• MENGUKIR KISAH •
Tangan mereka saling bertautan. Entah sudah berapa kali pasangan itu saling melempar senyum merayakan sesuatu yang baru dalam hidup mereka.
Mereka berdua sedang berjalan bersama di sebuah pusat perbelanjaan. Ares mengajak Flea untuk bersenang-senang.
"Mau ke timezone?" Tanya Ares. Flea mengangguk dengan semangat.
"Ayok." Balas Flea yang kini sudah menarik Ares ke arena permainan.
Oh iya, mereka baru saja jadian beberapa jam yang lalu.
Flashback On
"Will you be my girlfriend?" Tanya Ares sambil menggenggam erat tangan Flea.
Flea tersipu malu dengan wajah yang memerah. Meskipun Ares tak memberinya bunga atau yang lainnya, debaran-debaran ini terasa jelas.
Jantung Flea berdegup kencang. Apa Flea harus menerimanya?
Flea melebarkan senyum manisnya. Flea mengangguk dengan malu-malu, "Yes, I will." Jawabnya membuat senyum Ares terkembang.
Ares menarik Flea ke dalam pelukannya.
Flashback Off
Flea menunjuk ke sebuah kotak yang berisi beragam boneka dengan berbagai ukuran dan bentuk. Permainan capit boneka namanya. Sepasang matanya berbinar senang.
"Aku sering main itu tapi nggak pernah dapet. Kamu mau nggak dapetin bonekanya buat aku?" Tanya Flea dengan puppy eyesnya. Ada sedikit nada menantang dari suaranya.
Ares menganggukan kepala. Cowok itu tersenyum dengan percaya diri.
"Bisalah, siapa takut." Katanya sombong.
Mereka berdua berjalan menuju ke permainan capit boneka. Beruntungnya, saat ini tidak ada orang yang sedang menggunakannya. Mereka bisa langsung bermain tanpa antri terlebih dahulu.
Langsung saja Ares menggesekkan kartu timezone miliknya ke mesin itu. Ia kemudian mulai menggerak-gerakkan capitan boneka yang menggantung dengan menekan-nekan tombol dan tuas yang ada disana.
Ares tampak fokus. Cowok itu mencari-cari posisi yang benar agar capitan itu bisa dengan tepat berada diatas bonekanya.
Setelah merasa posisi capitan sudah tepat, dia menekan tombol untuk menurunkan capitannya.
Capitan itu berhasil mencapit salah satu boneka yang lumayan besar. Ares tersenyum angkuh pada Flea. Flea yang melihatnya hanya tertawa ringan dengan binar mata takjub yang tak dibuat-buat.
Tiba-tiba saja..
PLUK!
Boneka yang sudah dicapit itu terlepas dan jatuh. Melihat kejadian itu, tawa Flea pecah dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLY : Undesirable [END]
Dla nastolatków[COMPLETED] Dia Penyendiri. Dia Lebih Mencintai Sepi. Dia Hanya Perindu Keramaian Yang Selalu Menjadi Ilusi. Dia ingin Berbaur Tanpa Merasa Tersakiti. Floresta Saquella, gadis biasa saja yang ditempatkan disekitar orang luar biasa. Dirinya selalu te...