[COMPLETED]
Dia Penyendiri. Dia Lebih Mencintai Sepi. Dia Hanya Perindu Keramaian Yang Selalu Menjadi Ilusi. Dia ingin Berbaur Tanpa Merasa Tersakiti.
Floresta Saquella, gadis biasa saja yang ditempatkan disekitar orang luar biasa. Dirinya selalu te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• PERPECAHAN •
Di sebuah gedung pencakar langit, semilir angin sejuk menyapu wajah Ares dan Flea. Keduanya sedang berdiri di lantai paling atas dari gedung kantor Bara.
Ares sengaja mengajak Flea kemari untuk menenangkan pikiran. Lagipula mereka sudah telat. Jadi, tak ada salahnya Ares mengajak Flea untuk membahas masalah mereka berdua.
"Aku nggak punya banyak waktu." Kata Flea ketus. Nada suaranya terdengar tak bersahabat.
Ares menampilkan senyumnya. Ares mengenggam tangan Flea hangat, "Senyum dong, kalau jutek gini.. lo tambah gemesin."
"Apaan sih, jangan gombal deh. Mau aku lempar ke bawah?" Ancam Flea galak. Namun tetap saja di mata Ares itu terdengar menggemaskan. Pasalnya, Flea jarang sekali marah padanya.
"Lagi PMS ya?" Tebak Ares sambil terkekeh lucu.
Flea bersedekap. Bibirnya dimajukan ke depan, "Jangan ngalihin deh. Kamu nggak mau ngaku salah?" Kata Flea masih terdengar ketus.
"Ngalihin gimana, Fle? Gue salah apa?"
"Kamu nggak peka ya?! Aku kan udah jelasin panjang lebar."
"Gue minta maaf yaa, Flea. Gue janji nggak bakal ngulangi lagi. Gue bakal lebih ngehargai waktu dan kesehatan yang gue punya." Kata Ares bersungguh-sungguh. Ares mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya tanda peace.
Melihat kesungguhan Ares, senyum puas tercetak jelas di wajah Flea. Flea menampilkan senyum manisnya.
"Maaf ya, aku juga nggak seharusnya bersikap kayak tadi. Kekanakan banget." Kata Flea sambil meringis malu.
Ares tertawa ringan. Cowok itu mengacak rambut Flea gemas.
"Gimana papa lo?" Tanya Ares mengalihkan pembicaraan.
Bibir Flea turun kebawah. Gadis itu meremas rok sekolahnya bingung hendak bicara apa.
"Jujur aja." Kata Ares sambil menatap Flea dalam.
Flea menatap Ares tak kalah dalamnya. Gadis itu menarik nafasnya sebelum berbicara.
"Setelah kamu pulang, papa marah banget. Papa kunciin aku di kamar. Nomer kamu juga dihapus sama papa. Jadi, aku nggak bisa ngehubungin kamu duluan." Jelas Flea.
Flea memang tak hafal nomor telepon Ares. Flea mungkin bisa saja menghubungi Ares menggunakan media sosial lainnya tetapi sayangnya Flea tak mempunyai itu. WhatsApp hanya satu-satunya media sosial yang ada di ponselnya. Selain WhatsApp, hanya ada aplikasi belajar.
Ares menatap Flea dengan tatapan yang tak dapat dijelaskan. Cowok itu menggenggam erat tangan gadisnya.