E M P A T P U L U H S E M B I L A N

152 27 15
                                        

• MELANGKAH PERGI •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• MELANGKAH PERGI •

Ares benar-benar menuruti Valerie. Cowok itu memilih meninggalkan motornya di kafe dan ikut naik di mobil merah milik Valerie.

Awalnya, Ares juga tak mau tetapi Valerie terus membujuknya. Katanya, biar tidak ketahuan.

Mobil merah milik Valerie itu berjalan ke belokan belakang SMALA. Gadis itu memberhentikan mobilnya agak jauh dari gerombolan yang ada didepannya.

"Itu temen lo, kan?" Tanya Valerie sambil menunjuk kearah gerombolan anak-anak SMALA.

Ares mengikuti arah jari telunjuk Valerie. Disana ada Zean, Mike, Fernan, Richard, dan beberapa anak SMALA yang lainnya. Mereka tampak bercerita atau mungkin lebih tepatnya berdiskusi.

Sesaat kemudian, motor sport berwarna merah berhenti tepat didepan mereka. Dua orang gadis berwajah serupa turun dari motornya. Mereka berdua mengembangkan senyum sambil menyapa satu sama lainnya.

"Flea?" Gumam Ares terkejut membuat Valerie tersenyum kemenangan.

"Coba tebak, kenapa mereka nggak ngajak lo? Ini bukan rencana suprise ulang tahun lo, kan?" Tanya Valerie sambil melirik Ares melalui sudut matanya.

Ares masih tampak diam. Ares tak ingin berpikiran buruk tentang mereka. Hari ini atau beberapa hari ke depan memang bukan hari ulang tahunnya tetapi Ares tak ingin menghakimi teman-temannya tanpa dasar yang jelas.

Zean menaiki motornya dengan Mike yang membonceng dibelakang. Richard dan Fernan juga berboncengan. Flea dan Freya juga sama.

Hanya anak-anak SMALA yang lain yang kebanyakan memilih menggunakan motornya masing-masing.

Mereka melajukan motornya ke tempat yang Ares tak tahu mau kemana. Valerie juga ikut serta. Gadis itu mengikuti rombongan motor dari kejauhan.

"Gue kasihan sih sama lo. Pasti ngerasa dibohongin yaa?" Tanya Valerie bersimpati.

Ares menoleh sejenak. Tatapan matanya masih tajam, "Diem lo!" Bentaknya.

Valerie tak menjawab. Valerie malah tertawa pelan. Setidaknya, Valerie sudah berusaha membuat Ares emosi. Jadi, setelah Ares melihat apa yang terjadi disana, emosi cowok itu pasti langsung meledak.

Motor-motor sport itu berhenti di depan sebuah pemakaman umum di kota Bandung. Diantara mereka, ada yang sudah menenteng bunga ataupun sebotol air.

"Mereka mau ke makam siapa?" Gumam Ares yang mampu di dengar Valerie.

Valerie mengembangkan senyumnya. Gadis itu keluar dari mobil terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Ares.

"Lo penasaran? Ayo, turun." Ajaknya sambil menggandeng tangan Ares.

Ares dan Valerie mengikuti anak-anak SMALA dari belakang. Mereka berjalan mengendap-endap agar tak ketahuan.

Zean, Mike, Fernan, Richard bersimpuh dihadapan salah satu makam. Freya bahkan sudah mengusap nisan makam itu dengan kesedihan yang tercetak jelas.

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang