[COMPLETED]
Dia Penyendiri. Dia Lebih Mencintai Sepi. Dia Hanya Perindu Keramaian Yang Selalu Menjadi Ilusi. Dia ingin Berbaur Tanpa Merasa Tersakiti.
Floresta Saquella, gadis biasa saja yang ditempatkan disekitar orang luar biasa. Dirinya selalu te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• TEST #1 •
Suasana di ruangan sempit ini terasa panas. Aura persaingan terasa jelas. Fernan dan Sangga berdiri berhadapan. Kakak beradik beda ibu itu saling melayangkan tatapan tajam.
"Gue udah bilang berkali-kali sama lo. Jangan ganggu Ares dan Flea!" Cetus Fernan tajam. Fernan menatap adik tirinya itu tak suka.
Sangga menatap Fernan tak mau kalah, "Ares juga teman gue. Gue bakal bersaing sehat sama dia!" ungkapnya dengan sorot mata berkilat. Fernan sedikit terpancing emosi karenanya.
Fernan mencengkram kerah kemeja adiknya sedikit kasar, "Ga, lo udah tahu secinta apa Flea sama Ares. Lo juga tahu kalau Ares cinta banget sama Flea. Lo tega nambahin rintangan di cinta mereka?!" Tanya Fernan berharap adik tirinya itu sadar. Fernan tanpa sadar sudah ikut meninggikan suaranya.
Sangga berdecak. Sangga menepis tangan Fernan dari kerah kemejanya, "Gue udah coba untuk biasa aja, Fer. Nyatanya gue nggak bisa." tolak Sangga bersedekap.
"Ayolah, cewek banyak. Gue bisa suruh Irish buat comblangin lo ke Evita kalau lo mau." Bujuk Fernan memohon.
Sangga memalingkan wajahnya, "Liat nanti aja." dengus Sangga lalu melengos begitu saja.
Sangga berjalan cepat ke arah kamar. Ia membanting tubuhnya ke atas kasur.
Sangga sibuk berkutat dengan pikirannya. Sangga sendiri masih tak yakin jika ia mencintai Flea. Tetapi, Sangga merasa jika Sangga tak bisa kehilangan gadis itu. Sangga sudah terlalu jatuh cinta dengan senyumnya.
•••
Ares mondar-mandir di dalam kamar apartment-nya. Ia sudah menghubungi Marzel sejak tadi tetapi daddynya itu sepertinya sedang sibuk.
Tingkah aneh Ares itu membuat Roneo bosan.
"Kayak setrikaan aja lo." ejek Roneo sambil menikmati roti dadar yang baru dibelinya dari depan apart.
Ares berdecih. Ares mengacak rambutnya frustasi, "Cinta lo seribet ini nggak sih, kak?!" Tanya Ares heran. Entah kenapa cintanya dengan Flea tak pernah berjalan mulus.
Roneo menggigit roti dadarnya sebelum bercerita,"Gue sih dulu kenal Chelsa di cafe. Dia cewek yang nggak ribet. Kita akrab dan menikah. Gitu aja." ucap Roneo menceritakan kisah romansanya dengan mendiang istrinya.
Cerita Roneo itu sanggup membuat Ares iri. Hubungan orang disekitarnya nyatanya tak seribet ini.
"Simple banget." gumam Ares iri.
Roneo tergelak, "Kalau mau yang ribet, ribetan kisah kakak lo!" ungkapnya.
Ares menaikkan sebelah alisnya. Ia mendadak penasaran, "kak Leyna? kak Leyca? kak Leyta?" tanya Ares.
Roneo menarik nafasnya dalam, "Ley--buahahahaa.." belum bercerita Roneo sudah meledakan tawanya duluan. Ares menepuk jidat melihat kelakuan kakak sepupunya.