S E B E L A S

254 40 124
                                        

● TEROR MENYERAMKAN ●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TEROR MENYERAMKAN ●

Flea mengayunkan kakinya yang menggantung diatas bangku. Ia sedang mendengarkan Sisca yang daritadi mencurhatkan segala keluh kesahnya.

"Gue tadi dicegat sama kak Vale. Dia nanyain lo. Yaudah deh gue jawab aja kalo gue gak tahu. Eh rambut gue malah dijambak sambil disiram pake jus." Curhat Sisca dengan mimik wajah menahan kesal. Gadis itu juga masih merapikan rambutnya yang basah karena bekas siraman jus.

Flea menatap Sisca dengan raut wajah tak terbaca. Gadis itu memeluk Sisca erat dan mengusap rambut Sisca penuh sayang.

"Maaf ya.. gara-gara aku, kamu jadi kena imbasnya." Ujar Flea merasa tak enak. Flea merasa jika dirinya sudah terlalu banyak merepotkan Sisca.

Sisca melebarkan senyumnya. Sisca membalas pelukan Flea. Gadis itu memeluk tubuh ramping Flea tak kalah erat.

"Bukan salah lo kok." Jawab Sisca dengan manisnya. Sisca tak pernah merasa keberatan. Dengan Flea menjadi sahabatnya, itu sudah cukup bagi Sisca.

"Tapi tetep aja, kak Vale kayak gitu karena kamu sahabat aku."  Kata Flea masih merasa bersalah. Flea rasa, semua ini terjadi karena dirinya.

"Gak masalah sih menurut gue. Gue malah kasihan sama lo, kenapa lo gak pindah sekolah aja sih? Ke SMALA gitu." Tanya Sisca hati-hati.

Flea menghela nafasnya. Gadis itu menggeleng pelan, "Ini sekolah pilihan mama aku. Kamu tahu kan kalau dari lahir aku gak bareng mama." Flea diam membiarkan ucapannya tergantung begitu saja.

"Sekalinya mama dateng, mama ngajak aku dan nunjukin kalau aku harus sekolah disini. Aku gak mau bikin mama aku sedih." Lanjut Flea dengan raut sedih.

"Tapi nyokap lo jauh lebih sedih lagi kalau tau anaknya dibully." Ujar Sisca mengungkapkan ucapannya yang sejak dulu tersimpan di benaknya.

"Itu gak masalah. Lagipula misalpun aku pindah ke SMALA, aku takut dicap mata-mata SNARA. Mereka juga pasti gak bakal suka sama aku." Kata Flea mengeluarkan alasannya.

"Gak harus SMALA, Flea. Masih banyak sekolah bagus di Bandung." Ucap Sisca meyakinkan. Sisca memang tak mau Flea pindah namun Sisca lebih tak mau lagi jika Flea harus menderita.

"Aku gak mau. Aku maunya SNARA, kan di SNARA ada kamu. "  kata Flea membuat Sisca terkekeh. Lagi dan lagi, Sisca memeluk Flea penuh sayang.

●●●

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang