

"Fokus, Res. Fokus.. geng SMALA bisa hancur kalau lo gini terus." Sambar Richard sambil menahan tawa. Untung saja, posisi Richard dibelakang Zaenal. Jadi, aksinya yang ingin tertawa ngakak tak terlihat.

Fernan yang tadinya diam bersuara, "SMALA butuh ketua yang bertanggungjawab. Lo harusnya sadar diri untuk itu." Ujar Fernan seolah mengkritik Ares padahal sepasang mata Fernan menatap tajam kearah Zaenal.

Ares memiringkan senyum. Ares menampakan wajah kecewa,"Huh, kalian nggak bisa ngertiin gue? Come on, gue lagi punya banyak masalah. Kalian bahkan nggak ada yang peduli sama masalah gue'kan?"

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang