L I M A P U L U H E N A M

165 27 14
                                        

• DIA KEMBALI •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• DIA KEMBALI •

"Stop, dia nggak salah. Lo nggak bisa hukum dia seenaknya." suara familiar yang sangat Flea kenal membuat Flea menolehkan kepalanya dengan cepat. Flea membelalak. Ia tidak menyangka jika ia bisa bertemu kembali dengan orang itu dalam situasi yang cukup memalukan.

Dia melebarkan senyum khasnya. Dengan tatapan tajamnya yang juga masih sama.

 Dengan tatapan tajamnya yang juga masih sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naresh Yori Alvarendra. Dia masih orang yang sama. Flea terpaku sesaat menyelam dalam tatapan yang sangat dirindukannya.

Ares masih melebarkan senyumnya. Ares melepaskan ban yang menggantung di leher Flea dengan pelan.

Ares juga merapikan anak rambut Flea yang berantakan.

"Gue kangen sama lo, Fle." kata Ares sambil menatap Flea lama. Flea semakin gugup. Gadis itu masih mencerna situasi yang tak ia duga sebelumnya.

Sementara senior, mahasiswa dan mahasiswi baru yang tiba-tiba menjadi penonton dadakan itu bersorak. Mereka juga saling bersiul menyoraki pemandangan romantis yang terjadi didepannya.

Dea yang diabaikan berkacak pinggang. Gadis itu dengan beraninya menjewer telinga Ares dari belakang.

"Lo belain dia karena dia cewek lo, hah? kita harus adil, Res." maki Dea setengah berteriak.

Ares menatap Dea malas. Ares menepis tangan Dea dari telinganya. Tanpa peduli pada Dea lagi, Cowok itu melangkah ke depan dan mengambil salah satu mic yang dibawa salah satu teman seangkatannya.

"Perkenalkan, Saya Naresh Yori Alvarendra. Kebetulan, Saya ketua BEM disini." ucap Ares memperkenalkan diri.

Tak hanya mahasiswa dan mahasiswi baru yang terpekik, Flea juga sama.

Flea tak menyangka. Jika Ares ketua BEM disini, sudah pasti juga jika Ares sudah berada dikampus ini lebih dari 1 tahun. Kenapa Flea tak pernah bertemu?

"Gue nggak suka pembullyan dengan topeng hukuman. Hukuman itu sewajarnya, kalau diluar batas wajar namanya pembullyan."

"Hukuman juga nggak harus selalu tentang fisik. Meskipun Dea wakil gue, gue nggak setuju dengan Dea dan hukumannya."

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang