E N A M P U L U H L I M A

159 26 27
                                        

• TEST 2 •• BERAKHIR DISINI •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• TEST 2 •
• BERAKHIR DISINI •

Wanita paruh baya itu berlari masuk ke dalam hutan. Sepasang matanya sesekali menyipit terkena pantulan sinar matahari. Ia berusaha menyembunyikan dirinya diantara lebatnya pepohonan. Jubah hitam yang ia pakai berkibar terkena angin. Begitu pula, dengan rambut panjangnya yang beberapa sudah memutih.

Ares terengah-engah. Ia mengatur nafasnya yang kelelahan. Ares sudah sampai di lokasi yang Gino bilang. Berbekal google maps, Ares datang kesini sendirian. Bisa dibilang, ia termasuk nekat.

Ares menyeka keringat di dahinya. Ares terpaksa berlari ke dalam hutan setelah melihat wanita yang Ares duga adalah Karina berlari masuk ke arah sana. Karina yang seakan tahu di datangi sepertinya berusaha menghindar.

Srek!

Suara krusak-krusuk dan ranting patah terdengar dari arah semak-semak yang tak jauh dari Ares berada. Ares berjalan dengan hati-hati ke arah sana.

Hutan ini sangat sepi. Terlampau sepi. Mungkin hampir tak ada yang mau masuk ke dalam sini. Mitosnya, hutan ini cukup angker membuat orang-orang enggan untuk masuk lebih jauh ke dalam.

"Tante Karina..?" Tanya Ares sambil membuka semak-semak itu perlahan. Tatapan mata Ares terpaku pada satu titik. Ia sebisa mungkin untuk tak lengah.

Benar saja, setelah semak itu tersingkap, ada seorang wanita paruh baya yang sedang meringkuk dibaliknya.

Setelah ketahuan, wanita itu berdiri tegak. Dengan sebuah tongkat ditangannya, wanita itu menatap Ares dengan tatapan tajam.

"Anda--tante Karina?" Tanya Ares hati-hati. Sebisa mungkin, Ares tetap bertindak sopan. Bagaimanapun, wanita paruh baya didepannya itu mungkin saja tante dari Flea.

Mendengar pertanyaan Ares, wanita itu menarik ujung bibirnya. Seulas senyum miring tercetak dengan jelas. Tongkat di tangannya di ketuk beberapa kali ke atas tanah. Tanpa memberi aba-aba, tongkat itu melayang di udara.

Ares menyipitkan sepasang matanya. Tak diberi kesempatan untuk menghindar, tongkat itu jatuh dengan keras ke tengkuk Ares.

Bugh!

"AAAH!!!"

Ares mengerang kesakitan. Pandangannya memburam. Rasanya seperti berkunang-kunang. Penglihatannya perlahan samar.

Hingga pada akhirnya, pandangan Ares menggelap. Ares jatuh pingsan begitu saja.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang