E N A M P U L U H D U A

155 29 12
                                    

• SEBUAH RESTU •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• SEBUAH RESTU •

Kondisi tubuh Flea sudah semakin membaik sekarang. Demamnya juga sudah perlahan turun. Tubuhnya sudah kembali segar.

Flea mengucir rambutnya keatas. Gadis itu sudah siap dengan celana jeans hitam dan hoodie  berwarna mint kebesarannya.

Flea masuk ke dalam kamar tidur Marzel perlahan. Gadis itu menaruh nampan berisi semangkuk bubur diatas nakas.

"Om, ini sarapannya. Om Marzel jangan lupa makan ya." tutur Flea perhatian.

Marzel menatap Flea dengan tatapan yang tak bisa jelaskan. Wajah lelaki paruh baya itu masih juga pucat.

"Flea, saya ingin mengobrol dengan kamu." pinta Marzel dengan lancar.

Flea yang bersiap untuk melangkah keluar kamar menggantungkan langkahnya. Flea berhenti. Flea berbalik menatap Marzel dan menatap lelaki paruh baya itu sedikit heran.

"Ada apa ya, om?" Tanya Flea sopan.

Marzel menarik tangan Flea mendekat. Flea yang tak siap terhuyung terlalu terkejutnya.

"Oh, maaf.." ucap Marzel karena melihat wajah terkejut sekaligus takut Flea.

Flea menganggukan kepalanya canggung. Gadis itu terlalu bingung dan takut.

"Saya minta maaf sama kamu." akhirnya, kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Marzel.

Flea yang masih dalam mode terkejutnya tak bisa bereaksi apa-apa. Gadis itu masih mematung dengan sepasang matanya yang membola.

"Mungkin kalau kamu nggak nolong saya, saya sudah tidak ada. Setidaknya, saya berbicara seperti ini karena saya masih tahu terimakasih." lanjut Marzel tegas.

Flea menggigit bibir dalamnya. Gadis itu memberanikan diri untuk mengangguk.

"I-Itu udah kewajiban saya untuk nolong, om. Saya juga nggak mungkin diem aja ngeliat om tenggelam." Balas Flea apa adanya.

Marzel tak lagi menjawab. Sorot matanya masih menatap datar ke arah Flea. Jantung Flea berdetak tak karuan. Flea tak bisa memprediksi apa yang akan Marzel katakan dan lakukan kedepannya.

"DAD, JANGAN BIKIN FLEA TAKUT!" Teriakan dari ambang pintu membuat Marzel dan Flea menoleh bebarengan. Atmosfer panas tiba-tiba terasa di ruangan itu.

Ares yang memakai outfit serba hitam dengan slayer hitam bercorak yang diikat dilehernya itu berjalan cepat mendekati Marzel dan Flea. Cowok itu menatap daddynya dengan tegas.

"Aku bakal ajak Flea pulang ke Bandung hari ini." Ucap Ares memberitahu.

Marzel tak bereaksi lebih menanggapinya. Marzel memejamkan matanya sesaat. Ia teringat mimpinya saat pingsan.

Flashback On
Marzel berjalan diruangan serba putih. Asap-asap tipis juga turut mengitari. Disini terasa sepi. Tak ada siapapun kecuali Marzel dan--

BULLY : Undesirable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang