E M P A T P U L U H T U J U H

162 27 20
                                    

• AVIOR GENG •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AVIOR GENG •

V

ino menyampirkan jaket hitamnya di sandaran kursi. Di dalam markas, sudah ada anggota geng tempur SNARA dalam formasi lengkap.

Sangga juga ada. Mereka duduk melingkar di kursi telah yang disediakan.

"Gue mau kita voting." Tutur Vino buka suara. Vino menatap tegas satu-persatu anggotanya yang tampak kebingungan.

"Voting apa, Vin?" Tanya Renald. Cowok pecicilan yang gemar sekali membolos itu adalah teman akrab Vano.

"Apa kalian setuju kalau berdamai dengan SMALA?" Tanya Vino cepat. Mereka yang tadinya sedikit berisik langsung diam.

Suasana markas menjadi hening. Tak ada yang berani bersuara bahkan berucap. Vino mendesah kesal.

"Kita bisa nyatuin SNARA dan SMALA jadi sebuah geng yang besar di Bandung. Bukannya itu terdengar menarik?" Tanya Vino sambil mengangkat ujung bibirnya. Ia berharap idenya dapat disetujui dengan mudah.

Sayangnya, Renald menggelengkan kepala, "Ide yang sangat buruk. Lo mau damai sama musuh bebuyutan kita sendiri? Mau ditaruh dimana muka kita, Vin?" Balas Renald tak habis pikir.

Sebagai salah satu orang yang membenci geng SMALA, tentunya Renald tak terima. Bertemu saja tak mau apalagi harus bersatu.

Vino menatap Renald tegas namun Sangga sudah lebih dulu bersuara.

"Justru itu bagus. Dengan bersatu sama SMALA, geng kita bakal lebih disegani dan ditakuti." Jelas Sangga mengambil sudut pandang lainnya.

"SMAJAYA, SNAKA, SMASE.. mereka nggak akan berani bermain-main sama kita lagi." Lanjutnya sambil mengabsen nama-nama sekolah yang sering mencari gara-gara pada SNARA.

"Gue setuju." Kata salah satu orang di pojokan.

Vino menaikkan sudut bibirnya, "Selain Zidan, ada yang setuju lagi?" Tanya Vino membuat beberapa orang mengacungkan tangan.

"Cewek gue disana. Jelaslah gue seneng kalau kita bisa akur." Ucap Filan sambil menyengir. Baru kali ini Filan bisa berbicara terang-terangan didepan teman satu gengnya.

Yang lainpun terlihat mengangguk setuju kecuali Renald yang masih teguh pada pendiriannya. Mereka yang setuju tentunya memiliki pikiran yang sama. SNARA dan SMALA sama-sama geng yang kuat dan jika bersatu sudah pasti akan terbentuklah geng yang besar.

"Lo masih belum setuju?" Tanya Vino kesal.

Renald mengepalkan tangannya, "Bukannya lo benci Ares? Kenapa lo malah kasih ide yang nggak masuk akal kayak gini." Ungkap Renald. Terdengar emosi dari nada suaranya.

Vino melirik Sangga sementara Sangga hanya menatap Vino santai.

"Lo boleh keluar." Kata Vino sambil bersedekap.

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang